Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kendal

Dilema Percepatan Penurunan Stunting di Desa Ngareanak Kendal: Pemahaman Orangtua Masih Kurang

Bantuan asupan gizi yang mestinya untuk balita kategori stunting justru diolah dan dinikmati oleh orangtua atau keluarganya.

Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/DENI SETIAWAN
Kepala Desa Ngareanak, Agung Widjojo memaparkan beberapa poin dalam Musyawarah Desa Rembug Stunting di Aula Kantor Balai Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jumat (23/6/2023). 

“Kami pun tak bisa berbuat apa-apa, sebab ini sudah bersistem, dimana secara otomatis muncul seusai kami input data pada aplikasi dari Pemkab Kendal,” ungkapnya.

Kepala Desa Ngareanak, Agung Widjojo memaparkan beberapa poin dalam Musyawarah Desa Rembug Stunting di Aula Kantor Balai Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jumat (23/6/2023).
Kepala Desa Ngareanak, Agung Widjojo memaparkan beberapa poin dalam Musyawarah Desa Rembug Stunting di Aula Kantor Balai Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jumat (23/6/2023). (TRIBUN JATENG/DENI SETIAWAN)

Baca juga: Ngangklang, Tradisi Jelang Sahur di Ngareanak Kendal, Pemuda Keliling Kampung Bunyikan Alat Musik

Menanggapi hal tersebut, Kepala Desa Ngareanak, Agung Widjojo akan meneruskan dua point penting tersebut kepada pihak kecamatan maupun Pemkab Kendal.

Menurutnya, memang cukup dilematis ketika bantuan yang diberikan sebenarnya dikhususkan untuk balita mengalami stunting justru dinikmati oleh orangtuanya, dengan berbagai macam alasan.

“Kami dari pemerintah desa akan coba menjembatani hal tersebut.”

“Kami bantu dengan mengumpulkan para orangtua yang mana anaknya terdata masuk kategori stunting,” jelas Agung kepada Tribunjateng.com, Jumat (23/6/2023).

Hal lain, lanjut Agung, penyamaan persepsi dalam pengkategorian anak stunting atau tidak, memang perlu dilakukan.

Sebab baginya, ada cukup banyak sebab anak tersebut mengalami stunting, tak sekadar mengacu pada panjang atau tinggi badan.

“Makanan yang kurang gizi, pola asuh terhadap anak meskipun orangtua dari sisi ekonomi sangat mampu, hingga faktor genetik dan penyakit.”

“Prosentase-prosentase ini yang sekiranya perlu ditekankan dalam pendeteksian awal penanganan stunting.”

“Sehingga, apa yang kami lakukan dalam percepatan penurunan stunting menjadi lebih efisien dan efektif,” ungkap Agung.

Kepala Desa Ngareanak, Agung Widjojo memaparkan beberapa poin dalam Musyawarah Desa Rembug Stunting di Aula Kantor Balai Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jumat (23/6/2023).
Kepala Desa Ngareanak, Agung Widjojo memaparkan beberapa poin dalam Musyawarah Desa Rembug Stunting di Aula Kantor Balai Desa Ngareanak, Kecamatan Singorojo, Kabupaten Kendal, Jumat (23/6/2023). (TRIBUN JATENG/DENI SETIAWAN)

Baca juga: Upaya Percepatan Penurunan Stunting, Pemkab Wonosobo Programkan Internalisasi Pengasuhan Balita

Terpisah, Kasi PMD Kecamatan Singorojo, Hanif Windradi mengatakan, rembug stunting ini dilaksanakan secara serentak, baik itu di tingkat kecamatan maupun kelurahan-desa se Kabupaten Kendal.

Menurutnya, stunting saat ini sedang menjadi tranding topik nasional yang harus diselesaikan secepatnya atau pada 2024 sudah rampung.

“Karenanya, langkah-langkah intervensi harus dilakukan demi terwujudnya zero stunting, termasuk pula di Desa Ngareanak,” jelasnya.

Hanif menjabarkan, ada dua bentuk intervensi yang dilakukan.

Pertama adalah intervensi spesifik dimana di dalamnya seperti pemberian ASI eksklusif, memberikan imunisasi secara lengkap, pemberian ASI didampingi MPASI pada usia 6 hingga 24 bulan.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved