Berita Semarang
Kabar Gembira Bagi Jemaah Wisata Religi, Pemkot Semarang akan Koneksikan Seluruh Makam Tokoh Agama
Pemerintah Kota Semarang akan menata seluruh wisata religi. Dari data Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim) Kota Semarang tercatat ada sekitar 16
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
Namun setidaknya, pihaknya akan fasilitasi tempat wudhu dan toilet.
"Untuk makam KH Sholeh Darat, kami akan revisi sesuai masukan para kyai. Nanti kami paparkan lagi Juni. Kalau oke, kami action Juli-Agustus. Kami harap saat Pak Wali sudah selesai jabatan, semua wisata religi sudsh terkoneksi," jelasnya.
Perwakilan tokoh ulama yang juga Ketua PCNU Kota Semarang, Anashom mengapresiasi inisiatif Pemkot yang merencanakan renovasi makam ulama.
Di makam Sholeh Darat, pihaknya menyetujui konsep jalur bawah karena secara syariah diperbolehkan. Jika menggunakan jalur atas, ada risiko pemindahan beberapa makam.
"Kalau jalur bawah tidak sampai memindahkan makam. Hanya kijingnya yang kena," ujarnya.
Baca juga: Geger Guru Honorer Gantung Diri di Sekolah, Polisi Selidiki Penyebabnya
Baca juga: Warga Menuntut Makam Jenazah Pasien Covid-19 Dibongkar: Sudah Ada Makam Khusus Kenapa di Sini?
Baca juga: Pergoki Pacar di Kamar Hotel, Gadis 22 Tahun Pingsan Kena Bogem Mentah Kekasih yang Terlanjur Panik
Dia berharap, penataan makam juga dibarengi dengan penyediaan lahan parkir.
Pasalnya, setiap tahun jumlah peziarah selalu membludak. Hanya saja, selama pandemi ini, pihaknya membatasi agar tidak terjadi kerumunan.
Dia mengusulkan ada beberapa jalur menuju ke makam KH Sholeh Darat untuk memecah keramaian.
"Ke depan kami juga ingin ada pengelola makam seperti yang lain. Selama ini memang belum ada. Tadi juga ada masukan, diadakan haul besar setiap lima tahun jika sudah tidak dalam kondisi pandemi," tambahnya.
Di sisi lain, lanjut Anashom, ada usalan dari para ulama mengenai pengajuan KH Sholeh darat sebagai pahlawan nasional mengingat beberapa muridnya pun telah menjadi pahlawan masional. Pihaknya akan koordinasi dan konsultaai dengan Kementrian Sosial karena penganugerahan menjadi wewenang Kemensos.
"Data pendukung sudah banyak tulisan. Selain merakyat, beliau juga ulama intelektual yang mengarang karya kitab cukup banyak," imbuhnya. (eyf)