Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Pesan Pemuda Bantul yang Ditangkap Polisi Karena Jual Genteng Rumah: Sayang Jangan Lupa Makan

Seorang pemuda dipolisikan ibunya karena menjual seluruh perabotan hingga genteng rumah untuk mentraktir pacarnya.

Editor: rival al manaf
(Dokumentasi Polsek Pundong)
Rumah yang Perabotannya dijual anaknya di Kapanewon Pundong, Bantul 

TRIBUNJATENG.COM, BANTUL - Seorang pemuda dipolisikan ibunya karena menjual seluruh perabotan hingga genteng rumah untuk mentraktir pacarnya.

Ibu yang sudah jengkel dengan kelakuan anaknya itu adalah Paliyem, ibu di Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Bagaimana tidak kini rumahnya kosong bahkan tanpa genteng.

Paliyem mengaku geram karena DRS menjual perabot rumah hanya untuk berfoya-foya dengan teman perempuannya.

Baca juga: Ibu di Bantul Penjarakan Anak Karena Jual Perabotan untuk Traktir Pacar, Isi Rumah dan Genteng Ludes

Baca juga: Demi Bahagiakan Pacar, Pemuda Ini Jual Genteng dan Perabot Rumah: Ngojek Online Dapatnya Sedikit

Baca juga: Pemuda Bantul Dipolisikan Ibunya gara-gara Jual Semua Perabot Rumah demi Menyenangkan Wanita

Aparat kepolisian sempat meminta Paliyem untuk memikirkan keputusannya tersebut.

Namun, keesokan harinya Paliyem tetap datang untuk melaporkan DRS.

Tersangka DRS saat berada di Polres Bantul
Tersangka DRS saat berada di Polres Bantul (TRIBUNJOGJA.COM/ Santo Ari)

"Kita kasih waktu biar dipikir dulu. Paginya tetap melaporkan kasus ini," ucap Kepala Unit (Kanit) Reserse Kriminal (Reskrim) Kepolisian Sektor (Polsek) Pundong Ipda Heru Pracoyo, Selasa (23/11/2021).

DRS, warga Padukuhan Paten, Kalurahan Srihardono, Kapanewon Pundong, itu dilaporkan karena menjual hampir seluruh perabot rumah Paliyem, mulai dari daun pintu hingga lemari, dan juga genteng.

Paliyem yang bekerja sebagai asisten rumah tangga (ART) mengaku tak tahu perbuatan anaknya itu.

Pasalnya, sejak suaminya meninggal, Paliyem tinggal di rumah majikannya di Kasihan, Bantul.

Sementara itu, menurut Heru, DRS menjual perabotan rumah orangtuanya itu dengan harga tak wajar. 

"Harganya tidak sesuai, yang penting dia dapat uang. Uangnya itu digunakan untuk foya-foya bersama teman perempuannya," ujarnya, Selasa.

Lemari dan empat kursi panjang, kata Heru, dijual seharga Rp 500.000.

Lalu, dua daun pintu, meja, dan kursi dijual seharga Rp 700.000. Padahal, satu pintu saja untuk harga normal bisa dijual Rp 2,5 juta.

Sementara total kerugian diperkirakan mencapai Rp 24 juta.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved