Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Sejarah

Jawaban Soeharto saat Soekarno Bertanya: Aku Iki Arep Mbok Apakke?

Sebab, Soekarno lah yang memproklamasikan Kemerdekaan Indonesia bersama Mohammad Hatta, atau yang biasa disapa Bung Hatta

Editor: muslimah
DW INDONESIA Via Kompas.com
Tahun 1965, Sekutu Barat mendukung para jenderal Angkatan Darat karena mencurigai Soekarno condong ke komunis. 

Nah, kebetulan pikirnya. "Saya tak lagi mikir jenis kainnya bermutu atau tidak. Meski saya lihat sudah tidak begitu bagus bahkan sudah robek, pokoknya kain tersebut masih bisa dipakai," kenangnya.

Maklum, di zaman Jepang mutu kain yang dikonsumsi rakyat amat jelek.

Terdorong rasa kebangsaan yang meluap-luap untuk segera mendapatkan kain bakal bendera itu, Kustaryo segera mendatangi si pemilik warung tenda.

Satu-satunya yang dipikirkan, bagaimana caranya mendapatkan barang tersebut.

"Saya beli kain ini dengan harga Rp 500,00, terdiri atas lima lembar ratusan uang zaman Jepang dari kocek saya sendiri.

Melihat uang segitu banyak, si tukang warung hanya terbengong-bengong saja. Transaksi waktu itu tidak berlangsung lama."

Setelah itu buru-buru ia membawa kain merah tersebut ke rumah Ibu Fat. Begitu diserahkan, Kustaryo langsung pergi lagi.

Bahkan ketika bendera itu dikibarkan pada saat proklamasi, ia pun tidak tahu.

"Setelah itu saya lalu pergi dari Jakarta, kembali bergabung dengan rekan-rekan pejuang lain.

Maklum waktu itu tentara Jepang yang bersenjata masih banyak berkeliaran. Belum lagi pasukan Inggris," kenangnya.

Selang beberapa tahun kemudian, suatu hari Kustaryo ketemu Ibu Fat lagi di Yogyakarta.

Iseng-iseng ia bertanya apakah bendera pusaka yang dikibarkan pada saat proklamasi tersebut, adalah bendera yang kain merahnya pemberian dia dulu.

"Bu Fat menjawab, benar! Kain merah yang saya jahit itulah pemberian Saudara.

Saudara memang sungguh berjasa. Terima kasih ... saya sampai lupa," begitu jawaban Ibu Fat seperti yang ditirukan Kustaryo.

Versi lain riwayat bendera pusaka ini, menurut Kustaryo memang belum pernah diketahui umum.

Apalagi beberapa saksi mata yang melihat Lukas memberikan kain tersebut kepada Ny Fatmawati, semuanya sudah tiada.

"Selain Bu Fat, yang sempat melihat adalah Bung Karno dan supir pribadi mereka. Kalau tidak salah namanya Pak Sarip."

Artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terjawab Sebab Sebenarnya Soeharto Beri Soekarno Gelar Pahlawan Proklamasi, Sempat Picu Perdebatan

Sumber: Tribun Jatim
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved