Berita Semarang
Penanganan Stunting di Kota Semarang, Rp 6,4 Miliar Sudah Digelontorkan, Buat Apa Saja?
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menyebutkan, Rp 3 miliar dianggarkan untuk pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita stunting.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pemkot Semarang menggelontor anggaran Rp 6,4 miliar untuk penanganan stunting di ibu kota Jawa Tengah.
Anggaran tersebut diporsikan di dua dinas yakni Dinkes dan Dinas Ketahanan Pangan Kota Semarang.
Kepala Dinkes Kota Semarang, Moh Abdul Hakam menyebutkan, Rp 3 miliar dianggarkan untuk pemberian makanan tambahan (PMT) bagi balita stunting.
Baca juga: Universitas Semarang Gelar Lomba Gerakan Aksi Paskibra
Baca juga: Drainase Depan TMP Giri Tunggal Mulai Ditutup, Bagian Perluasan Akses Jalan Sriwijaya Semarang
Program PMT sudah dilakukan pada Maret dan Apil 2022.
Sedangkan sisanya, Rp 3,4 miliar dianggarkan melalui Dinas Ketahanan Pangan berupa pemberian susu yang kegiatannya berlangsung selama sepuluh bulan.
"Di tempat kami anggaran sudah habis."
"Akhirnya, Pemkot Semarang yang diinisiasi oleh Forum Kota Sehat membuat Gerakan Si Bening (Semua Bergerak Menangani Stunting)."
"Siapapun boleh jadi orangtua asuh yang memberikan tambahan makanan dengan fokus atensi anak usia dua tahun ke bawah."
"Yang usia dua ke atas juga tetap dapat atensi," terang Hakam kepada Tribunjateng.com, Minggu (21/8/2022).
Lebih lanjut, Hakam mengatakan, kasus stunting tidak hanya disebabkan karena nutrisi yang kurang namun juga faktor lingkungan.
Misalnya sanitasi lingkungan, tata ruang, kepadatan penduduk, hingga tingkat kekumuhan.
Maka, pihaknya bersama para stakeholder lain untuk penanganan hal tersebut.
Seperti Dinas Perumahan dan Permukiman (Disperkim), Dinas Penataan Ruang (Distaru), dan PDAM.
Baca juga: Kemeriahan HUT Ke-77 RI, Ratusan Orang Berburu Ikan di Embung Ngasinan Kabupaten Semarang
Baca juga: Rangkaian Bank Jateng Friendship Run Dibuka di Semarang, Diikuti 1.000 Pelari
"Jika hanya fokus di PMT, kami hanya dapat 30 persen penanganan."
"Yang 70 persen juga tetap jadi atensi kami."
"Misalnya, PDAM sampling sumber-sumber air, ternyata didapatkan air mengandung coliform."
"Maka, tiap bulan perlu kami lakukan pengecekan," jelasnya.
Menurut Hakam, berbagai upaya yang telah dilakukan Pemkot Semarang dalam penanganan stunting sudah mulai membuahkan hasil yang baik.
Terbukti, pada awal 2022, angka stunting di Kota Semarang tercatat 3,13 persen.
Pada Juli 2022, angka stunting sudah turun 1,36 persen.
Jumlah bayi yang dilakukan operasi timbang sudah hampir 100 persen atau mencapai angka 98 ribu.
"Tiap bulan ada kasus baru, ada pula balita lulus."
"Kriteria lulus ada dua yaitu usia sudah lebih dari lima tahun dan pertumbuhan serta perkembangan bayi sesuai usianya," terangnya. (*)
Baca juga: Potret Kemeriahan Puncak HUT RI di Desa Wisata Kejawar Banyumas, Warga Berebut Gunungan Hasil Bumi
Baca juga: Bikin Paspor Tak Perlu ke Pemalang, Warga Brebes Bisa Manfaatkan Layanan Keliling, Begini Caranya
Baca juga: Belajar Kerajinan Bahan Lunak Buatan Dengan CORE
Baca juga: Menciptakan Kelas Pembelajaran Geografi yang Dinamis dengan Make A Match