Berita Semarang
Unnes Kukuhkan 10 Guru Besar, Bukti Konsistensi dalam Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Kiprah Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia terus meningkat.
Penulis: amanda rizqyana | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kiprah Universitas Negeri Semarang (Unnes) sebagai salah satu perguruan tinggi terbaik di Indonesia terus meningkat.
Satu di antaranya, Unnes mengukuhkan 10 profesor baru pada Rabu (5/7/2023) di Auditorium Prof. Wuryanto, Kampus Unnes Sekaran, Gunungpati, Kota Semarang.
Para profesor adalah intelektual yang akan membawa dampak besar dalam pengembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) di Unnes dan Indonesia pada umumnya.
Disampaikan oleh Kepala Bagian (Kabag) Unit Pelaksana Tugas (UPT) Hubungan Masyarakat (Humas) Unnes, Surahmat, S.Pd., M.HUm., keberadaan 10 profesor baru memiliki peran signifikan.
"Para profesor baru merupakan para cendekiawan yang siap berkontribusi dalam menghasilkan penelitian berkualitas tinggi yang memberikan pemahaman baru tentang berbagai permasalahan masyarakat," ujarnya.
Melalui pengetahuan dan keahlian mereka, profesor Unnes menjadi penggerak utama dalam mengembangkan IPTEK dan menjadikannya relevan dengan kebutuhan zaman.
Kontribusi profesor Unnes dalam mengembangkan IPTEK juga terlihat melalui perannya sebagai pengajar.
"Mereka bertanggung jawab untuk mengembangkan nilai, pengetahuan, dan keterampilan kepada generasi muda," tambah Surahmat, M.Hum.
Peran profesor Unnes juga membangu jejaring ilmiah melalui kolaborasi dengan rekan sejawat baik di dalam maupun di luar negeri.
Kolaborasi ini akan membawa dampak besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan.
Kesepuluh Guru Besar yang dikukuhkan yakni
(1) Prof. Dr. Abdurrahman, M.Pd.,
(2) Prof. Dr. Hartono, M.Pd.,
(3) Prof. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd.,
(4) Prof. Dr. Puji Hardati, M.Si.,
(5) Prof. Dr. Arief Yulianto, S.E., M.M.,
(6) Prof. Dr. Setya Rahayu, M.S., (7)
Prof. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.,
(8) Prof. Dr. Masturi, S.Pd., M.Si.,
(9) Prof. Dr. dr. Nugrahaningsih, W.H., M.Kes.,
(10) Prof. Dr. Amin Pujiati, S.E., M.Si.
Rektor Unnes Prof. Dr. S. Martono, M.Si., mengaku bangga dengan pengukuhan 10 profesor baru tersebut.
Menurutnya, meningkatnya jumlah profesor merupakan tanda meningkatnya kualitas SDM yang dimiliki Unnes. Selain itu, bertambahnya profesor juga menunjukkan peningkatan kapasitas Unnes dalam melaksanakan Tridharma Perguruan Tinggi.
Prof. Dr. Abdurrahman, M.Pd.,
Profesor Bidang Manajemen Pendidikan Otomotif
Ia merupakan profesor dalam bidang Ilmu Manajemen Pendidikan Otomotif. Sebagai pakar pendidikan otomotif, ia telah lama memberi perhatian pada pendidikan vokasi, terutama SMK.
Pria kelahiran Kudus, 3 September 1960 itu menekankan pentingnya uji kompetensi bagi lulusan SMK agar slogan SMK BISA dapat diwujudkan.
Salah satu strategi yang ditawarkan adalah dengan membenahi pelaksanaan uji kompetensi yang merupakan ukuran kompetensi siswa di hadapan Dunia Usaha dan Dunia Industri (DUDI).
Prof. Dr. Hartono, M.Pd.
Profesor Bidang ilmu Pendidikan Seni Tari
Sebagai Guru Besar bidang Ilmu Pendidikan Seni Tari pada Fakultas Bahasa dan Seni, Prof. Hartono memiliki pengalaman panjang dalam penelitian dan inovasi pendidikan tari.
