Berita Semarang
Sepekan Ada 120 Hewan Ternak Terpapar PMK di Semarang, Zona Merah Meluas Jadi 7 Kecamatan
Kini, PMK sudah menyerang hewan di tujuh kecamatan meliputi Kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, Pedurungan, dan Semarang Timur.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Sepekan di Kota Semarang ada 120 hewan terpapar penyakit mulut dan kuku (PMK).
Angka itu berdasarkan data Dispertan Kota Semarang.
Pada Jumat (24/6/2022), tercatat 696 hewan positif PMK.
Sepekan kemudian, Jumat (1/7/2022), kasus PMK di Kota Semarang menjadi 816 ekor.
Baca juga: Polisi Gagalkan Pengiriman Paket Sabu 1 Kilogram dari Medan ke Semarang
Baca juga: Cerita Novi Rela Bolak-Balik Antar Makanan Anak Tunggu JKT 48 di Mal Ciputra Semarang
Untuk wilayah yang terpapar juga semakin luas.
Mulanya PMK hanya tersebar di Kecamatan Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, dan Pedurungan.
Kini, PMK sudah menyerang hewan di tujuh kecamatan meliputi Kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, Pedurungan, dan Semarang Timur.
Kepala Dispertan Kota Semarang, Hernowo Budi Luhur menyebut, perkembangan PMK di Kota Semarang total ada 816 kasus.
Rincian, mati 13 ekor, 50 sembuh, 718 kasus aktif, 35 potong paksa, dan vaksin PMK baru menyasar 370 ekor.
- Kecamatan Tugu ada 15 kasus aktif.
- Kecamatan Ngaliyan 1 sembuh 1 mati.
- Kecamatan Mijen 4 kasus aktif 1 potong paksa.
- Kecamatan Gunungpati ada 561 kasus aktif, 31 sembuh, 27 potong paksa, dan 6 mati.
- Kecamatan Banyumanik 50 kasus aktif, 3 potong paksa, dan 5 mati.
- Kecamatan Tembalang 83 kasus aktif, 2 potong paksa, 1 mati paksa.
- Kecamatan Pedurungan 18 sembuh, 2 potong paksa, 3 kasus aktif.
- Kecamatan Semarang Timur ada dua kasus aktif.
Baca juga: Wabah PMK Tak Bikin Takut Warga Semarang saat Beli Hewan Kurban
Baca juga: Pria Depresi Bikin Panik Warga Jombor Semarang, Pak Kades: Berdiri di Atap Masjid Selama 8 Jam
Wilayah merah menjadi 7 kecamatan meliputi Kecamatan Tugu, Mijen, Gunungpati, Banyumanik, Tembalang, Pedurungan, Semarang Timur.
Wilayah kuning hanya satu yakni di Kecamatan Ngaliyan.
"Sisanya wilayah hijau tanpa PMK," katanya kepada Tribunjateng.com, Sabtu (2/7/2022).
Diberitakan sebelumnya, wabah PMK yang menyerang hewan berkuku belah seperti sapi dan kambing menyebabkan penjual hewan kurban di Kota Semarang menahan diri.
Mereka tidak memperbanyak stok hewan dibandingkan tahun sebelumnya.
Mereka lebih fokus menjaga kesehatan hewan dan upaya menyakinkan pembeli supaya tetap membeli hewan kurban di tempatnya.
"Iya, saya selalu edukasi pembeli."
"Apa itu PMK supaya mereka tahu bahwa hewan yang dibeli di tempat saya bebas PMK," ujar penjual hewan kurban, Ghofar Ismail (33) kepada Tribunjateng.com, Sabtu (2/7/2022).
Dia menjelaskan ke calon pembeli bahwasanya ciri hewan terpapar PMK pertama kuku ada borok dan bernanah.
Kemudian mulutnya berbusa.
Bahkan, dia tunjukan gambar hewan kena PMK biar lebih memahami.

"Kambing ada yang kena tapi jarang biasanya PMK ke sapi," terangnya.
Selain itu, ia berkata, setiap hewan kurban yang dijualnya selalu diberi antibiotik dan vitamin B Kompleks.
Obat-obatan dibeli antibiotik di toko obat hewan.
Tujuannya agar hewan tetap sehat sampai nanti disembelih.
"Antibiotik barangnya langka, 20 milimeter umumnya seharga Rp 28 ribu."
"Sekarang bisa mencapai harga Rp 50 ribu."
"Itu modal sendiri demi hewan kurban sehat," tuturnya. (*)
Baca juga: Ini Wejangan Kapolres Pati Kepada 72 Anggota Polisi yang Naik Pangkat
Baca juga: Wabah PMK Kurangi Geliat Warga Berkurban, Tafsir: Program Rendang-MU Baru Tercapai Rp 3 Miliar
Baca juga: Perayaan Scudetto AC Milan Berujung Denda Rp 455 Juta, Empat Pemain Ejek Inter, Spanduk Buktinya
Baca juga: Tyrell Malacia Nyaris Gagal Gabung Manchester United, Ayah Si Pitbull Jadi Negosiator