Tadarus
Selamat di Dunia dan Akhirat
ALLAH SWT telah menjadikan agama Islam sebagai panduan hidup yang sempurna bagi kaum muslimin. Di dalam Islam telah diatur dengan detail cara hidup ya
Oleh Prof Dr H Gunarto SH MH (Rektor Unissula Semarang)
TRIBUNJATENG.COM - ALLAH SWT telah menjadikan agama Islam sebagai panduan hidup yang sempurna bagi kaum muslimin. Di dalam Islam telah diatur dengan detail cara hidup yang baik dan benar. Salah satu konsep dalam Islam yang harus kita perhatikan adalah pentingnya menjaga keseimbangan antara kepentingan dunia dan kepentingan akherat. Sebagai seorang muslim kita harus tahu betul prioritas hidup. Kita harus mampu memilih yang terbaik untuk diri kita sendiri baik dalam urusan dunia maupun untuk urusan akherat.
Sudah menjadi fitrah bahwa manusia adalah mahluk yang begitu cinta akan keindahan keindahan duniawi. Dalam surat Ali Imran ayat 14 Allah mempertegas hal itu, “Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga).”
Dalam ayat tersebut Allah menjelaskan bahwa wanita, anak, harta, kendaraan, termasuk sawah ladang adalah keindahan dunia yang wajar jika manusia condong kepadanya. Kecintaan terhadap beberapa hal tersebut pada dasarnya adalah sah karena fitrah manusia memang diciptakan demikian. Namun kemudian menjadi tidak wajar jika kecintaan yang timbul menjadi berlebihan, apalagi menjadikan kesemuanya itu hanya sebagai tujuan hidup tanpa memperhatikan urusan akhirat.
Dalam terminologi yang lain dijelaskan bahwa addunya mazra’atul akhirah yakni menjadikan dunia sebagai ladang akherat. Hal tersebut merupakan motivasi besar bagi setiap muslim agar mampu menempatkan dunia untuk menjadikannya sebagai ladang dalam menyemai berbagai amal kebajikan yang hasilnya bisa dinikmati di akherat kelak. Jikalau amal kebajikan yang kita tanam berasal dari bibit yang buruk, kita harus bersiap memanen hasil yang buruk pula. Sebaliknya jika yang kita tanam berasal dari bibit terbaik, maka kita akan memanen hasil yang baik pula.
Dalam Alquran surat Al-Qashash ayat 77 Allah berfirman, “Carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan”
Ayat di atas telah memberikan pandangan yang jelas bagaimana seharusnya seorang muslim memandang pentingnya urusan dunia dan urusan akherat. Mengejar urusan dunia merupakan hal yang penting, namun yang tak kalah penting adalah memikirkan urusan akherat.
Andaikan semua urusan dunia kita terpenuhi namun kita tidak melakukan sedikitpun amal kebaikan untuk kehidupan akherat sungguh kita termasuk pribadi yang merugi. Demikian pula bukan hal yang bijak jika sepanjang hidup kita hanya memikirkan urusan akherat dan melupakan urusan dunia. Maka konsep keseimbangan terbaiknya adalah bagaimana keduanya harus berjalan seimbang yaitu dengan memenuhi kebutuhan hidup di dunia dengan tetap mengutamakan kepentingan akherat.
Menjalani kehidupan yang baik bagi seorang muslim adalah menyeimbangkan urusan kehidupan dunia dan urusan akhiratnya dengan sebuah kesadaran besar bahwa hidup di dunia akan ada akhirnya. Sehingga kesadaran tersebut dapat memantik motivasi berbuat amal sholeh untuk meraih ridho Allah SWT sebagai bekal menghadapi kehidupan akhirat yang abadi.
Jaga Keseimbangan
Menjaga keseimbangan antara urusan dunia dengan urusan akherat juga telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW. Ibnu Asakir meriwayatkan sebuah hadis dari Sahabat Anas RA, bahwasanya Rasulullah SAW telah bersabda,
”Bukankah yang terbaik diantara kamu adalah orang yang meninggalkan urusan dunia karena mengejar akhirat, dan bukan pula orang yang terbaik adalah orang yang meninggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh keduanya, karena dunia itu adalah perantara yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban bagi orang lain”.
Apakah menjaga keseimbangan urusan dunia dan urusan akhirat merupakan hal yang mudah?. Pada umumnya tentu jawabannya tidak. Karena jika dilihat dari kwantitasnya sungguh sangat jauh perbandingannya. Manusia terlihat lebih banyak menghabiskan waktunya untuk mengurusi kehidupan dunianya. Jika demikian tentu banyak dari kaum muslimin yang gagal menyeimbangkan urusan dunia dan akheratnya. Lantas adakah solusi agar rutinitas urusan urusan dunia yang banyak menyita waktu kita bisa bernilai sebagai amalan akherat?
Sesungguhnya kwalitas amal perbuatan itu tergantung niatnya. Oleh karena itu dalam semua urusan kehidupan di dunia ini harus kita awali dengan niat yang benar karena Allah. Sehingga semua rutinitas kita bisa bernilai kebaikan. Banyak sekali amal perbuatan yang tergolong amal keduniaan, tapi karena didasari yang baik (ikhlas) maka tergolong menjadi amal akhirat. Dan banyak sekali amal perbuatan tergolong amal akhirat, tapi ternyata ia tergolong amal dunia karena didasari niat yang buruk (tidak ikhlas).”
Dari amirul mukmimim Umar bin Khattab ia berkata bahwasannya ia mendengar Rosulullah bersabda “Sesungguhnya setiap amalan tergantung pada niatnya. Setiap orang akan mendapatkan apa yang ia niatkan. Siapa yang hijrahnya karena Allah dan Rosul-Nya, maka hijrahnya untuk Allah dan Rosul-Nya. Siapa yang hijrahnya karena mencari dunia atau karena Wanita yang dinikahinya, maka hijrahnya kepada yang ia tuju, (Hadist Bukhori Muslim).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.