Berita Solo
Ratusan Mahasiswa UNS Gelar Aksi untuk Korban Diksar Menwa dan Minta Rektorat Bertanggung Jawab
Teriakan “Bubarkan Resimen Mahasiswa (Menwa)!” menggema saat ratusan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo
Penulis: Muhammad Sholekan | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SOLO - Teriakan “Bubarkan Resimen Mahasiswa (Menwa)!” menggema saat ratusan mahasiswa Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo menggelar aksi di depan Gedung Rektorat universitas itu, Senin (1/11).
Mahasiswa yang sebagian besar memakai baju hitam itu mendesak kampus agar mengungkap kasus kematian Gilang Endi Saputra, yang meninggal setelah mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Menwa, secara terbuka.
Mereka juga membawa beberapa membawa poster bertuliskan kalimat sarkas yang ditujukan kepada Menwa. Satu di antara poster besar bertuliskan: “Who's the next?” Poster itu bergambar tengkorak membawa senapan laras panjang dan memakai helm bertuliskan angka 905.
Masih di poster yang sama, pada bagian bawah gambar tersebut itu bertuliskan Jagal Ambil Nyawa, yang merupakan pelesetan dari Jagal Abilawa, nama korps Menwa UNS.
Selain itu, ada poster yang bertuliskan: “Mereka Membunuh Gilang”. Tulisan lain yaitu: “Yen Gagal Dadi Idamane Yo Rasah Sok Keras”. Ada pula, gambar kartun kepala buaya dengan hidung menyerupai babi.
Pantuan Tribun Jateng, ratusan mahasiswa itu berjalan kaki dari Gedung SPMB UNS menuju Rektorat. Mereka mengusung tiga tuntutan kepada pihak kampus.
Tiga tuntutan itu langsung disampaikan oleh Presiden BEM UNS, Zakky Musthofa Zuhad, di depan para Tim Evaluasi UNS Kasus Meninggal Gilang Endi Saputra.
Tuntutan pertama, Rektorat UNS bersikap tegas dan transparan segala bentuk tidak pidana dan informasi terkait kasus Gilang serta memberikan keadilan untuk korban dan keluarga. Kedua, Rektorat UNS dan Menwa bertanggung jawab atas meninggalnya Gilang.
“Ketiga, Rektorat UNS meninjau ulang relevansi dan akan membubarkan Menwa UNS, jika terbukti melanggar peraturan Rektor Nomor 26 Tahun 2020,” kata Zaki.
Setelah mahasiswa menyuarakan tiga tuntutan itu, Rektorat UNS, yang diwakili Wakil Rektor Akademik dan Kemahasiswaan UNS, Prof Ahmad Yunus, menyampaikan tanggapan. Yunus mengatakan, saat ini pihak UNS masih menunggu hasil penyidikan pihak kepolisian untuk memutuskan tidak lanjut pembubaran Menwa UNS.
"Pertama, kami tidak menerima kekerasan dalam bentuk apa pun. Kedua, kita masih menunggu hasil penyidikan terhadap kasus ini. Ketiga, saat ini kami belum menerima hasil autopsi dari pihak kepolisian," ungkap Yunus.
Dia menambahkan, saat ini Tim Evaluasi UNS masih bekerja untuk melakukan analisis data yang mereka kumpulan dan dapatkan data. "Data-data masih kami kumpulkan dan Tim Evaluasi masih berkerja," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Tim Evaluasi UNS, Dr Sunny Ummul Firdaus mengatakan, belum mendapatkan informasi lebih lanjut terkait informasi tersebut. Untuk itu, dia meminta kepada Aliansi Mahasiswa UNS untuk membantu mengumpulkan data untuk keadilan kasus ini.
"Kami harap bisa dibantu untuk bertemu sehingga kami bisa mendapatkan data yang komprehensif terhadap kasus," tandasnya. (kan)
Baca juga: Cerita Trimah yang Dititipkan 3 Anaknya ke Panti Jompo, Kecewa Tahunya Diajak Jalan-jalan
Baca juga: Pemkab Kendal Ajukan Rp 2 M untuk Perbaiki Fasilitas Stadion
Baca juga: Polisi Azani Anak yang Baru Lahir lewat Telepon saat Sedang Bertugas Kejar Teroris, Videonya Viral
Baca juga: Istri Pamer Duit di TikTok, Kapolres Tebing Tinggi Dicopot dari Jabatannya