Berita Sukoharjo
Petani Sukoharjo Budidaya Burung Hantu Buat Basmi Hama Tikus di Sawah
Petani memanfaatkan burung hantu (Tyto Alba) untuk membasmi hama tikus di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo, Kabupaten Sukoharjo.
Penulis: khoirul muzaki | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Hama tikus masih menjadi momok bagi para petani.
Serangan hama tikus bukan hanya mengurangi produktivitas lahan.
Tak jarang petani gagal panen karena padinya habis dimakan hama.
Baca juga: Tim UKSW Tanam Padi Organik Premium & Penangkaran Burung Hantu di Dusun Dompon
Ini pula sempat dirasakan petani di Kelurahan Sukoharjo, Kecamatan Sukoharjo.
Selama ini, penanganan hama tikus dilakukan dengan memasang jebakan listrik, hingga 'gropyokan' atau gerakan membasmi tikus secara bersama-sama.
Namun cara itu kurang efektif untuk mengendalikan hama tikus di sawah.
Populasi tikus bukannya menurun, malah kian tak terkendali.
Hingga beberapa petani, termasuk Kardiman, diajak untuk belajar mengendalikan hama tikus dengan cara alami.
Dalam siklus rantai makanan, tikus punya predator alami, misal ular dan Tyto Alba.
Dulu, saat keseimbangan alam masih terjaga, populasi tikus terkendali karena masih banyak hewan pemangsa.
Petani tidak perlu susah payah membasmi tikus karena populasinya terkendali secara alami.
Masalahnya, ekosistem alam kini telah rusak sehingga sistem rantai makanan tidak berjalan sempurna.
Populasi predator ular maupun Tyto Alba terus menurun hingga terancam punah karena ulah manusia.
Kini petani harus menanggung akibatnya. Hama tikus merajalela karena tak ada hewan pemangsa.
Kardiman, Ketua P4S Harmoni Kelurahan Sukoharjo dan sejumlah petani lain berusaha mengembalikan keseimbangan alam di wilayahnya.
Mereka belajar membudidayakan Tyto Alba. Petani mencari keberadaan Tyto Alba yang masih tersisa.

Meski langka, Tyto Alba yang merupakan jenis burung hantu ternyata masih suka berkeliaran tiap malam di desa.
Tyto Alba cukup mudah dikenali dari suaranya yang terdengar "menyeramkan" di malam hari.
Jika tak mendapatkan di alam, petani juga bisa membeli sepasang Tyto Alba dari petani lain yang lebih dulu membudidayakan.
Atau dengan cara membuat rumah burung hantu (rubuha) untuk memancing Tyto Alba tinggal di situ.
Tyto Alba rupanya bukan satwa "mandiri" yang punya insting membuat rumah sendiri, seperti burung lain pada umumnya.
Karenanya, petani membuat rumah burung hantu (rubuha) yang dipasang di sawah-sawah.
Kardiman dan teman-temannya mulanya membuat rubuha dari kayu dan bambu meski tak tahan lama.
"Dulu bikinnya masih sederhana," katanya, Rabu (29/3/2023)
Benar saja, setelah dipasang rubuha di sawah, Tyto Alba bekerja dengan baik membantu petani.
Mata satwa itu seperti lensa teropong yang terus mengintai mangsa.
Di tengah kegelapan, Tyto Alba mampu membidik target dengan tepat untuk dimakan.
Burung itu melesat terbang dengan cakar yang langsung mencengkeram mangsa.
Tikus-tikus yang sulit diburu manusia, tak berkutik saat diterkam predator.
Paginya, petani melihat bangkai atau potongan tubuh tikus tercecer di sawah bekas dibantai Tyto Alba.
Karena perannya itu, Kardiman menyebut Tyto Alba sebagai sahabat petani.
"Tyto Alba teman petani untuk mengurangi hama tikus, " katanya
Membudidayakan Tyto Alba di sawah jelas menguntungkan petani.
Bagi Kardiman, saat petani tertidur di rumahnya masing-masing, Tyto Alba tiap malam bekerja memangsa tikus yang selama ini menjadi momok bagi petani.
Petani tidak perlu susah payah membantai tikus karena sudah terwakili oleh predator aslinya.
Pengendalian hama tikus secara alami ini dinilainya efektif di banding cara konvensional, misal dengan jebakan atau gropyokan.
Baca juga: Rp 200 Juta Digelontorkan Buat Rumah Karantina Tyto Alba di Sukoharjo, Ini Fungsinya
Petani hanya cukup memasang rubuha di sawahnya untuk tempat tinggal dan berkembang biak bagi Tyto Alba.
"Tyto Alba kerja tiap malam tiada henti, " katanya
Berkat Tyto Alba, sawah-sawah di tempatnya kini relatif lebih aman dari serangan hama tikus. (*)
Caption pemuda warga Kelurahan Sukoharjo menunjukkan Tyto Alba yang dibudidayakan untuk mengendalikan tikus di sawah
Sritex Bangkrut, Puluhan Warung di Sekitar Pabrik Pilih Tutup |
![]() |
---|
Divonis 10 Tahun Penjara, Kepsek Pelaku Pelecehan terhadap 20 Siswa di Sukoharjo Masih Bisa Tertawa |
![]() |
---|
Pria Kartasura Sukoharjo Digeruduk Warga karena Sebar Foto Bugil Tetangga dan Minta "Jatah" |
![]() |
---|
Ular Piton Melingkar di Kandang Ayam Kagetkan Warga Sukoharjo, Damkar: Terlihat Kekenyangan |
![]() |
---|
Update Kasus Tita Digugat Rp 120 Juta, Eks Perusahaan di Sukoharjo Jelaskan Tujuan Perjanjian |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.