Berita Semarang
Siswa SMAN 3 Semarang Ikuti Kelas Kemenkeu Mengajar, Jadi Tahu Pengelolaan APBN
Program Kemenkeu Mengajar seri ke-6 digulirkan sebagai serangkaian peringatan Hari Oeang.
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Program Kemenkeu Mengajar seri ke-6 kembali digulirkan sebagai serangkaian peringatan Hari Oeang RI yang ke-75.
Tujuan dari program ini agar generasi muda yang duduk di bangku sekolah bisa memahami pengelolaan keuangan negara.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati mengatakan, jika program Kemenkeu Mengajar terus dilakukan, maka pemahaman generasi muda terkait keuangan bisa semakin luas.
Dengan begitu, harapannya perekonomian Indonesia di masa mendatang akan membaik.
Kemenkeu Mengajar ke-6 merupakan kegiatan kerelawanan mengajar selama satu hari di sekolah melalui media daring.
Sekolah di Jawa Tengah yang menjadi sasaran program ini di antaranya di SMAN 3 Kota Semarang, Selasa (9/11/2021).
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Keuangan (BPPK) Kemenkeu, Andin Hadiyanto yang memberikan sambutan dan materi Kemenkeu Mengajar di SMAN 3 Semarang mengatakan, Kemenkeu Mengajar diadakan serentak di Indonesia dan luar negeri.
"Ribuan pegawai Kemenkeu memberikan pengalaman dan pengetahuan terkait pengelolaan APBN kepada siswa di sekolah," kata Andin.
Kemenkeu Mengajar diikuti lebih dari 2.300 pegawai sebagai relawan dan dihadiri siswa-siswi jenjang pendidikan SD, SMP, SMA dari 342 sekolah serta 10 Sekolah Indonesia di Luar Negeri (SILN) di 6 negara secara serentak pada Selasa.
Lebih lanjut, Andin menerangkan fungsi keuangan negara atau peranan pemerintah dalam menghadapi musibah pandemi Covid-19.
Dampak covid tidak pandang bulu, semua sektor merasakannya, tidak hanya sektor kesehatan, tetapi juga ekonomi dan sosial serta pendidikan.
Misalnya banyak orang yang tertular virus covid-19 sehingga tidak bisa bekerja dan kehilangan pendapatan.
Pemerintah mengimbau untuk tinggal di rumah untuk mencegah penyebaran virus serta melakukan karantina wilayah.
Selain itu, siswa harus sekolah secara virtual melalui internet. Berbagai tempat usaha ditutup. Orang tidak lagi bisa berjualan karena masyarakat menghindari terjadinya penularan.
Orang harus tinggal di rumah sehingga banyak yang kehilangan pekerjaan, banyak yang sulit kemudian untuk kebutuhan pokok untuk makan sehari-hari