Berita Batang
Tolak Impor Beras, Petani Batang : Dampaknya Harga Gabah Tingkat Petani Anjlok
Para Petani Batang yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menyatakan penolakan terhadap rencana pemerintah akan impor beras.
Penulis: dina indriani | Editor: rival al manaf
Penulis : Dina Indriani
TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Para Petani Batang yang tergabung dalam Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) menyatakan penolakan terhadap rencana pemerintah akan impor beras.
"Yang jelas semua petani Batang menolak adanya impor beras yang akan dilakukan pemerintah impor beras, kami meminta pemerintah mengkaji ulang rencana tersebut," tutur Ketua KTNA Kecamatan Kandeman, Riyanto, Selasa (23/3/2021).
Bukan tanpa alasan, dikatakannya kebijakan impor beras akan membuat kondisi petani semakin terpuruk karena saat ini sedang menghadapi turunnya harga gabah di pasaran karena dampak pandemi.
Baca juga: Budidaya Tanaman Porang, Sudadi Warga Kab Semarang Raup Rp 800 Juta Pertahun
Baca juga: Chord Kunci Kereta Ini Melaju Terlalu Cepat Nadin Amizah
Baca juga: Sukses Curi 6 Motor, Bocah 16 Tahun Gagal Saat Curi Kotak Amal Masjid
Baca juga: Chord Kunci Gitar Kota Dere
"Apalagi di situasi sekarang dampak pandemi harga gabah di pasaran menurun, yakni Rp 320 Ribu perkuintal di bawah harga pembelian pemerintah yang ditetapkan Rp 420 Ribu perkuintal, harapan kami harganya minimal Rp 450 perkuintal," jelasnya.
Dia juga mengkhawatirkan rncana pemerintah mendatangkan beras impor bisa membuat harga gabah di tingkat petani semakin anjlok.
Baca juga: Wabup Suyono: DAK dari Pemerintah Pusat Belum Sesuai Kebutuhan Pemkab Batang
Baca juga: Apresiasi ETLE, Plt Bupati Kudus Hartopo : Tidak Ada Pungli di Jalan Raya
Baca juga: Zlatan Ibrahimovic Anggap Rekan Setim Seperti Anak Sendiri, Ingin Bertahan AC Milan
Baca juga: Petani di Kota Tegal Tolak Rencana Impor Beras: Beras Kami Nanti Tak Laku
"Karena pasokan beras diprediksi akan meningkat saat beras impor tiba sehingga harga beras petani bisa saja anjlok, mental petani semakin tertekan karena jerih payahnya tidak diharga dengan layak," imbuhnya.
Menurutnya, belum saatnya pemerintah melakukan impor beras dan Bulog harus menyerap produksi petani.
"Dalam waktu dekat akan panen raya sehingga belum waktunya pemerintah impor beras, justru seharusnya Bulog menyerap hasil produksi petani sebanyak-banyaknya," pungkasnya.(din)