Berita Kesehatan
Masih pakai Minyak Jelantah untuk Masak? Tinggalkan Segera, Ini Rentetan Dampak Buruknya
Memasak makanan dengan minyak jelantah menimbulkan beberapa risiko utama yang perlu diwaspadai sebagai berikut
Mengutip Mayo Clinic, lemak trans yang diproduksi dalam proses kimia dikenal sebagai minyak terhidrogenasi parsial.
Makanan yang sarat dengan lemak trans meningkatkan risiko penyakit jantung, pembunuh utama orang dewasa.
Semakin banyak lemak trans yang dikonsumsi tubuh, akan semakin besar risiko seseorang mengalami penyakit jantung dan gangguan pada pembuluh darah.
3. Menghasilkan radikal bebas
Mengutip Journal of Pharmacology and Therapeutics, selama proses pemanasan minyak jelantah dapat menghasilkan radikal bebas.
Radikal bebas itu akan merusak lipid membran melalui peroksidasi lipid, yang selanjutnya menyebabkan stres oksidatif.
Mengutip Healthline, stres oksidatif adalah kondisi saat terjadi ketidakseimbangan antara aktivitas radikal bebas dan aktivitas antioksidan.
Ketika ada lebih banyak radikal bebas yang ada daripada yang dapat dijaga keseimbangannya oleh antioksidan, radikal bebas dapat mulai merusak jaringan lemak, DNA, dan protein dalam tubuh.
Protein, lipid, dan DNA membentuk sebagian besar fungsi tubuh, sehingga kerusakan dapat menyebabkan sejumlah besar penyakit dari waktu ke waktu, meliputi:
- Diabetes
- Aterosklerosis atau pengerasan pembuluh darah
- Kondisi inflamasi
- Tekanan darah tinggi, yang juga dikenal sebagai hipertensi
- Penyakit jantung
- Penyakit neurodegeneratif, seperti Parkinson dan Alzheimer
- Kanker
- Stres oksidatif juga berkontribusi terhadap penuaan.
4. Menyebabkan reaksi berbahaya
Mengutip Times of India, reaksi seperti oksidasi, hidrolisis, dan polimerisasi terjadi pada penggunaan minyak jelantah untuk memasak.
Dalam reaksi pemanasannya itu akan membentuk senyawa volatil serta produk monomer dan polimer beracun.
Senyawa dan produk tersebut bertanggung jawab untuk memberi minyak rasa tidak enak dan banyak efek negatif pada kesehatan.
Mengutip EPA, senyawa volatil dapat memberikan efek negatif bagi kesehatan, seperti:
- Iritasi mata, hidung, dan tenggorokan
- Sakit kepala, kehilangan koordinasi dan mual .
- Kerusakan hati, ginjal, dan sistem saraf pusat.
- Memicu kanker.
Gejala utama terkait paparan senyawa volatil tersebut meliputi:
- Ketidaknyamanan hidung dan tenggorokan
- Sakit kepala
- Sesak napas
- Mual
- Muntah
- Kelelahan
- Pusing