Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cerita Kampung Tiber Semarang Selama Dasawarsa Kelola Sampah Mampu Beli CCTV sampai Piknik Bareng

Warga di RT 3 RW 5 Kampung Tiber, Sarirejo, Semarang Timur,  cukup kreatif dalam upaya pemenuhan kebutuhan lingkungan.

Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Iwan Arifianto
Ketua Bank Sampah Berkah 03 Budi Hartojo dan ketua paguyuban Bapak-bapak Sultoni (kaos putih) saat berada di gudang bank sampah, RT 3 RW 5 Kampung Tiber, Sarirejo, Semarang Timur, Kota Semarang, Sabtu (19/11/2022). 

"Dengan demikian akan mengurangi pembiayaan dari pemerintah daerah yang selama ini mensubsidi," terangnya kepada Tribun.

Direktur Pelaksana Yayasan Bina Karya Lestari (Bintari) Foundation, Amalia Wulansari mengatakan, program bank sampah sudah dilakukan Bintari sejak tahun 2018. Sebelum pandemi, total ada 54 bank sampah binaan yang kini jumlahnya terus bertumbuh.

"Sekarang terus bertambah, total ada 65," paparnya kepada Tribun.

Selama melakukan pembinaan pihaknya memberikan pelatihan kepada pengurus bank sampah mulai dari pelatihan dasar, kiat mengelola bank sampah, hingga berinovasi untuk mengembangkan menjadi unit bisnis.

Maka, bank sampah tidak sekadar sektor sampah tetapi juga berkembang ke sektor bisnis lain.

Misalnya menjadi agen pembayaran pajak, token listrik, bekerja sama dengan Pegadaian untuk program sampah menjadi emas.

"Ya itu sudah jalan, misal  di Polaman dengan buka  koperasi. Tukar sampah jadi emas ada di Tinjomoyo, intinya kami menghubungkan dengan pihak-pihak yang bisa bekerjasama dengan bank sampah seperti pegadaian tadi," bebernya.

Menurutnya, gerakan tersebut paling tidak menjadi solusi terhadap persoalan sampah di masyarakat kota Semarang apalagi kondisi TPA Jatibarang yang kian over load.

"Nah, dengan bank sampah harapannya sampah bisa dikelola tingkat RT, RW, ataupun kelurahan," ujarnya.

Sementara, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Semarang Bambang Suranggono, mengaku, khawatir dengan kondisi TPA Jatibarang yang kini sudah dibuka zona empat atau zona terakhir.

Zona tersebut sudah dibuka tapi dikhawatirkan tidak sampai menampung sampai pada tahun 2025.

Luasan TPA tersebut kurang lebih  46 hektare, dengan sisa ruang kosong yang tersisa kian berkurang. Apalagi setiap hari TPA Jatibarang dikirim 800 ton sampai 900 ton sampah perhari.

"Makanya kami berharap ada aksi dan gerakan, terutama pemrosesan sampah di hulu (bank sampah)," tandasnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved