Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Opini

HABLUM-MINAL ALAM - Memaknai Tema Muktamar dan Risalah Islam Berkemajuan

Presiden Jokowi, dalam sambutan pembukaan Muktamar Muhammadiyah ke-48 di Surakarta, mengemukakan narasi hablum-minal alam.

Editor: deni setiawan
DOKUMENTASI PRIBADI KHAFID SIROTUDIN
Khafid Sirotudin, Ketua LHKP PW Muhammadiyah Jateng. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - MUKTAMAR Muhammadiyah ke 48 di Surakarta telah selesai diselenggarakan dengan sukses.

Sukses pelaksanaan, sukses reorganisasi dan kepemimpinan, serta menghasilkan keputusan berupa Risalah Islam Berkemajuan dan program kerja Pimpinan Pusat Muhammadiyah lima tahun ke depan.

Saya baru membaca sekali draft Risalah Islam Berkemajuan sebelum ditetapkan menjadi dokumen resmi yang disepakati dalam forum Muktamar.

Maka sebelum dokumen resmi hasil Muktamar ke 48 ditanfidzkan dan disosialisasikan ke warga persyarikatan, izinkan saya menulis sebatas pemahaman saya yang dangkal atas makna Islam Berkemajuan selaras dengan tema Muktamar "Memajukan Indonesia, Mencerahkan Semesta".

Allah Swt menciptakan manusia di bumi sebagai khalifah.

Baca juga: Ganjar Apresiasi Muhammadiyah dan Aisyiyah Dalam Muktamar ke-48

Sebuah tugas dan amanat berat yang tidak sanggup dipikul oleh malaikat dan jin.

Tidak seperti makhluk hidup lain ciptaan-Nya,--hewan dan tanaman--, manusia dalam menjalankan amanat sebagai khalifah di bumi, dibekali berbagai 'hidayah' berupa hidayah ilhami (insting), hawasi (indera), aql (akal), dien (agama) dan taufiq (taufik).

Berbagai perangkat hidayah tersebut diberikan Tuhan agar tugas menjaga bumi dan melestarikan lingkungan bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya.

Keberlangsungan kehidupan manusia di bumi beserta kelestarian alam yang ada, sangat ditentukan oleh pola hubungan inter dan antar semua jenis makhluk ciptaan Tuhan, baik di alam makro kosmos maupun mikro kosmos.

Sebuah pola hubungan yang disebut masyarakat Bali sebagai Tri Hita Karana (3 penyebab terciptanya kebahagiaan).

Yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan (parahyangan); hubungan harmonis antar sesama manusia (pawongan); dan hubungan harmonis antara manusia dengan alam dan lingkungannya (palemahan).

Dalam perspektif agama Islam ketiga pola hubungan itu dinarasikan sebagai hablum-mina-Allah, hablum-minan-nas dan hablum-minal alam.

Dua pola hubungan sudah sering disebut khatib, kiai, ustadz, dai dan mubaligh.

Bahkan kedua istilah itu sudah familier dan tertanam dalam alam pikiran umat.

Namun yang ketiga, hablum-minal alam, masih jarang disebut dalam khotbah salat Jumat, salat Ied, maupun salat gerhana (kusuf/khusuf).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved