Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

IT Telkom

RA Kartini 4.0: Transformasi Perempuan Pada Era Revolusi Industri

Raden Ajeng Kartini dikenal sebagai pahlawan perempuan Indonesia, lahir di Desa Pelemkerep, Kecamatan Mayong, Kabupaten Jepara, tanggal 21 April 1879.

Editor: rival al manaf
istimewa
Ilustrasi RA Kartini 

Lantas apa yang harus dilakukan agar tercapai kesetaraan gender di Indonesia? Ternyata faktor utama untuk mencapainya adalah seberapa cepat kartini-kartini Indonesia menguasai literasi digital.

Kartini-kartini pada masa revolusi industri 4.0 harus lebih banyak lagi meningkatkan minat belajar di bidang STEM (Science Technology Engineering Mathematic), berkarir di bidang IT termasuk di bidang ABC (Artificial Intelligence, Big Data, Cloud & Cyber Security).

Dunia digital yang saat ini didominasi para pria, harus segera diimbangi dengan pemimpin perempuan yang memang benar-benar memiliki kualitas dan kemampuan, bukan sekadar memenuhi kuota keterwakilan.

Berdasarkan data Weforum tahun 2018, asumsi kecepatan literasi saat ini di negara maju membutuhkan waktu 50 tahun untuk mencapai kesetaraan gender yang diprediksi akan terjadi pada 2065. Negara berkembang seperti Indonesia membutuhkan waktu 85 tahun atau tahun 2100 untuk tercapainya kesetaraan gender.

Sehingga untuk mempercepat kesetaraan gender di Indonesia, maka tidak cukup hanya dengan peningkatan keterwakilan perempuan di parlemen dan dunia usaha.

Pemerintah dan industri usaha perlu bekerjasama untuk mempercepat literasi digital bagi perempuan hingga dua kali lipat dari saat ini.

Sehingga Indonesia akan mencapai kesetaraan gender sekitar pada tahun 2060.

Selain upaya peningkatan literasi digital dari pemerintah dan pelaku usaha. Kartini-kartini revolusi industri 4.0 juga harus mampu memotivasi dirinya sendiri untuk memiliki kemauan untuk selalu belajar, berkarya, dan berkeyakinan diri bahwa dia bisa menjadi pemimpin.

Perempuan Indonesia harus terus belajar untuk meningkatkan kompetensi yang dibutuhkan sebagai pemimpin masa kini dan masa yanga akan datang.

Dengan motivasi diri yang kuat, perempuan akan mampu membobol “sekat” yang membatasi impian, potensi, dan karirnya, sehingga bisa menjadi pemimpin yang lebih baik bagi perusahaan dan negaranya.

Perempuan Indonesia juga harus mau belajar meningkatkan kompetensi dan keahlian di bidang digital serta ilmu-ilmu baru di abad 21.

Hal ini untuk meningkatkan kemampuan digital literasi dirinya, memotivasi anak-anak, dan generasi muda perempuan Indonesia serta menjadi teladan bari perempuan lainnya.

Perempuan yang menguasai literasi digital akan meningkatkan GDP negara.

Gross Domestic Product (GDP) juga disebut dengan Produk Domestik Bruto (PDB) merupakan salah satu indikator penting untuk mengukur kondisi perekonomian suatu negara. Diambil dari situs resmi Badan Pusat Statistik, GDP menjadi salah satu indikator penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu negara dalam suatu periode tertentu.

Para perempuan yang memiliki literasi digital tinggi juga bisa mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi bangsa dan tentunya meningkatkan kesejahteraan keluarganya.

Dengan menguasai berbagai ilmu di bidang digital, maka para perempuan di era revolusi industri 4.0 akan lebih banyak lagi menebarkan manfaat bagi keluarga, masyarakat, dan bangsanya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved