Berita Semarang
Kisah Ismiyati Usaha Roti Bekatul: Awalnya Banyak Ditolak, Kini Dijual di Ritel-ritel Modern
Wanita yang akrab disapa Mbak Tul ini berinovasi membuat produk roti dan kue kering berbahan bekatul.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: m nur huda
Pameran di Jakarta dan Makassar pasti habis. Kalau pameran pasti milih, karena cari pasar. Untuk memasarkan produk ini edukasinya lama sampai saya di ritel, dua tahun pertama itu buang duit saja. Tahun ketiga baru bisa dinikmati karena itu tadi awalnya mengenalkan.
Di marketplace, ramai itu di Tokopedia dan Shopee. Kemudian saya jual juga di WhatsApp bisnis, Facebook. Di luar daerah ada reseller di berbagai kota.
Kemudian di Belanda ada. Untuk Belgia berhenti dari tahun kemarin. Ini lagi ada di Singapura untuk tes pasar sambutannya luar biasa," ujarnya.
Ramainya pasar roti bekatul produksinya yang kini juga telah merambah pasar luar negeri itu, Mbak Tul tak menampik bahwa omzetnya bisa mencapai ratusan juta per bulan.
Ia menyebutkan, dari usahanya itu ia bahkan berhasil keluar dari masa sulit akibat pandemi Covid-19.
Mbak Tul mengatakan, usahanya itu telah menjadi penopang kehidupannya bersama keluarganya.
"Selama tahun 2020 dari uang Rp 100 lebih juta itu cuman dapat uang 39 juta. Ngeri, belum termasuk bahan baku dan lain-lain. Pandemi swalayan pada tutup. Sampai setahun baru dibayar tagihannya ada yang toko-toko tutupnya sales ada 30 perse yang hilang.
Sedikit banyak memang banyak bekatul yang menyelamatkan pandemi kemarin bekatul. Usaha bekatul lumayan masih bisa jalan, jadi masih tidak merumahkan karyawan," ungkapnya.
Adapun terkait harga produknya sendiri, Mbak Tul menyebut tak jauh berbeda dari roti berbahan tepung terigu pada umumnya.
"Seharusnya kalau dari harganya lebih mahal, bekatul dan terigu harganya beda. Gula juga beda. Tapi karena saya produksinya banyak, belinya banyak. Harganya tidak begitu jauh," ujarnya.
Dalam produksi roti-roti itu, Mbak Tul dibantu oleh 17 karyawannya.
Menurutnya, sesuai dengan kapasitas produksi, untuk bagelen bekatul sendiri rumah produksinya itu mampu menghasilkan sekitar 25.000 toples.
"Terkait harganya, roti bekatul mulai Rp 8.000 sampai Rp 250.000. Kalau dari bahan terigu mulai Rp 2.500 sampai paket Rp 135.000," imbuhnya. (idy)
Promo Merdeka KAI Diperpanjang hingga 31 Agustus, Tiket Lebih Hemat 20 Persen |
![]() |
---|
Cerita Para Puan di Gunungpati: Sulap Sampah Jadi Emas |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 24 Agustus 2025, Didominasi Awan, Suhu Capai 32 Derajat |
![]() |
---|
Kota Semarang Terima Dana Transfer Pusat Rp1,8 Triliun untuk 2025, Ini Kata Wakil Wali Kota |
![]() |
---|
DPC INSA Semarang Tanam 1.500 Bibit Mangrove di Tambakrejo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.