Berita Salatiga

Musrenbang Kecamatan Sidorejo, Sinoeng Ingatkan Program Kemiskinan dan Penanganan Stunting

Penanganan stunting di Salatiga jadi salah satu topik pembahasan dalam Musrenbang.

Penulis: Hanes Walda Mufti U | Editor: sujarwo
Tribunjateng.com/Pemkot Salatiga
Pembukaan Musrenbang tahun anggaran 2024 di Aula Bhakti Praja Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Senin (30/1/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, SALATIGA – Penanganan stunting di Salatiga menjadi salah satu topik pembahasan di dalam Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

Musrenbang ini digelar di Aula Bhakti Praja Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga.

Pj Wali Kota Salatiga, Sinoeng N Rachmadi mengatakan bahwa harus ada yang berpihak kepada program penurunan kemiskinan dan penanganan stunting di wilayah tersebut.

Kecamatan Sidorejo harus memberikan prioritas selain pada kegiatan fisik namun untuk kegiatan non fisik terutama dalam pemberdayaan perempuan dan UMKM.

“Penanganan kemiskinan, stunting dan gerakan super tangguh yang diampuh oleh SKPD/OPD harus dilakukan dengan baik, oleh karena itu adanya keseriusan dalam pendataan by name by address masyarakat  harus dikawal betul. Tidak hanya dari kelurahan saja namun juga tim penggerak PKK,” kata Sinoeng kepada Tribunjateng.com, Senin (30/1/2023).

Pembukaan Musrenbang tahun anggaran 2024 di Aula Bhakti Praja Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Senin (30/1/2023).
Pembukaan Musrenbang tahun anggaran 2024 di Aula Bhakti Praja Kecamatan Sidorejo Kota Salatiga, Senin (30/1/2023). (Tribunjateng.com/Pemkot Salatiga)

Dengan adanya jumlah stunting yang tinggi, pihaknya menugaskan tim penggerak PKK untuk selalu melakukan kegiatan di wilayah.

“Ada laporan 155 di Kecamatan Sidorejo Lor, dan ini menjadi tugas yang tidak ringan, saya akan kawal betul, akan kami pantau lewat puskesmas, posyandu, dan pemberian asupan makanan tambahan bergizi untuk mengatasi permasalahan tersebut,” ungkapnya.

Nginceng wong meten merupakan salah satu program stunting yang tidak hanya melihat pada masa tumbuh yang terlambat.

Namun perhatian juga semenjak kehamilan muda sampai persalinan itu menjadi salah satu kunci.

Kemudian untuk kondisi geografis Sidorejo sendiri, Menurut Sinoeng adalah daerah yang mempunyai potensi terjadinya bencana.

“Hal ini juga perlu ada langkah-langkah antisipatif bukan reaktif sehingga dalam konteks ini kita akan arahkan kepada hal-hal prioritas tersebut,” paparnya.

“Mudah-mudahan ini bisa memberikan keberpihakan dan manfaat kepada masyarakat,” imbuhnya. (*)

Sumber: Tribun Jateng
  • Ikuti kami di
    KOMENTAR

    BERITA TERKINI

    © 2023 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved