Hari Pers Nasional
Hoaks Semakin Banyak saat Pandemi Covid-19, Pers Diminta Tetap Jadi Benang Merah
Di era keterbukaan informasi, pers memiliki peran yang sangat penting terlebih dalam memerangi hoaks pada situasi pandemi Covid-19 sekarang ini.
TRIBUNJATENG.COM, SLAWI - Di era keterbukaan informasi, pers memiliki peran yang sangat penting terlebih dalam memerangi hoaks pada situasi pandemi Covid-19 sekarang ini.
Karena hoaks telah menjadi persoalan serius dalam kehidupan sosial kemasyarakatan yang menjadi ancaman bagi keutuhan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Pernyataan tersebut disampaikan oleh Bupati Tegal Umi Azizah, saat acara Ngobrol Inspiratif dalam rangka Hari Pers Nasional di Kedai Nyong Kopi pada Kamis (11/2/2021) kemarin.
• Video Dandim dan Kapolres Pati Beri Kejutan Hari Pers Nasional
• Amir Machmud Ajak Wartawan di Tegal Refleksikan Hari Pers Nasional: Harus Profesional
• Wali Kota Tegal Terima Penghargaan Anugerah Kebudayaan di Hari Pers Nasional
"Dari berbagai macam ragamnya, kemunculan hoaks baik itu di media sosial maupun pesan berantai di aplikasi percakapan memang ada yang dibuat karena faktor iseng, sekedar mendulang sensasi ataupun meningkatkan rating dan popularitas."
"Hoaks juga menjadi komoditas yang memang sengaja diciptakan, diproduksi, dikelola secara profesional untuk kepentingan pihak tertentu. Termasuk menggagalkan program vaksinasi Covid-19," papar Bupati Umi, pada Tribunjateng.com, Jumat (12/2/2021).
Dalam press rilisnya, Umi mengajak insan pers untuk tetap mengagendakan dan selalu mengedepankan pemberitaannya pada lima agenda kebijakan strategis, yaitu menjaga persatuan, pencegahan penularan Covid-19, menyukseskan program vaksinasi, memupuk optimisme, dan mendorong kebangkitan ekonomi.
"Kekuatan pers terletak pada kemampuannya melakukan pengarusutamaan, pengartikulasian, dan pembingkaian. Sepanjang hal ini dilakukan terus-menerus dan konsisten, maka pada gilirannya pers akan memberikan andil paling signifikan," jelasnya.
Menurut Umi, andil pers yang paling signifikan adalah pada perubahan cara pandang masyarakat terhadap pandemi dan kesadaran melakukan tindakan-tindakan mandiri dalam menghadapi pandemi.
Melalui peran pula, perubahan rasa tanggung jawab yang lebih besar pada bangsa terjadi dan kemanusiaan tumbuh serta menjadi bagian dari setiap diri warga negara.
"Kehadiran pers sangat diperlukan sebagai referensi primer bagi masyarakat literasi kita sekaligus influencer yang dapat membangkitkan optimisme dan kebangkitan bangsa ini dari situasi krisis dan pandemi," ujar Umi.
• Hari Pers Nasional, Insan Pers di Sragen Bagikan Masker dan Nasi Kotak
• Peringati Hari Pers Nasional, Wartawan Slawi Bagikan 750 Masker dan 75 Nasi Ponggol
• Peringati Hari Pers Nasional, Wartawan Slawi Bagikan 750 Masker dan 75 Nasi Ponggol
Sementara itu, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kabupaten Tegal Dwi Ariadi menuturkan, tantangan media masa sekarang ini yaitu keprihatinan beberapa penerbit banyak yang tutup terdampak adanya pandemi Covid-19.
Sehingga mau tidak mau, pers harus menghadapi tantangan teknologi atau bisa dibilang "dipaksa" menyesuaikan era teknologi informasi saat ini.
Pers memiliki tugas besar untuk beradaptasi baik dengan pandemi Covid-19 maupun media sosial.
"Kunci utama Hari Pers Nasional ini bagi saya adalah bagaimana cara kita beradaptasi dan melakukan percepatan. Yang dimaksud percepatan yaitu pers sebagai perantara bahasa masyarakat supaya mereka (masyarakat) bisa memahami pesan yang ingin disampaikan dari sebuah berita," terangnya. (dta)
Peringatan Hari Pers Nasional, Ketua PWNU Jateng: Pers Itu Ibarat Nabi |
![]() |
---|
PWI Gelar Istighosah Wartawan Peringatan Ke-74 Hari Pers Nasional |
![]() |
---|
Peringati Hari Pers Nasional, Astra Motor Jateng Servis Motor Wartawan Tribun Jateng |
![]() |
---|
Mengenal Sosok Pahlawan Nasional Ruhana Kuddus: Rohana Bikin Surat Kabar Khusus Perempuan 1912 |
![]() |
---|
Deretan Wartawan yang Kini Jadi Tokoh Penting di Indonesia, Dulu Juga Berjibaku Mencari Berita |
![]() |
---|