Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Kisah Naryo Supeltas Perbatasan Semarang, Sering Dapat Makian Pengemudi Mobil Mewah

Hampir 4 tahun Naryo terjun di jalanan untuk membantu melancarkan arus lalu lintas di perbatasan Kabupaten- Kota Semarang.

Penulis: budi susanto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/BUDI SUSANTO
Kondisi lalu lintas di wilayah perbatasan Kabupaten dan Kota Semarang, Rabu (4/4/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kondisi lalu lintas di perbatasan Kabupaten- Kota Semarang disesaki kendaraan, Rabu (4/5/2022).

Maklum saja, arus balik seusai Lebaran sedang berlangsung di berbagai daerah termasuk di wilayah tersebut.

Di tengah kesemrawutan kondisi lalu lintas itu, bunyi peluit terdengar melengking di antara suara mesin kendaraan.

Baca juga: Kini Waktunya Polres Semarang Fokus ke Objek Wisata, Ini Kata Kapolres AKBP Yovan Fatika

Baca juga: PSIS Semarang Punya Stok Kiper Melimpah, Total Lima Pemain, Kontrak Redondo Diperpanjang

Baca juga: Arus Balik Pemudik Mulai Tampak di GT Kalikangkung Semarang

Baca juga: Beragam Alasan Pemudik Balik Lebih Awal, Seperti Pantauan di GT Kalikangkung Semarang Berikut Ini

Lengkingan suara peluit tersebut berasal dari Naryo (47) yang ada di tengah jalan nasional tersebut.

Mengenakan rompi orange dan topi putih, Naryo secara sigap mengatur arus lalu lintas di jalan tersebut.

Layaknya senjata, peluit yang ditiup Naryo jadi alat untuk mengatur kendaraan yang melintas.

"Sabar maseehh, manuto aku penak-penak (Sabar, nurut saya pasti enak)," katanya secara lantang saat mengarahkan kendaraan di jalan tersebut, Rabu (4/5/2022) sore.

Naryo merupakan satu di antara ratusan sukarelawan pengatur lalu lintas (Supeltas), di Jalan Surakarta- Semarang.

Meski berpenghasilan tak seberapa, secara ikhlas dia membantu kelancaran lalu lintas untuk para pemudik.

Bahkan dia tak kenal waktu untuk membantu kelancaran lalu lintas saat arus mudik hingga balik Lebaran.

Sembari melepas lelah, Naryo stanby sedari pagi hari di perbatasan Kabupaten dan Kota Semarang.

"Kadang sampai pukul 23.00."

"Kalau Lebaran seperti ini tak jarang sampai dini hari," ucap pria ramah yang kental dengan logat Jawa itu kepada Tribunjateng.com, Rabu (4/5/2022).

Naryo juga bercerita keluh-kesah bekerja di jalan, yang acapkali disepelekan pengguna jalan.

"Kadang kena marah pengguna jalan yang tak sabar saat macet parah, tapi saya balas dengan senyuman saja," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved