Berita Kudus
Oleh-oleh Khas Kudus Laku Keras
Oleh-oleh dari Kudus laku keras selama musim lebaran, baik berupa kuliner maupun suvenir.
Penulis: Rifqi Gozali | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS – Oleh-oleh dari Kudus laku keras selama musim lebaran 2022. Baik itu oleh-oleh berupa kuliner maupun suvenir. Sebagian besar pembeli oleh-oleh adalah para pemudik.
“Kalau itu jelas untuk oleh-oleh dan kuliner ini yang baru naik tajam. Oleh-oleh bisa berbentuk makanan bisa berbentuk suvenir. Itu semua laku keras hasil pantauan dari kami,” kata Bupati Kudus HM Hartopo, Minggu (8/5/2022).
Dalam pantuan di beberapa sentra oleh-oleh di Kudus, memang selama libur lebaran ini hampir tidak ada yang sepi. Misalnya pusat oleh-oleh yang ada di Tanggulangin Kudus.
Dalam sehari, satu kios oleh-oleh bisa melayani pemudik yang mampir bisa sampai 100 orang lebih. Jumlah ini berbanding terbalik dengan jumlah pembeli pada musim lebaran tahun kemarin.
Oleh-oleh yang paling diburu oleh para pemudik di sentra tersebut yakni berupa jenang. Para pemudik memilihnya karena dinilai sebagai kudapan khas Kudus.
Selian itu, di sentra kuliner lentog tanjong yang pusatnya ada di Desa Tanjungkarang, pada musim lebaran ini setiap penjaja lentog di sana dalam sehari bisa melayani sampai 400 porsi.
Jumlah ini melonjak sebesar 100 persen jika dibanding dengan hari biasa yang hanya sekitar 200 porsi. Di sentra ini sebagian besar para pembelinya juga para pemudik.
Dua sampel sentra oleh-oleh dan kuliner tersebut bisa menjadi gambaran pada lebaran kali ini memang terdapat lonjakan perputaran uang di Kudus jika dibandingkan dua lebaran sebelumnya.
Hartopo juga mengakui jika pada lebaran kali ini terdapat lonjakan drastis.
“Ke depan tentunya akan mendorong terkait masalah majunya ekonomi di Kudus setelah Covid-19 kemarin. Dengan cara kami membantu dengan marketplace, tentunya dalam hal ini kami akan support masalah kepelatihan banyak untuk mencetak inovasi baru. Masalah kuliner souvenir maupun masalah makanan,” kata dia.
Kemudian, untuk jumlah pemudik yang tiba di Kudus menggunakan bus AKDP dan AKAP dari tanggal 1 sampai 6 Mei mencapai 13.426 orang.
Jumlah itu didapat dari penghitungan yang dilakukan di Terminal Induk Jati Kudus.
Sementara untuk keberangkatan dari 1 sampai 6 Mei di terminal tersebut tercatat ada sebanyak 15.394 orang.
Hartopo mengatakan, data yang ada tersebut tidak bisa menjadi acuan terkait jumlah pemudik di Kudus.
Sebab, data itu hanya dihitung dari jumlah penumpang bus. Sedangkan masih banyak para pemudik yang pulang ke kampung halaman menggunakan kendaran pribadi baik itu mobil maupun sepeda motor.
“Kalau data kurang begitu valid, perhitungan tidak sedetail itu, itu hanya naik bus. Naik mobil dan naik motor tidak terhitung,” katanya. (*)