Berita Semarang
Petrus Pal Gunadi Tegaskan Green Business Bukan Soal Jual Tanaman, tapi Konsep Bisnis Jangka Panjang
Drs Pal Gunadi menegaskan green business bukanlah persoalan menjual tanaman.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: sujarwo
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Drs. Petrus Pal Gunadi, M.Si., M.NLP., menegaskan green business bukanlah persoalan menjual tanaman, melainkan meminimalis penggunaan sumber daya berbahan fosil dan memaksimalkan sumber daya dari alam.
Hal tersebut ia paparkan dalam Ujian Terbuka Disertasi Program Doktor Ilmu Lingkungan, Fakultas Ilmu dan Teknologi Lingkungan, Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata atau Soegijapranata Catholic University (USC) Semarang.
Ujian tersebut diadakan di Ruang Teater, Gedung Thomas Aquinas, Kampus SCU Benda Dhuwur, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang pada Selasa (1/2/2023).
Ia mempertahankan disertasi berjudul 'Analisis Pemahaman Pemimpin Perusahaan Tentang Green Business, Studi Empiris Perusahaan Garmen di Klaten, Boyolali, Yogyakarta'.
"Penggunaan green business mengusahakan keuntungan jangka panjang, meskipun membutuhkan biaya awal yang besar, namun itu merupakan investasi," ungkap Petrus.
Menurutnya, green business merupakan konsep dunia bisnis yang mendorong perusahaan menjalankan usaha tak hanya berfokus pada keuntungan semata.

Kebijakan pemimpin perusahaan melaksanakan konsep green business memberikan efek keberlanjutan bagi manusia, planet, maupun keuntungan perusahaan.
Secara teknis, green business meminimalis penggunaan pendingin ruangan, pemanfaatan air hujan, pembangunan embung, pengadaan biopori, pemanfaatan sumur resapan dengan harapan kecukupan air tanah terjaga, mengatur sirkulasi udara dan pencahayaan.
Selain itu, pembuangan limbah cair menggunakan teknologi Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL) untuk pemanfaatan kembali untuk aplikasi tertentu untuk penyiraman Ruang Terbuka Hijau (RTH), mencuci mobil.
"Green business ini juga mengutamakan 'pager mangkok' daripada 'pager tembok', dengan mengambil SDM (Sumber Daya Manusia, red) dari lingkungan sekitar," tambah Petrus.
Menurutnya, konsep green business mengajari kepada perusahaan tentang prinsip keberadilan dalam menjalankan bisnis, khususnya terhadap manusia.
Perusahaan yang menjalankan konsep itu memungkinkan karyawan merasa tempat kerjanya adalah sebagai tempat tinggal untuk berkarya.
Imbal baliknya, produktivitas kerja dan loyalitas karyawan terhadap perusahaan meningkat.
"Ke depan pemimpin perusahaan harus mengaktifkan green business sebagai keharusan," pungkasnya.
Sementara itu, dalam proses disertasinya, ia dibantu Prof. Dr. Ridwan Sanjaya sebagai promotor dan Cecilia Titiek Murniati, Ph.D., selaku kopromotor yang merupakan pengajar di SCU. (*)
Semarang dan Sekitarnya Panas Sekali Awal Ramadhan Ini, Apa yang Terjadi? Simak Penjelasan BMKG |
![]() |
---|
83 Vendor Bakal Ramaikan Ramadhan Wedding Bazar 2023, Digelar Empat Hari di Semarang |
![]() |
---|
Mbak Ita Akan Izin Tak Hadiri Bukber Jika Ada Masyarakat Mengundang |
![]() |
---|
Potret Tempat Para Preman Tobat di Semarang, Pondok Pesantren Istighfar Tombo Ati |
![]() |
---|
Siap-siap, 30 April 2023 Ada Festival Ogoh-ogoh, 3 Raksasa Diarak Keliling Kota Semarang |
![]() |
---|