Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Vaksin untuk Pelajar Usia 12-17 Tahun Sudah Tersedia, Bagaimana untuk Anak Usia di Bawah 12?

Pemerintah berupaya agar pembelajaran tatap muka (PTM) bisa dilaksanakan di masa pandemi dengan peningkatan kasus virus Covid-19 saat ini.

Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: moh anhar
(Tribun Jateng/Hermawan Handaka)
Pelajar SMA N 1 Semarang menerima suntikan vaksin COVID-19 dosis pertama dari tenaga kesehatan Pemerintah Kota Semarang, Rabu (14/7/2021). Selain pelajar SMA N 1 Semarang, vaksinasi juga dilaksanakan di SMP N 3 Semarang, SMP N 2 Semarang, SMP N 15 Semarang, dan SMP N 32 Semarang. Untuk pelaksanaan vaksinasi pelajar SMP semua di pusatkan di SMP N 3 Semarang. BIN Jawa Tengah memberikan bantuan 3000 vaksin untuk pelajar. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemerintah berupaya agar pembelajaran tatap muka (PTM) bisa dilaksanakan di masa pandemi dengan peningkatan kasus virus Covid-19 saat ini.

Vaksin untuk pelajar anak-anak dan remaja usia 12-17 telah digulirkan.

Bahkan, vaksinasi untuk pelajar ini juga digencarkan oleh Badan Intelijen Daerah (BIN) dan TNI di daerah.

Vaksinasi banyak digelar di sekolah-sekolah, termasuk di Kota Semarang, misalnya.

Sayangnya, vaksin ini baru ada untuk pelajar atau anak yang berusia 12 tahun ke atas.

Bagi yang berusia di bawah itu, masih harus menunggu vaksin lainnya rilis.

Baca juga: Kasus Covid-19 Turun, Bupati Tegal: Terimakasih Sudah Bersabar Berjuang Menghadapi Pandemi Ini

Baca juga: Wali Kota Salatiga Ajak ASN Penyintas Covid-19 Jadi Pendonor Plasma Konvalesen

Baca juga: Putri Anne Diserang Fans Aladin Ikatan Cinta Gegara Pasang Foto Bareng Arya Saloka Suaminya

Padahal, virus corona ini mampu menyerang manusia di jenjang usia berapa pun dan kapanpun. Bahkan, akhir-akhir ini, jamak anak-anak yang terinfeksi covid.

Dokter spesialis anak Semarang yang juga anggota Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Provinsi Jawa Tengah, Lidya Diah Wulandari menuturkan tim peneliti membutuhkan waktu untuk menemukan dosis vaksin yang tepat untuk anak kecil.

"Anak-anak di bawah 12 tahun belum memenuhi jumlah populasi penelitian. Penelitian dilakukan agar vaksin yang digunakan efektif dan aman," kata Lidya, dalam diskusi virtual, Kamis (22/7/2021).

Peneliti harus memberi dosis yang cukup agar tubuh anak dapat menghasilkan cukup respons imun untuk virus corona.

Selain itu, peneliti pun harus memastikan efek samping yang akan terjadi pada tubuh anak.

"Berdasarkan penelitian dan uji klinis, anak dengan rentang usia 12-17 tahun, hanya muncul efek samping atau KIPI (kejadian ikutan paska imunisasi) ringan," katanya.

KIPI ringn yang dimaksud misalnya nyeri ringan hingga sedang di bagian lengan. Durasi nyeri bervariasi, ada yang selama beberapa jam atau setengah hari.

Namun, tidak ada yang sampai lengannya tidak bisa digerakan.

Kemudian, KIPI demam yang jumlahnya tidak banyak atau tidak lebih dari 20 persen.

Ia berharap vaksin untuk anak usia di bawah 12 tahun bisa dirilis secepatnya dan dimanfaatkan agar anak-anak bisa aman dari paparan covid.

Sehingga, pembelajaran tatap muka sudah siap dilaksanakan.

Ia menuturkan, sejumlah pelajar di beberapa sekolah di Kota Semarang semisal SMAN 1, SMAN 3, dan SMPN 3 sudah diberikan vaksin.

Vaksinasi dilaksanakan bertahap, selain karena jumlah vaksin, juga karena keterbatasan tenaga kesehatan yang bertugas sebagai vaksinator atau tenaga penyuntikan vaksin.

Lidya menambahkan alasan kenapa anak-anak banyak yang terinfeksi covid.

Diketahui bahwa anak positif biasanya dari proses tracing dan testing dimana ada orang dewasa yang terinfeksi terlebih dahulu.

Hal itu dibuktikan dengan tingginya kasus covid dari klaster keluarga.

Kepala Perwakilan UNICEF wilayah Jawa dan Bali yang juga Tim Inti Komunikasi Publik Komite Pengendalian Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN), Arie Rukmantara mengatakan, pemerintah menargetkan vaksinasi untuk anak-anak usia 12-17 tahun sebanyak 26.705.490.

Karena baru diluncurkan, sehingga saat ini baru mencapai 1,84 persen atau 490.818 anak yang mendapatkan suntikan pertama.

Sementara untuk anak-anak yang telah mendapatkan suntikan atau dosis kedua baru 33 anak.

"Sains membuktikan CoronaVac dan Pfizer terbukti memberikan perlindungan kepada anak-anak dan remaja. Vaksin melindungi dari kekritisan dan sakit berat," terangnya.

Menurutnya, vaksin covid memang tidak membuat kebal manusia dari infeksi corona.

Namun demikian, bisa mengurangi risiko fatalitas hingga menyebabkan kematian.

Lalu ia membandingkan dengan pandemi cacar yang berlangsung sekitar 100 tahun yang lalu. Pada masa itu, cacar bisa membunuh orang.

"Hari ini kena cacar cuma bintik merah. Apakah kita kebal? Tidak.

Tapi menghindari komplikasi hingga kematian," ujarnya.

Baca juga: Video Satpol PP Kota Semarang Edukasi Prokes Sambil Bagi Sembako

Baca juga: Gerakan Slawi Gotong Royong, Bagikan Sembako Bantu Masyarakat yang Sedang Isolasi Mandiri

Baca juga: Keluh Pengrajin Peti Jenazah di Semarang, Pembayaran dari Rumah Sakit Molor Hambat Laju Bisnis Kami

Dan sejak 1980, Indonesia bebas cacar. Tidak menutup kemungkinan beberapa tahun mendatang, Indonesia juga akan bebas covid.

Ia juga meminta masyarakat termasuk anak-anak mau divaksin untuk memenuhi herd immunity hingga 70 persen jumlah populasi Indonesia.

"Apakah mau pakai masker puluhan tahun ke depan? Jaga jarak puluhan tahun ke depan? Tinggal pilih saja, mau menerapkan 3M beberapa tahun atau divaksin," imbuh Arie. (*) 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved