Berita Semarang
Polemik Undian Lapak Johar Semarang, Hendi Mulai Tegas: Johar Punya Pemerintah, Kami yang Mengatur
Sejumlah pedagang Johar masih belum menerima keputusan hasil pengundian lapak yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang melalui E-Pandawa.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: moh anhar
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sejumlah pedagang Johar masih belum menerima keputusan hasil pengundian lapak yang dilakukan Pemerintah Kota Semarang melalui E-Pandawa.
Sebagian pedagang masih belum menempat lapak hasil undian dengan alasan ingin menempati lapak semula.
Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi menanggapi masih adanya polemik penataan Pasar Johar.
Dia menjelaskan, penataan Pasar Johar dilakukan melalui undian agar adil mengingat kapasitas, terutama Johar Cagar Budaya, tidak mencukupi seluruh pedagang.
Baca juga: Said Aqil Surati Rais Aam PBNU, Bahas Jadwal Penyelenggaraan Muktamar ke-34 NU di Lampung
Baca juga: Polresta Solo Ajukan Berkas Perkara Kasus Kematian Anggota Menwa UNS ke Kejaksaan
Baca juga: Rajin Bayar PBB Tepat Waktu, Catarina Tak Sangka Dapat Hadiah Mobil dari Pemkot Semarang
"Mereka minta kembali lagi ke lapak yang dulu lagi, ya kalau cukup, kalau tidak cukup, lalu gimana solusinya? Misalnya, Johar Utara ada 500 pedagang, kemudian di dibangun hanya 250. Solusinya bagaimana? Ya diundi kan, ya itulah yang paling baik," papar Hendi, sapaannya, Jumat (3/12/2021).
Hendi menegaskan, pedagang yang sudah mendapatkan lapak namun enggan menempati, nantinya akan diberikan kepada pedagang lain yang belum mendapatkan lapak.
Menurutnya, pedagang yang ingin masuk ke Kawasan johar cukup banyak.

"Tidak apa-apa kalau mereka tidak mau pindah. Yang masuk ke situ kan banyak, bisa diganti. Itu punya pemerintah. Kami yang mengatur. Kalau kami atur tidak mau, ya kami kasihkan kepada yang mau saja. Dibuat yang simpel dan sederhana," terangnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan, Fravarta Sadman, melalui staf penataannya menyampaikan, lapak yang disiapkan pemerintah untuk menampung Pedagang Johar sekitar 5.300 yang tersebar di enam blok yakni Johar Utara, Johar Tengah, Johar Selatan, Kanjengan, Alun-Alun Johar, dan Shopping Center Johar.
Namun, berdasarkan jumlah pedagang yang terdaftar sebagai pedagang Pasar Johar tidak bisa menampung semuanya.
"Jadi sebenarnya banyak pedagang yang sudah tidak jualan di MAJT, tapi ikut mendaftar di e-Pendawa, tapi kenyataannya memang tidak aktif, nah ini yang nanti akan kita evaluasi," jelasnya.
Adapun sesuai Perda, jika selama tiga bulan lapak yang dimiliki pedagang tidak digunakan untuk berdagang, Dinas Perdagangan berhak untuk menarik kembali lapak tersebut dan mengalihkan kepemilikan lapak kepada pedagang lain yang belum mendapat lapak.
"Sehingga ketika ada pedagang yang belum mendapat lapak, kemudian kita lihat ada lapak kosong, maka lapak itu akan diberikan kepada pedagang yang lain, jadi semacam antrean tidak bisa langsung semua," terangnya.
Baca juga: Teror Ular Kobra Mengancam Warga Pesawahan Banyumas, Tim Tagana Amankan 5 Anakan dan 2 Indukan
Baca juga: Muncul Corona Varian Omicron, Bupati Kudus Minta Masyarakat Tak Abai Prokes
Diakuinya, menghidupkan kembali pasar yang sudah direvitalisasi tidak semudah membangun pasar baru yang semua pedagang baru bisa masuk.
ia memperkirakan butuh waktu sekitar 2-3 tahun untuk benar-benar menata sebuah pasar revitalisasi termasuk Pasar Johar.
"Berkaca dari beberapa penataan memang tidak bisa langsung serentak masuk," ucapnya.
Karangan bunga #SavePedagangJohar
Sebelumnya diberitakan, sejumlah karangan bunga dari para pedagang Pasar Johar terpampang di depan kantor Dinas Perdagangan Kota Semarang, Jumat (3/12/2021) pagi.
Karangan bunga yang dipenuhi dengan hastag #SavePedagangJohar merupakan bentuk protes dari pedagang terkait penataan Pasar Johar.
Pada hari yang sama, para perwakilan pedagang juga mendatangi kantor Dinas Perdagangan untuk beraudiensi.
Ketua LBH Buser Indonesia selaku pendamping pedagang, Didik Agus Triyanto mengatakan, pihaknya menyampaikan berkas berisi data pedagang yang merasa terlempar dari Johar.
Dia meminta persoalan ini bisa diselesaikan akhir 2021 sehingga pedagang sudah bisa menempati lapak pada awal 2022.

"Permasalahannya masih banyak yang belum mendapatkan lapak dan keluar dari tempat dasaran semula, baik Utara, Tengah, dan Selatan. Intinya, para pedagang ingin kembali lagi ke tempat asal," paparnya.
Menurutnya, ada lebih dari 400 pedagang yang merasa terlempar dari Johar Utara, Tengah, ataupun Selatan.
Hal itu lantaran penataan dilakukan dengan sistem undian menggunakan aplikasi E-Pandawa.
Seorang pedagang, Yanto mengatakan, sebelumnya ia memiliki lapak di Johar Tengah.
Namun hasil undian, dia mendapatkan lapak di Kanjengan.
"Saya dulu di Johar Tengah. Aslinya punya enam lapak, dapat dua di lempar ke kanjengan. Mohon lapak yang lama dikembalikan," pintanya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang, Fravarta Sadman menyadari, ada pihak yang puas dan tidak puas dalam sebuah penataan pasar.
Ia menegaskan, Dinas Perdagangan tidak ada kepentingan apapun dalam penataan lapak ini.
Dia hanya mengembalikan pedagang Johar dalam satu kawasan.
Pedagang yang tergabung dalam Persatuan Pedagang Johar Cagar Budaya yang baru beraudiensi dengan Dinas Perdagangan sebenarnya telah mendapatkan hasil undian.
"Tapi masih belum sreg karena tidak kembali ke lokasi yang lama. Namanya undian kan semacam itu. Mereka masih berharap bisa masuk di situ (lokasi lapak lama). Tentu saja, kami cari solusi bersama," sambung Fravarta.
Fravarta melanjutkan, Dinas Perdagangan akan mengevaluasi penataan tahap pertama.
Pihaknya telah melayangkan surat kepada para pedagang yang sudah mendapatkan lapak untuk segera ditempati.
Baca juga: Surat Al Maun Ayat 1-7, Lengkap dengan Latin dan Terjemahannya
Baca juga: JPEN dan PGN Kerjasama Penuhi Kebutuhan Gas Kawasan Industri se Jateng
Dia juga telah menerima data berkas dari Persatuan Pedagang Johar Cagar Budaya.
Itu akan menjadi bahan evaluasi bersama.
"Dari situ akan kelihatan mana lapak yang ternyata tidak ditempati. Alasannya macam-macam, ada yang sudah tidak berjualan, tapi didaftarkan lagi.
Ada yang keluarga, harapannya dapat lapak berjejeran, undian dapat lapak lokasi pisah-pisah. Dari yang lapak amsih kosong-kosong itu akan kami evaluasi," terangnya. (*)