Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Liputan Khusus

Kelompok Rentan Tapi Bukan Sasaran Terdepan Penerima BPUM

"Dulu proses pencairan ribet sekali. Sudah riwa riwi tapi tetap tak berhasil. Tahun 2021, saya juga tidak dapat BPUM...." kata Adib, Ketua Sadifa

Editor: rustam aji
dok. tribun jateng/m olis
PENERIMA BPUM - Warung makan Mbak Nunung di Kecamatan Batealit Kabupaten Jepara, Jateng, penerima BPUM sebesar Rp2,4 juta, tapi kena potong Rp 200 ribu. 

Tahun 2020, BMT USA Cabang Batealit dijatah mengusulkan 500 calon penerima BPUM. Untuk memenuhi kuota itu, Farid gerilya mencari pelaku usaha mikro yang mau diusulkan.

Tidak hanya dari sejumlah desa di Kecamatan Batealit saja namun juga merangsek hingga mereka yang berasal dari kecamatan lain.

Salah satunya Adib Budiono yang tercatat sebagai warga Desa Ngabul Kecamatan Tahunan. Termasuk Bahrul yang merupakan warga Desa Sukosono Kecamatan Tahunan.

Disinggung soal adanya potongan jatah penerima BPUM, Farid menyangkalnya. Menurutnya itu bukan potongan namun atas dasar kerelaan penerima BPUM. Pihaknya juga tak mematok nominal.

 "Itu juga kita salurkan untuk berbagai kegiatan sosial. Penerimanya juga mereka yang membutuhkan semisal santunan anak yatim," terang Farid yang saat ini menjabat Manajer BMT USA Cabang Mantingan, Jepara.

Dari 500 usulan, Farid mengaku lupa berapa jumlah yang lolos sebagai penerima BPUM. Termasuk jumlah  nominal yang diterima dari para penerima BPUM itu.

Ia kembali menegaskan jika tak ada potongan terkait pencairan BPUM.

“Namun atas dasar kesadaran dan kerelaan penerima BPUM yang kita usulkan,” jelasnya.

Ihwal adanya potongan BPUM bukan isapan jempol belaka. Nunung, pelaku usaha mikro di Desa Mindahan, Batealit Jepara harus merelakan Rp200 ribu dari Rp2,4 juta dana BPUM yang diterimanya. Nunung merupakan kreditur Mekaar PNM.

Uang Rp200 ribu jatah BPUM Nunung itu dipotong melalui Yuliana Hasibuan yang merupakan ketua kelompok kreditur Mekaar di sekitar tempat tinggalnya.

Meski berat, perempuan yang memiliki usaha warung makan skala kecil ini mengikuti saja instruksi Yuli.

“Saya tidak tahu uang itu untuk apa dan diberikan siapa?” ujar Nunung.

Saat dikonfirmasi, Yuliana Hasibuan tak menyangkal ihwal pemotongan BPUM kreditur Mekaar di wilayahnya.

Menurutnya, pemotongan itu atas inisiatifnya dan tanpa sepengetahuan pihak Mekaar. Yuli beralasan, potongan BPUM itu untuk solidaritas sesama kreditur Mekaar.

Ada 45 kreditur Mekaar yang dikoordinirnya. Mereka memang ada yang memiliki usaha. Namun mayoritas hanya berstatus ibu rumah tangga dan tak memiliki usaha.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved