Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tadarus

Idul Fitri dan Kemenangan Melawan Egoisme

Ucapan Kalimat tersebut sangat menyentuh hati kaum muslimin yang baru saja selesai menjalani ibadah puasa Ramadan.

Penulis: febby_mahendra | Editor: m nur huda
tribunjateng/ist
Oleh DR KH Multazam Ahmad, MA (Sekretaris MUI Provinsi Jawa Tengah, Dosen FBS Universitas Negeri Semarang) 

Oleh karena itu, meskipun hari kemenangan ini hanya dirayakan dengan sederhana tanpa berlebihan tapi nilai ibadah mereka bagus dan kuat, dan menjahui segala larangan Allah swt itulah kemenagan yang sesungguhnya.
Siapa yang mendapat tiket kemenangan atau al-faizin?
Pertama, orang yang sudah mengikuti latihan (training) secara jasmani dan rohaniah selama satu bulan. Mereka dituntut melakukan hal-hal yang baik dan penuh dengan kedisiplinan.

Dalam jasmani kita dididik untuk menahan nafsu yang bersumber dari perut dan seksual, dan rohaniah merupakan sentral untuk menahan hal-hal yang membedakan antara baik dan tidak baik dalam kehidupan.

Kedua, orang yang berhasil menggeser orientasi hidup yang sebelumnya sangat mempentingkan ego. Seperti, egoisme kelompok, golongan, politik, ekonomi, terasa masih dominan. Menurut Martin Lings (1990) egoisme tersebut merupakan potret krisis kehidupan modern dan sangat berbahaya (The Spiritual Crisis of the Modern World in the Light of Tradition Prophecy ) karena akan merugikan orang.

Dengan melaksanakan ibadah puasa bisa dilandasi iman dan taqwa, akan berubah menjadi peka dengan orang lain.

“Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa”.( QS.Al-Baqarah:183).

Bertaqwa adalah orang yang bertanggung jawab atas dirinya dan lingkunganya. Bagi seseorang yang dapat meniggalkan egoisme tersebut, merupakan pribadi yang paling berhak menyandang Idul Fitri.

Ketiga, kemenangan manusia sabar. Artinya hasil didikan puasa adalah mendidik manusia sabar, terpuji karena menunjukkan konsistensi dalam hal ketaatan kepada Allah untuk menjalankan perintah dan menjauhi segala larangan-Nya. Nabi Muhamad saw, pernah menyampaikan "Tidaklah seseorang diberikan pemberian yang lebih baik dan luas daripada sifat sabar," ( HR Bukhari dan Muslim).

Sejarah umat manusia juga menginyaratkan bahwa kemenangan suatu bangsa juga dikarenakan sifat sabar dalam ikhtiar. Selama dua tahun bangsa Indonesia sedang menghadapi ujian berat Covid-19, dan kini sudah ada tanda-tanda kehidupan kembali normal dengan diperbolehka beribadah di masjid, musala, dan di lapangan terbuka. Untuk meraih kemenangan di akhir Ramadan, merayakan hari raya Idul Fitri juga dituntut kesabaran seperti, tradisi mudik untuk bertemu orang tua, saudara, teman dan halalbihalal, ujung-ujung (bahasa jawa).

Marilah, hari raya Idul Fitri ini kita jadikan momentum bersama untuk mendeklarasikan kebaikan manusia menuju kesucian serta kemenangan melawan egoisme manusia, “Minal Aidin wal Faizin” semoga kita termasuk orang-orang yang kembali dan orang-orang yang menang. Mohon maaf lahir dan batin. Wallahu A’lam Bishawab. (*tribun jateng cetak)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved