Ganjar Pranowo
Peran Ganda Kartini Masa Kini bagi Atikoh Ganjar Pranowo
Atikoh menilai perempuan yang mengambil pilihan peran ganda lebih kepada keinginan untuk aktualisasi diri dan mengabdikan ilmunya.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Daniel Ari Purnomo
Namun, kata dia, ketika perempuan mengambil peran ganda untuk bekerja dan mengurus rumah tangga, harus ada kesepakatan dari awal dengan suami ketika sudah membangun mahligai rumah tangga.
"Boleh nggak saya bekerja? Itu harus dikomunikasikan dan ada kesepakatan dengan pasangan, ini penting. Walaupun pekerjaan kita biasa-biasa saja, ini merupakan satu bentuk aktualisasi diri kita," ucapnya.
Setiap perempuan memiliki peran penting. Sesuai dengan bidang keahlian masing-masing. Berperan sebagai apapun bisa dilakukan, besar atau kecil semuanya berarti.
Karena ada kesepakatan, tentunya ada konsekuensi yang harus diterima. Atikoh merasakan saat menjadi perempuan berperan ganda pada awal-awal pernikahan tidak ada masalah. Namun, tantangan hadir ketika dirinya memiliki momongan.
Ia harus memikirkan pola asuh dalam rumah tangga terhadap buah hatinya. Diperlukan supporting system atau sistem pendukung untuk membantunya di rumah ketika dirinya harus bekerja.
Memang terkadang dirinya sebagai seorang ibu merasakan dilema secara psikologis. Merasa bersalah harus bekerja dan meninggalkan anaknya yang masih balita di bawah asuhan orang lain. Dilema ini yang terkadang menyelimutinya dan membuatnya murung.
"Kalau sudah merasakan dilema itu, nanti dirasakan di kantor yang bekerja tidak perform bagus sehingga menimbulkan pendapat dari atasan bahwa kita kurang profesional. Dan ini malah jadi beban untuk team work di kantor. Berangkat kantor telat karena punya anak kecil. Itu justru sikap yang bisa mereduksi kepercayaan bahwa perempuan itu bisa berperan ganda," ujarnya.
Atikoh juga menekankan jika perempuan harus memilih jalan berperan ganda, harus ada kontribusi besar dari suami untuk ikut mengasuh sang buah hati. Itu pernah dirasakannya ketika harus melanjutkan studi ke Jepang di saat buah hatinya, Muhammad Zinedine Alam Ganjar masih balita yang mana membutuhkan lebih banyak kasih sayang seorang ibu.
"Supporting dari pasangan sangat penting. Saat itu, Mas Ganjar yang sangat mendukung saya untuk kuliah di Jepang karena ada kesempatan. Mas Ganjar pun jadi single parent saat itu. Ada yang mengatakan ngapain harus capek-capek toh ada suami yang bekerja, bukan itu semata. Masih banyak yang harus diluruskan ketika perempuan mengambil peran ganda," katanya.