Berita Kendal
900 Guru TK Kendal Ikuti Workshop Kurikulum Merdeka Belajar, Darwati: Sesuai Tuntutan Zaman
Setiap hari ada 300 guru TK ikuti workshop Kurikulum Merdeka Belajar yang laksanakan Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Kendal.
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Ikatan Guru Taman Kanak-kanak Indonesia (IGTKI) Kabupaten Kendal memberikan fasilitasi workshop kepada 900 guru TK selama tiga hari, 20-22 Juni 2022.
Mereka berkesempatan menimba ilmu lebih dalam terkait implementasi dan strategi kurikulum Merdeka Belajar bersama beberapa narasumber berkompeten di Pendopo Tumenggung Bahurekso Kendal.
Setiap harinya diikuti 300 peserta dari berbagai kecamatan di Kabupaten Kendal.
Baca juga: Harga Cabai Rawit Merah di Pasar Kendal Rp 80 ribu, Omzet Pedagang Anjlok
Baca juga: Pendidikan Ekonomi FE Unnes dengan Kobamie Jaya Kendal Siapkan Wirausaha Koperasi
Ketua IGTKI Kabupaten Kendal, Darwati mengatakan, workshop ini sebagai wadah dalam menjembatani kebutuhan guru TK.
Tujuannya untuk meningkatkan kompetensi masing-masing peserta sebagai tenaga pendidik sebagaimana tuntutan perkembangan zaman.
Satu di antaranya dalam mengimplementasikan kebijakan Kurikulum Merdeka Belajar.
"Workshop ini menghadirkan narasumber Esterina Lasepta selaku penulis buku dan pelatih nasional guru Paud," terangnya kepada Tribunjateng.com, Senin (20/6/2022).
Esterina menyampaikan, Kurikulum Merdeka Belajar artinya, merdeka mengajar bagi pendidik dan anak didik untuk membangun karakter positif serta melesatkan perkembangan kemampuan anak didik.
Baca juga: Pengurus ISSI Kendal Dikukuhkan, Munawir Target Cabor Sepeda Kendal Masuk 3 Besar Porprov
Baca juga: Ratusan Pecinta Burung Macaw Unjuk Kebolehan di Kendal
Dalam kurikulum ini, kata dia, memberikan seluas-luasnya kepada pendidik untuk mengembangkan kemampuan anak secara totalitas.
Selain itu, lanjutnya, guru bisa menggunakan media apa saja yang ada untuk memperluas kemampuan anak didik.
Supaya dapat bernalar baik, berpikir kritis sesuai kemampuan otak masing-masing.
"Media yang digunakan tidak harus menggunakan audio visual, bisa menggunakan apa yang ada di depan mata."
"Misalnya, kerikil pun bisa dijadikan media belajar."
"Sehingga tidak ada lagi alasan bagi guru kesulitan mengajar dan harus bisa mendidik dengan benar," terangnya.
Kepala Disdikbud Kabupaten kendal, Wahyu Yusuf Akhmadi menyampaikan, seorang pendidik harus terus meningkatkan kompetensinya.