Salah satu bentuk perhatian tersebut adalah temuan bahwa pembelajaran seni anak usia dini mampu menstimulasi semua sumber daya yang terpendam pada setiap diri anak agar berdaya guna baik secara pribadi maupun bangsa.
Ia meyakini pendidikan seni tari memiliki nilai strategis untuk menjadikan kekuatan bangsa Indonesia dalam mempersiapkan generasi emas.
Prof. Dr. Muhammad Khumaedi, M.Pd.
Profesor Penelitian dan Evaluasi Pendidikan Kejuruan
Sebagai ahli penelitian dan evaluasi pendidikan, Prof. Muhammd Khumaedi, M.Pd. memiliki perhatian besar pada dunia pendidikan kejuruan.
Sebanyak 40 artikel di jurnal nasional dan internasional telah ia terbitkan dalam kurun waktu 5 tahun terakhir.
Menurutnya, untuk menjawab permasalahan pembelajaran di SMK Program Keahlian Teknik Mesin, maka perlu dilakukannya evaluasi secara menyeluruh. Evaluasi merupakan proses untuk mengukur dan mengambil keputusan terhadap yang diukur.
Prof. Dr. Puji Hardati, M.Si.
Profesor Bidang Geografi Manusia/Pemberdayaan Masyarakat
Sebagai ahli geografi manusia, Prof Puji Hardiati telah lama meneliti interaksi keruangan dalam geografi dan mobilitas penduduk versus strategi penghidupan berkelanjutan.
Wanita kelahiran 4 Oktober 1958 itu meyakini bahwa interaksi keruangan di dunia nyata dapat berbentuk mobilitas sebagai salah satu pilihan dari pilihan strategi penghidupan berkelanjutan yang tersedia bagi manusia.
Dalam konteks di Indonesia yang memiliki tingkat keragaman tinggi, interaksi keruangan antardaerah bisa menjadi strategi penghidupan berkelanjutan.
Prof. Dr. Arief Yulianto, S.E., M.M.
Profesor Bidang Administrasi Bisnis
Ia merupakan ahli administrasi bisnis. Dalam berbagai risetnya, ia berupaya membuktikan bahwa informasi asimetris adalah faktor utama dalam pilihan struktur modal menggantikan pajak, financial default dan bankruptcy cost, dan agency problem yang akan menghasilkan perdebatan cukup besar.
“Tetapi setidaknya paper ini dapat memberikan kontribusi peningkatan pemahaman keputusan financing berbasis informasi asimetri. Mungkin suatu saat nanti akan terangkai potongan-potongan tersebut dalam puzzle yang utuh untuk menjelaskan capital structure,” ujar dosen FEB UNNES ini.
Prof. Dr. Setya Rahayu, M.S.
Profesor Bidang Kesehatan Olahraga
Prof. Dr. Setya Rahayu, M.S. menggarisbawahi pentingnya bergerak sebagai obat dari penyakit-penyakit yang disebabkan oleh kurang gerak atau hypokinesia.
Wanita yang saat ini menjabat sebagai Ketua Harian Federasi Hockey Indonesia (FHI) itu menunjukkan bahwa bergerak adalah pilihan yang tepat untuk mengatasi berbagai masalah kesehatan.
“Penyakit yang disebabkan oleh kurang gerak hanya dapat diatasi atau disembuhkan dengan bergerak. Untuk sembuh dan tetap sehat maka harus bergerak, dan bergerak tidak dapat diwakilkan atau digantikan oleh orang lain,” ungkapnya.
Prof. Dr. Cahyo Budi Utomo, M.Pd.
Profesor Bidang ilmu Pendidikan Sejarah
Prof. Cahyo Budi Utomo adalah ahli pendidikan sejarah yang memberi perhatian pada patriotisme lokal.
“Jika kita berbicara mengenai patriot, maka yang terlintas di kepala kita adalah figur-figur besar seperti Sukarno, Hatta, Sjahrir, Sudirman, dan figur-figur yang namanya terpajang di dalam buku teks sejarah Indonesia.
