Berita Semarang
BPOM Gelar Bintek Iklan dan Penandaan Produk: Kami Ingin Produk yang Dipasarkan Aman
Pelanggaran yang ditemukan: masih banyak produk tanpa izin edar, produk pangan kedaluwarsa, dan mengandung bahan tambahan pangan yang dilarang.
Penulis: hermawan Endra | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pelaku usaha di Jawa Tengah terus didorong agar senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mematuhi regulasi.
Seperti misalnya dalam menyampaikan informasi kebenaran produk melalui penandaan maupun iklan produk yang ditayangkan.
Kepala Balai Besar POM di Semarang, Dra I Gustin Ayu Adhi Aryapatni, Apt mengungkapkan, berdasarkan hasil pengawasan, secara umum menunjukkan bahwa masih terdapat pelanggaran yang dilakukan oleh Pelaku Usaha.
Baca juga: Pasar Guntur Demak Heboh Orang Mranggen Ketahuan Belanja Pakai Uang Palsu
Baca juga: 13 Ucapan Selamat Ramadhan 2021 dalam Bahasa Jawa Viral di WA, IG, Facebook, dan Twitter
Baca juga: Debt Collector Ganas Bacok Kepala Suami Nasabah, Luka Robek 12 Jahitan
Baca juga: BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Hujan Lebat & Angin Kencang Selasa 13 April 2021 Besok
Pelanggaran yang ditemukan pada produk Pangan adalah masih banyak produk pangan tanpa izin edar, produk pangan kedaluwarsa, dan mengandung bahan tambahan pangan yang dilarang.
Selain itu, pelanggaran lain yang masih ditemukan adalah produk dengan penandaan atau label TMK, tidak sesuai dengan yang disetujui saat pendaftaran.
Sedangkan Iklan OT/SK maupun Kosmetika dengan klaim dapat mengobati dan menyembuhkan maupun iklan dengan konten yang berlebihan.
Hal tersebut terpaksa harus di tindaklanjuti dengan pemusnahan, pengamanan produk dan surat peringatan atau pernyataan.
"Sistem pengawasan Obat dan Makanan yang dilakukan oleh Badan POM melibatkan Pemerintah, Pelaku Usaha dan Masyarakat.
Pelaku Usaha mempunyai tanggung jawab menjaga mutu dan menjamin keamanan produk yang diproduksi dan diedarkan kepada konsumen," kata Dra I Gustin Ayu Adhi Aryapatni, Apt dalam sambutan di acara Bintek Iklan & Penandaan OT/SK, Kosmetika, dan Desk CAPA Sarana Produksi Pangan di Ungaran, Senin (12/4).
Adapun narasumber dari acara tersebut antara lain Sub Koord Registrasi Iklan OT/SK
Badan POM RI, Andry Sulistyowati, SSi. Apt. MM, dan Sub Koord Pengawasan Penandaan Kosmetika Badan POM RI, Wiwin Widya Prastiwi.
Pembicara lainnya adalah Dra. Woro P. Hastuti, MKes, (Epid), Purwaningdyah Reny, SFar. Apt, dan Diana Silawati, SFar, Apt, MSc dari BBPOM di Semarang.
Dijelaskannya, semua pihak yang terlibat dalam menjaga mutu dan menjamin keamanan produk Obat dan Makanan, meliputi Obat, OT/SK, Kosmetika maupun makanan harus senantiasa menerapkan prinsip kehati-hatian dengan mematuhi regulasi yang ada, termasuk dalam menyampaikan informasi kebenaran produk melalui penandaan maupun iklan produk yang ditayangkan.
"Dalam rangka terwujudnya Obat dan Makanan yang aman, bermutu dan berkhasiat, pengawalan oleh Badan POM dilakukan sejak penilaian Pre-market yaitu melalui proses perijinan dan Pos-market dengan pemenuhan terhadap ketentuan sejak saat produk diproduksi sampai dengan produk beredar dan dikonsumsi oleh mayarakat, harus terjamin kualitas keamanannya,: ujarnya.
Dra I Gustin Ayu Adhi Aryapatni, Apt berharap dari kegiatan bimtek ini, para pelaku usaha dapat menerapkan pengetahuan di lingkungan industrinya dan bahkan dapat ditularkan kepada sejawat lainnya, sehingga apabila ada pergantian atau perpindahan staf tidak menjadi kendala dan yang lebih penting lagi secara mandiri dapat melakukan tindakan perbaikan dan pencegahan adanya penyimpangan dari ketentuan agar tidak terjadi secara berulang.
"Dalam rangka meningkatkan kompetensi dan menyamakan persepsi terkait peraturan tentang Obat dan Makanan, hari ini akan diberikan materi secara khusus ketentuan Perlabelan dan Iklan pada OT/SK dan Kosmetika serta bimtek penyusunan CAPA (corective dan preventive action) sampai dengan bimbingan pembuatan CAPA kepada pelaku Usaha Makanan atau Minuman," pungkasnya.
Bidang Pemeriksaan Balai Besar POM di Semarang, Woro Pujihastuti menambahkan, kegiatan bintek ini diikuti masing-masing 30 perserta secara luring.
Sedangkan untuk perseta daring ada sekitar 60 pelaku usaha yang hadir.
Pihaknya berharap pelaku usaha dapat mengukuti serta menerapkan materi yang disampaikan selama bintek.
Kegiatan bintek ketentuan penandaan dan iklan untuk produk obat tradisional, suplemen kesehatan dan kosmetik bertujuan agar pelaku usaha dapat memenuhi ketentuan dalam mengiklankan produk, memberi label sesuai kenyataan kondisi.
Misalnya obat tradisional tidak boleh memberi klain untuk pengobatan itu terkadang masih sering terjadi.
"Efeknya obat tradisional ada pengaruh tapi lama tidak seperti obat. Produk Kosmetik di Jateng temuan BPOM sering terjadi produk tersebut dapat memutihkan, membuat glowing kalau selama belum ada bukti dan data dukung sebaiknya tidak dilakukan," ujarnya.
Sedangkan untuk kegiatan bimtek penyusunan CAPA (corective dan preventive action) dijelaskannya bahwa BPOM rutin melakukan inspeksi ke sarana produksi pelaku usaha secara acak.
Mereka dalam proses produksi harus menerapkan Cara Produksi Pangan Olahan yang Baik (CPPOB).
Tujuannya agar pangan yang diproduksi oleh industri yang telah menerapkan CPPOB lebih aman, dan bermanfaat untuk dikonsumsi masyarakat.
"Kadang para pelaku usaha dalam menindaklanjuti inspeksi balai belum paham apa yang harus dikerjakan, itu dituangkan ke dalam laporan CAPA.
Saat ini dilakukan Bintek dari yang kemarin sudah diinspeksi dari Balai tetapi sampai sekarang belum dibuat laporannya.
Nah kami undang untuk yang masih bermasalah itu agar dapat menyelesaikannya hari ini," ujarnya. (wan)
Baca juga: China Terbangkan 25 Jet Tempur dan Pengebom ke Taiwan, Disebut sebagai Serbuan Terbesar
Baca juga: Anak Kesakitan saat Berjalan, Ibu Syok Dengar Pengakuannya Setelah Diperiksa Bidan
Baca juga: THR 2021 Wajib Dibayarkan Tidak Boleh Dicicil, KSPI: Banyak Perusahaan Belum Lunasi THR 2020
Baca juga: Seorang Pria Kulit Hitam Ditembak Mati, Polisi Sebut sebagai Kecelakaan