Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kesehatan

Angka Covid-19 Naik Lagi di Kota Semarang, Sapras Kesehatan Kembali Jadi Sorotan, Ini Kata Mereka

Dilansir dari laman https://siagacorona.semarangkota.go.id/ kasus postif corona, update terakhir pada Sabtu (5/11/2022) pukul 15.20, ada 145 kasus.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO
Warga melintas di dekat fasilitas tempat cuci tangan yang ditempatkan di trotoar depan Kawasan Wisata Lawangsewu Kota Semarang, Sabtu (5/11/2022). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Angka Covid-19 yang kembali merangkak naik di Kota Semarang tak membuat warga panik.

Hanya saja, beberapa warga meminta agar pemerintah kembali memperbaiki fasilitas kesehatan seperti tempat cuci tangan dan aktif membagikan masker.

"Iya sempat baca berita ada varian baru yakni Omicron XBB, tetapi saya tidak terlalu panik."

"Hanya saja kami minta Pemkot Semarang memberikan dukungan layanan kesehatan yang memadai."

"Seperti tempat cuci tangan maupun lainnya," ujar warga Semarang, Wibby kepada Tribunjateng.com, Sabtu (5/11/2022). 

Baca juga: WASPADA Covid 19 : Tempat Isolasi Terpusat di Rumdin Wali Kota Semarang Kembali Terisi

Menurutnya, ada beberapa fasilitas cuci tangan yang dipasang di tempat fasilitas umum seperti di jalan protokol, taman kota, dan titik lainnya ada yang rusak hingga tak tidak ada sabunnya.

Kondisi itu sepatutnya menjadi perhatian pemerintah supaya kembali menggaungkan prokes (protokol kesehatan).

"Misal di Taman Indonesia Kaya, Jalan Pahlawan, Kota Lama itu tempat keramaian."

"Perlu diperhatikan tempat cuci tangannya karena terkesan tidak terurus seperti rusak dan sabun tidak ada," ujarnya.

Selain itu, pembagian masker ke masyarakat perlu dilakukan kembali.

Hal itu sebagai sosialisasi pula ke warga bahwa Covid-19 masih ada di sekitar mereka.

"Sekarang hal-hal seperti itu hampir tidak ada."

"Wajarlah jika warga anggap sekarang sudah baik-baik saja," ungkapnya.

Warga melintas di dekat fasilitas tempat cuci tangan yang ditempatkan di trotoar depan Kawasan Wisata Lawangsewu Kota Semarang, Sabtu (5/11/2022).
Warga melintas di dekat fasilitas tempat cuci tangan yang ditempatkan di trotoar depan Kawasan Wisata Lawangsewu Kota Semarang, Sabtu (5/11/2022). (TRIBUN JATENG/IWAN ARIFIANTO)

Baca juga: PLN Fokus Pulihkan Pasokan Listrik Pasca Cuaca Ekstrim di Kota Semarang

Disamping itu, tempat publik seperti mal perlu diperketat akses masuknya.

Sebab, sejuah ini mal mudah sekali diakses orang.

"Masuk mal terlalu longgar, aplikasi PeduliLindungi hanya sebagai syarat, tetapi tidak ada melihat track record perjalanannya," tuturnya.

Warga Pendrikan Kidul, Mutiara mengatakan, kondisi Covid-19 sudah dianggap biasa saja sebab selama ini aktivitas masyarakat juga sudah melonggar.

Hanya saja, momen kenaikan Covid-19 menjadi pengingat supaya lebih hati-hati.

"Tidak takut hanya lebih antisipasi saja, semisal Covid-19 kembali muncul varian baru karena takut kena lagi," ucap wanita yang pernah terkena Covid-19 varian Delta ini kepada Tribunjateng.com, Sabtu (5/11/2022).

Dia berkata, mendengar adanya kenaikan Covid-19 sekarang lebih berpikir dua kali semisal akan mendatangi  konser musik dan event di Kota Semarang

"Soal prokes juga tidak terlalu diperhatikan di tempat konser maupun kegiatan lainnya."

"Jadi takut saja karena terlalu ramai," terangnya.

Diberitakan sebelumnya, tiga hari belakangan ini BOR (Bed Occupancy Rate) atau tingkat keterisian tempat tidur isolasi untuk pasien Covid-19 di Kota Semarang mengalami kenaikan hingga 25 persen.

Baca juga: Satpol PP Semarang Copot Baliho Ganjar Petugas Partai Nurut karena Tak Berizin, Ini Tanggapan Ganjar

Dilansir dari laman https://siagacorona.semarangkota.go.id/ kasus postif corona, update terakhir pada Sabtu (5/11/2022) pukul 15.20, ada 145 kasus positif.