Padahal, patriot bukanlah sebuah predikat yang bersifat formalistis, melainkan suatu sikap yang dapat dimiliki oleh setiap orang. Sikap patriot dapat tumbuh dalam diri siapapun,” jelasnya.
Prof. Dr. Masturi, M.Si.
Profesor Bidang Material Komposit
Ahli material komposit ini berpendapat bahwa salah satu isu penting yang masih terkait dengan SDGs adalah pengelolaan sampah.
Sampah sebagai sisa proses kehidupan di muka bumi tentu akan terus dihasilkan. Oleh karena itu, salah satu cara terbaik dalam pengelolaan sampah adalah melalui fabrikasi sampah menjadi material komposit untuk diolah menjadi material pengganti, atau setidaknya pelengkap pada industri mebeler.
Prof. Masturi merupakan akademisi yang aktif dalam melakukan penelitian di bidang fisika nanomaterial. Tercatat dalam lima tahun terakhir, ia telah mendaftarkan 8 karyanya sebagai hak kekayaan intelektual.
Prof. Dr. Nugrahaningsih WH, M.Kes.
Profesor Bidang ilmu Fisiologi
Sebagai ahli bidang fisiologi, Prof Nugrahaningsih memberi perhatian terhadap hipotensi sebagai suatu kondisi yang dapat menurunkan produktivitas dan masih menyisakan banyak ruang untuk dieksplorasi.
Saat ini, riset Prof. Nugrahaningsih berfokus pada upaya penanganan hipotensi yang bertujuan untuk memahami dan mengatasi kondisi hipotensi beserta langkah antisipasinya.
Ia merupakan Ketua Wilayah Jawa Tengah Himpunan Pendidik dan Peneliti Biologi dan Anggota Ikatan Ahli Fisiologi Indonesia serta reviewer pada Journal of Evidence-Based Integrative Medicine WOS.
Prof. Dr. Amin Pujiati, S.E., M.Si.
Profesor Bidang Ekonomi Lingkungan
Pakar bidang Ekonomi Lingkungan ini pentingnya penyusunan neraca daya saing berdasarkan indeks pembangunan kota berkelanjutan.
“Asesmen ini dilakukan dengan mempertimbangkan ciri khas dan keunikan kebijakan yang diberlakukan setiap wilayah. Selain itu, harus juga mempertimbangkan kondisi geografis dan iklim di daerah tersebut.
Salah satu solusinya adalah melalui pengembangan metode regional landscape planning yang mengintegrasikan berbagai macam disiplin dan perbedaan budaya,” ungkap profesor asal Kota Kretek itu. (arh)
Baca juga: Dua Partai di Blora Lakukan Perbaiki Berkas Bacalegnya, Yang lain Diprediksi Injury Time
Baca juga: DPRD Tetapkan Hari Jadi Provinsi Jawa Tengah 19 Agustus dari Sebelumnya Tangggal 15
Baca juga: BNI Regional Office 05 Serahkan Mobil Kepada Nasabah Pemenang Program Undian Rejeki BNI GaPakeNanti
Baca juga: Hasil Babak Pertama Persijap Jepara vs Persipa Pati, Ardi Dudung Bawa Tuan Rumah Unggul
Percontohan Nasional, Koperasi Merah Putih Gedawang Tembus Omzet Rp 69 Juta dalam 1,5 Bulan |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Anjurkan Pedagang Kelontong Kulakan di Koperasi Merah Putih |
![]() |
---|
Pemkot Semarang Wajibkan ASN Jadi Anggota KKMP, Wali Kota: Akan Dipantau Kepala Dinas dan Kabag |
![]() |
---|
Sosok Rohmat Sukur, Warga Semarang Terlibat Penculikan Kacab Bank BUMN: Sering Nyupiri Bos |
![]() |
---|
2.800 Mahasiswa Baru Polines Satukan Semangat Lewat Outbound Training |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.