Berita Sragen
Enam Pemudik yang Diisolasi di Sragen Minta Pulang, Mimpi Aneh dan Dihantui Pengalaman Mistis
Enam orang pemudik yang dikarantina di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen meminta pulang.
TRIBUNJATENG.COM, SRAGEN - Enam orang pemudik yang dikarantina di Desa Sepat, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen meminta pulang.
Pasalnya keenamnya mengalami mimpi buruk dan merasa dihantui dengan pengalaman mistis.
Rumah isolasi pemudik di desa setempat memang dikenal angker.
Mereka pun tak betah tinggal dan meminta dijemput keluarganya dari rumah yang dimiliki Kepala Desa Sepat Mulyono.
Baca juga: Hendi Keluarkan Edaran Larangan Bepergian dan Wajib Karantina di Kota Samarang
Baca juga: Pemudik yang Nekat Masuk Banyumas Wajib Karantina, Biaya Makan Ditanggung Sendiri
Baca juga: Semua Pemudik Masuk Solo Wajib Karantina Meski Swab Negatif
"Rasanya takut. Bermimpi aneh-aneh setelah itu, mereka bercerita ke teman-temannya," kata Mulyono dikutip dari Tribunnews.com, Sabtu (24/4/2021).
"Akhirnya mereka berpikir untuk menuruti apa yang jadi aturan pemerintah," ujarnya.
Mulyono menceritakan rumah seluas 400 meter persegi tersebut memang sudah puluhan tahun tidak dihuni.
Terakhir, rumah milik Mulyono tersebut dipakai sebagai gudang tas.
"Mau masuk rasanya merinding takut," katanya.
Mulyono menuturkan beberapa orang pernah coba menginap di dalam rumah itu sekali.
Namun, pengalaman kurang mengenakan didapatkan mereka.
"Dulu kita mau ke rumah itu mau buka gerbang rasanya takut, selama 10 tahun gak di rumah itu peteng dhedet (gelap sekali) tanpa dinyalakan lampu," tutur dia.
"Itu juga dulu kita pernah tidur di situ kita seperti dipegangi makhluk yang tidak kelihatan," tambahnya.
Meski ditengarai berhantu, rumah tersebut tetap dipakai sebagai lokasi karantina para pemudik.
Itu supaya memberikan efek jera kepada mereka.