Banjir Kendal
Beberapa Wilayah di Kendal Banjir Karena Sedimentasi Sungai dan Curah Hujan Tinggi
Tingginya curah hujan yang mengguyur Kabupaten Kendal dalam beberapa hari terakhir mengakibatkan air sungai membanjiri permukiman.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: rival al manaf
Seperti contoh banjir di Desa Wonosari Kecamatan Patebon akibat limpasan Sungai Bodri.
Selain itu, kata Sigit, bencana lain juga terjadi di beberapa daerah. Seperti tanah longsor di Desa Protomulyo, Kecamatan Kaliwungu Selatan yang mengakibatkan sebagian tembok dua rumah roboh.
Sementara di Desa Penyangkringan Kecamatan Weleri dan Desa Sukomulyo Kecamatan Kaliwungu Selatan, terjadi bencana pohon tumbang yang menimpa rumah warga. "Tetapi Alhamdulillah, tidak ada korban jiwa," tuturnya.
Sigit mengimbau kepada masyarakat agar tetap waspada selama musim penghujan yang diperkirakan puncaknya hingga akhir Februari.
Katanya, akibat dampak fenomena La Nina, musim hujan tahun ini menjadi lebih ekstrim dibandingkan musim hujan tahun lalu. Curah hujan lebih tinggi 40 persen dari tahun lalu dengan rata-rata mencapai 300 - 500 milimeter.
"Yang harus diwaspadai adalah hujan lebat, limpasan air banjir, longsor, angin ribut dan angin puting beliung," terangnya.
BPBD Kendal mencatat, sejak awal Januari hingga saat ini, telah terjadi 23 bencana longsor, 16 bencana banjir dan 5 bencana angin puting beliung di wilayah Kendal.
• Pemkot Semarang Klaim Bisa Kendalikan Banjir Tanah Mas, Dosen Undip: Masih Ada Masalah Lain
• Video 2.500 Warga Terdampak Banjir Hitam Pekat Diduga Limbah
• Sri dan Nanda Terseret Banjir Bandang saat Duduk di Teras, Keduanya Tewas
• Cek Banjir Berwarna Hitam Pekat, Hartopo: Pura Akan Membantu Penyedotannya
Kata Sigit, bencana banjir terjadi akibat kondisi sungai yang dangkal dan alih fungsi lahan hutan yang diganti dengan tanaman semusim. Oleh karena itu, BPBD berharap kepada pihak yang berwenang agar melakukan perawatan sungai dan hutan agar kondisi alamnya terjaga dengan baik.
"Pemkab Kendal telah menetapkan siaga bencana mulai Oktober 2020 hingga 31 Maret 2021," katanya.
Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Kendal, Iwan Sulistio menambahkan, satu di antara titik yang mendapat perhatian khusus terjadinya bencana adalah tanggul atau bronjong di Desa Lanji Kecamatan Patebon. Katanya, tanggul tersebut beberapa kali mengalami kebocoran akibat debit air Sungai Bodri yang meninggi. Sehingga mengancam warga yang tak jauh dari lokasi.
"Untuk mencegah terjadinya tanggul jebol, BPBD bersama warga setempat melakukan kerja bakti membuat penahan berupa karung plastik yang diisi pasir dan tanah. Kurang lebih ada 1.000 karung yang sudah diberikan untuk menanggulangi banjir yang bisa datang kapan saja," tutupnya. (Sam)