Hari Santri Nasional
Cerita Pembuat Logo Hari Santri Nasional 2021 Asal Pati, Didesain Dalam Waktu Semalam
Sosok desainer logo Hari Santri Nasional 2021 ialah M Shofa Ulul Azmi (29). Pemuda asal Cebolek Kidul, Kecamatan Margoyoso itu mengaku mengerjakan han
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: m nur huda
TRIBUNJATENG.COM, PATI - Logo Hari Santri Nasional 2021 telah secara resmi diluncurkan oleh Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, Selasa (21/9/2021) lalu.
Adapun Hari Santri Nasional sendiri diperingati setiap 22 Oktober.
Logo minimalis yang memuat beberapa unsur filosofi, di antaranya salat, sujud, kebersamaan, semangat, dan berbagi ini ternyata diciptakan oleh seseorang dari kalangan santri yang berasal dari Pati.
Sosok desainer logo tersebut ialah M Shofa Ulul Azmi (29). Pemuda asal Cebolek Kidul, Kecamatan Margoyoso itu mengaku mengerjakan logo Hari Santri Nasional 2021 hanya dalam waktu satu malam saja.
Baca juga: FOKUS: Menghambat Regenerasi Bukti Gagalnya Kaderisasi
Baca juga: Dihadiri Gus Yahya, NU Jateng Nyatakan Rapatkan Barisan Jelang Muktamar ke-34
“Memang deadline-nya sangat mepet. Saya diminta mengerjakan logo ini juga cukup mendadak. Sampai-sampai orang-orang menyebut saya ‘desainer Bandung Bondowoso,” ujar Shofa pada Tribunjateng.com, Senin (11/10/2021).
Pada 12 September 2021, kata Shofa, dirinya dihubungi oleh Hilal Nasrullah, desainer logo Hari Santri 2020 yang ia kenal melalui jejaring Arus Informasi Santri (AIS) Nusantara.
“Kang Hilal kembali mendapat project untuk mengerjakan logo hari santri. Namun, permintaan Kementerian Agama hanya memberi waktu satu malam. Sebab paginya konsep logo sudah harus diserahkan ke Pak Menag. Karena Kang Hilal masih di pondok, akhirnya dia mengajak saya,” kata pria yang pernah mondok di Ponpes Langitan Tuban dan Ponpes Nazzalal Furqoon Salatiga ini.
Hilal sendiri, sebut Shofa, saat ini tengah nyantri di Pondok Pesantren Al-Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.
Shofa menyebut, ketika itu dia dihubungi via WhatsApp pada pukul 19.00 WIB.
Dari Hilal, dia mendapat beberapa brief dari Kemenag mengenai logo yang akan dibuat.
“Tema sudah ditentukan, yaitu Santri Siaga Jiwa Raga. Saya langsung mencari beberapa referensi dan merangkum filosofinya,” kata dia.
Dari tema yang disodorkan Kemenag, shofa merasa tertarik dengan frasa “Jiwa Raga”.
Menurut dia, frasa tersebut sangatlah nyentrik.
“Lalu tiba-tiba inspirasi itu muncul setelah salat isya. Bahwa ketika salat, kita menyerahkan segenap jiwa-raga kita pada Gusti Allah. Benar-benar ikhlas, benar-benar pasrah,” ujar dia.
“Filosofi yang saya temukan adalah sujud, kemudian salat. Awalnya hanya dua itu. Selebihnya mengalir saja. Alhamdulillah pada pukul 02.00 dini hari, logo sudah jadi. Filosofi dan kebutuhan presentasi juga sudah siap,” tambah Shofa.