Smart Women
Makin Termotivasi saat Ditantang, Bintari Bikin Inovasi Bakmi Jawa Kemasan Kering
Menjadi pengusaha yang memberikan lapangan pekerjaan pada orang lain merupakan impian Raden Nganten Bintari Saptanti (44) semenjak remaja.
Penulis: M Nafiul Haris | Editor: moh anhar
Dia menduga, manajemen keuangan yang kurang tertatalah yang membuatnya merugi.
Ketika itu, secara bisnis pada dasarnya merugi, tetapi dia masih menganggap untung karena tak memahami penghitungan bisnis yang baik.
Dia menjelaskan, kondisi yang dialaminya itu baru disadari setelah mengikuti training bisnis bersama Womenpreneur Community (WPC) Kota Semarang.
Tidak ingin usahanya yang sekarang mengalami hal serupa, Bintari kemudian mulai menghitung secara cermat antara modal, keuntungan, dan biaya operasional.
“Di Semarang tidak ada yang berbisnis mi Jogja. Ya sudah, alhamdulillah (Mie Jogja Sundoro) berkembang seperti sekarang ini. Waktu awal itu juga saat mengikuti inkubasi bisnis tahun 2018 bersama WPC, alhamdulillah produk saya meraih juara 3. Sejak itu semakin membuat saya percaya untuk mengembangkan. Artinya, usaha ini punya prospek,” paparnya.
Bintari mengungkapkan, dari pencapaiannya sekarang impiannya untuk membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain akhirnya terwujud.
Meskipun, untuk saat ini rata-rata pekerja masih didominasi para tetangga yang mayoritas janda tidak jauh dari tempat tinggalnya di Mijen, Kota Semarang, dengan total 15 pekerja.
Sekarang, Bintari menargetkan, Mie Jogja Sundoro memiliki cabang lebih banyak serta mudah dijangkau konsumen sehingga mampu bersaing dengan produk mi Samyang asal Korea, yang sekarang banyak menjamur di sejumlah daerah di Indonesia.
Sebab, baginya makanan asli Indonesia tidak kalah enak. Hanya saja, inovasi menjadi tantangan para pelaku UMKM.
“Itu terbukti, dulu saya tidak paham marketplace, malah yang menghubungi untuk kerja sama dulu, mereka dari Blibli.com. Ini berarti produk UMKM, terutama kuliner Indonesia, punya nilai jual tinggi. Indonesia ini pangsa pasarnya luas, hanya kelemahan UMKM mereka tidak paham teknologi. Dari situ, saya memiliki cita-cita membuka toko khusus, nanti menjual produk UMKM Indonesia yang berkualitas,” harapnya.
Bukan itu saja, produknya juga terbukti diminati konsumen luar negeri, seperti Jepang, Australia, Hongkong, Malaysia, Singapura, Amerika Serikat, dan Kanada.
Secara berkala lanjutnya, meski belum skala ekspor, sejumlah warga asing membeli mi Jogja yang dipasarkan lewat marketplace Goorita.com, yang bergerak pada perdagangan luar negeri.
Baca juga: Niat Suami Sembunyi di Plafon Demi Lihat Kekasih Gelap Istrinya, Sosok Asli Si Pria Bikin Nyesek
Baca juga: Berawal dari Teras Rumah, Haifa Kini Punya Lima Cabang Arabian Food, Berikut Kisahnya
Ingin Bantu UMKM yang Terkendala Pemasaran
Keberhasilan membangun usaha, bagi Bintari, merupakan berkah dari Tuhan.
Sebab, kata dia, bisnis Bakmie Jogja Sundoro yang kini ditekuninya, berawal dari modal nekat.