Berita Kudus
Adu Nasib di Makam Dua Sejoli Raden Ayu Dewi Nawangsih dan Raden Bagus Rinangku yang Tak Direstui
Ribuan warga bersimpuh di bawah rindangnya pepopohan. Di depannya terdapat bungkusan keranjang berisi ingkung ayam utuh
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: Catur waskito Edy
George Quinn dalam bukunya Wali Berandal Tanah Jawa menyebut, budaya ziarah di Jawa dengan keragaman dan kontradiksinya merupakan gugatan terhadap ragam baku agama Islam yang semakin menguat di lanskap keagamaan Indonesia sejak 1980-an.
Menurut ragam ini Islam sejati itu murni dan eksklusif. Kesalehan muncul dari wibawa agama: sunah dan aturan-aturannya.
"Ziarah lokal sama sekali tidak murni dan eksklusif, tidak juga memaksakan wibawa kaku. Ia sangat Islami tetapi memadukan Islam dengan sejarah lokal, semangat kuno melekat di tempat lokal dan gado-gado praktik ibadah yang akarnya tertanam jauh pada masa pra-Islam," tulis Quinn. (*)
Baca juga: Polisi Tempeli Stiker Pemantul Cahaya Median Jalan Flyover Palur
Baca juga: Operasi Pekat Jelang Ramadhan, Polres Sukoharjo Kembali Amankan Ratusan Botol Miras
Baca juga: Kabar Gembira! Pemkab Sragen Bangun Jembatan Penghubung Gilirejo Lama dan Baru
Baca juga: Asal Usul Titik Nol Kilometer Kota Pekalongan Dulunya Bentengnya Daendels Zaman Belanda