Berita Semarang
Anak Jalanan Perlu Diberikan Edukasi Reproduksi: Makan Durian dan Minum Miras Cegah Hamil
Beberapa remaja jalanan menjawab makan durian, minuman bersoda, miras dapat mencegah kehamilan
Penulis: mamdukh adi priyanto | Editor: Catur waskito Edy
"Modul sebagai media pembelajaran bisa dijadikan acuan atau pegangan bagi para pengasuh, pengelola, pendidik, relawan panti dalam melakukan pendampingan bagi remaja binaan," kata Dekan FKM Undip, Dr Budiyono.
Usia remaja merupakan usia yang sangat rentan dan perlu mendapat bimbingan dan pengarahan serta pendidikan, termasuk terkait reproduksi.
Pendidikan kesehatan reproduksi yang dimaksud yakni terkait menstruasi, mimpi basah, perilaku seks pranikah, kehamilan yang tidak diinginkan, aborsi, perilaku seks multipartner (lebih dari satu orang/seks bebas), infeksi menular seksual, HIV, dan AIDS.
Diharapkan remaja mendapatkan pemahaman dan kesadaran yang lengkap akan perilaku berisiko kesehatan seksual dan lainnya. Serta dijadikan bekal untuk menangkal pengaruh lingkungan anjal yang rawan.
Workshop diseminasi model pendidikan kesehatan reproduksi remaja binaan Dinas Sosial Kota Semarang dilaksanakan pada 18-19 November dengan mengundang mitra FKM Undip.
Kepala Seksi/ Subkoordinator Kesehatan Usia Sekolah dan Remaja di Luar Sekolah Direktorat Kesehatan Keluarga Kemenkes, dr Weni Muniarti menuturkan, masa remaja merupakan kesempatan emas yang terakhir untuk menyiapkan seorang anak menjadi kelompok dewasa.
"Pada masa itu ada perubahan fisik, mental, dan psikososial yang erat dengan reproduksi. Undip mengambil penelitian spesifik terkait edukasi kesehatan reproduksi remaja untuk anak jalanan," jelasnya.
Menurutnya, intervensi pemerintah terkait edukasi kesehatan reproduksi selama ini baru menjangkau anak sekolah. Kali ini, Undip 'membuka' jalan edukasi kesehatan reproduksi di luar sekolah atau kepada anjal.
Kesulitan yang dialami tim dari FKM Undip, kata dia, yakni keterbukaan kelompok target atau anjal, apalagi terkait kesehatan reproduksi.
"Jadi saat ditawarkan sesi edukasi ini, mereka mempertimbangkan apa yang mereka dapatkan, sementara mereka harus kehilangan mata pencaharian. Mereka belum sepenuhnya terbuka, mereka masih berpikir sebatas materi yang tampak yang mereka dapatkan," kata Weni.
Ia berharap apa yang dilakukan tim dari Undip dapat dimasukan ke dalam sistem pemerintah daerah. Undip telah membuka jalan terkait pendidikan kesehatan reproduksi, kini gilar pemda melakukan upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan esensial supaya lebih maksimal.
"Ada mitra dari Undip, yang merupakan yayasan, mereka mengambil anak asuh yang merupakan anak jalanan agar keluar dari lingkaran setan, supaya anak-anak mereka tidak menjadi anjal lagi. Kehidupan mereka disokong dan dibiayai untuk keperluan sekolah," ujarnya.(mam)
Baca juga: Jasa Raharja Dukung Pertumbuhan UMKM dengan Pembinaan hingga Permodalan
Baca juga: Desember-Januari Jadi Parameter: Tak Ada Lonjakan, Pandemi Selesai