Dengan rincian, pasien masih menjalani perawatan 90 dari dalam Kota Semarang dan 55 dari luar Kota Semarang.

Sedangkan pasien suspek 58.

Pasien sembuh mencapai 12.322 dan meninggal 333 kasus sepanjang 2022.

Sehingga total kasus terkonfirmasi sejak 2020 hingga saat ini mencapai angka 106.605.

"Iya mulai dua tiga hari ini, BOR naik di angka 25 persen."

"Pekan lalu masih 10 persen," papar Kabid Pelayanan Kesehatan Dinkes Kota Semarang, Rahma Defi kepada Tribunjateng.com, Sabtu (5/11/2022).

DOKUMENTASI - Suasana isolasi terpusat (isoter) Rumah Dinas Wali Kota Semarang, Februari 2022.
DOKUMENTASI - Suasana isolasi terpusat (isoter) Rumah Dinas Wali Kota Semarang, Februari 2022. (Tribun Jateng/ Iwan Arifianto)

Baca juga: Sebentar Lagi, Upah Minimum 2023 Ditetapkan, Daftar UMK Jateng 2022: Kota Semarang Tertinggi

Kenaikan tersebut berdampak pula pada kondisi isolasi terpusat (isoter) di Rumah Dinas Wali Kota Semarang yang selama beberapa waktu kosong.

Tiga hari lalu, isoter kembali dihuni pasien Covid-19 sebanyak tiga pasien.

"Kondisi di isoter pada Jumat (4/11/2022) ada tiga."

"Sekarang masih dua pasien."

"Sudah sehat tunggu hasil PCR."

"Semisal hasil negatif bisa pulang," kata Kepala Isoter Rumdin Wali Kota Semarang ini.

Menurutnya, kenaikan BOR disebabkan mulai banyaknya kegiatan masyarakat bersifat massal.

Disamping itu, tingkat kepatuhan masyarakat terhadap prokes pun menurun.

"Karenanya, prokes harus didisiplinkan lagi," katanya.

Maka dari itu, dia menyebut sesuai instruksi Plt Wali Kota Semarang Hevearita G Rahayu dan Kepala Dinkes Kota Semarang Moh Abdul Hakam, masyarakat harus kembali disiplin prokes.

Kemudian tempat fasilitas umum sudah harus kembali mengetatkan prokes.

Penggunaaan aplikasi PeduliLindungi harus wajib dipakai kembali termasuk ketika memasuki kawasan umum seperti mal.

Baca juga: Waspada! Tingkat Keterisian Ruang Isolasi Covid-19 di Semarang Meningkat 25 Persen Dalam 3 Hari

"Harus diaktifkan lagi prokesnya dan scan barcode aplikasi PeduliLindungi kembali harus dilakukan."

"Ini agar kelihatan siapa yang belum vaksin," jelasnya.

Kendati angka BOR Covid-19 naik, namun di Kota Semarang belum ditemukan varian baru Omicron XBB.

Rahma mengatakan, telah mengirimkan sampel ke Dinkes Jateng pada Jumat (4/11/2022), tetapi hasil belum keluar.

"Sejauh ini belum ada temuan varian Omicron XBB di Kota Semarang," bebernya.

Namun pihaknya menyebut, sesuai prediksi yang disampaikan sebelumnya, diperkirakan akan terjadi puncak kasus Covid-19 varian Omicron XBB pada Januari-Februari 2023.

Maka, dia mengajak masyarakat untuk segera melakukan vaksinasi.

Apalagi jenis vaksin kali ini berupa Pzifer yang memiliki efek samping ringan dibandingkan jenis vaksin lainnya.

"Segera vaksin booster agar kekebalan lebih baik sehingga tidak terpapar Covid-19 varian Omicron XBB," katanya. (*)

Baca juga: JELANG Pilkades Serentak di Jepara - 125 Ribu Surat Suara Sudah Siap Sebelum 14 November

Baca juga: Kata Pj Bupati Jepara Seusai Jenguk IH, Bocah Korban Dianiaya Ayah Kandungnya, Kondisi Cukup Stabil

Baca juga: Hasil Liga Inggris Manchester City vs Fullham Dramatis, Dari Kartu Merah Hingga Penyelamatan Haaland

Baca juga: Kembali Terjadi, Hiu Terdampar di Perairan Cilacap, Kondisinya Sudah Mati, Panjang Capai 9 Meter

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved