Berita Semarang
Hari Mangrove Sedunia, Pakar Asal Undip Semarang Kritik Aksi Penamaan Secara Parsial
Seharusnya lembaga yang benar-benar peduli lingkungan menghindari kegiatan penanaman mangrove yang hanya bersifat seremonial.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: deni setiawan
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Pakar mangrove dari Fakultas Kelautan dan Perikanan Undip Semarang, Rudhi Pribadi mengkritisi aksi penanaman mangrove yang bersifat parsial atau sepotong-sepotong.
Hasil penanaman tersebut dinilai tidak sesuai harapan sehingga banyak mangrove yang mati.
Seharusnya lembaga yang benar-benar peduli lingkungan menghindari kegiatan penanaman mangrove yang hanya bersifat seremonial.
Sebaliknya, kegiatan penanaman mangrove patut menitikberatkan terhadap monitoring rehabilitasi mangrove.
"Kalau bisa dibalik, tanam mangrove dulu ketika sudah berhasil baru kegiatan seremonial."
"Bukannya seremonial habis itu ditinggal," ucap Rudhi melalui Tribunjateng.com, Rabu (26/7/2023).
Baca juga: Dosen Bergelar Doktor Bertambah di Stikes Telogorejo Semarang
Baca juga: Pasar Banyumanik Semarang Kosong Blong, Cuma Ada 3 Pedagang
Ia mengatakan, sebelum melakukan menanam bibit mangrove perlu melakukan serangkaian kajian.
Kajian bisa melihat dari lokasi tanam yang dilakukan di lokasi berpotensi mangrove dapat hidup dan sebaliknya tidak menaman di daerah yang rawan abrasi.
Berikutnya, perlu pertimbangan teknis sebelum melakukan penanaman mangrove.
Meliputi wilayah pesisir yang memiliki pasang surut, salinitas yang bervariasi, dan lainnya.
"Sayangnya, banyak penanaman mangrove sifatnya by projects, tanam tanpa kajian sehingga berujung kegagalan," terangnya.
Berdasarkan data DLH Kota Semarang Tahun 2022, luasan mangrove di Kota Semarang adalah 169,91 hektare.
Meliputi Kecamatan Genuk seluas 43,36 hektare, Semarang Utara 21,86 hektare, Semarang Barat 1,95 hektare, dan Tugu 102,74 hektare.
Dijelaskan Rudhi, mangrove yang ada sekarang merupakan hasil penanaman yang dilakukan masyarakat pesisir baik petani mangrove maupun nelayan.
Sebelumnya, mangrove alami degradasi sejak 1920 akibat pembukaan lahan tambak.
Bawang Putih di Dapur MBG Kota Semarang Ternyata Masih Mengandung Pestisida |
![]() |
---|
Bajaj Mulai Beroperasi di Kota Semarang, Dishub: Tidak Ada Izinnya |
![]() |
---|
Merawat Jenazah Adalah Ibadah Fitrah Wajib Berpedoman Ajaran Rasulullah SAW, Bukan Sekadar Tradisi |
![]() |
---|
Wali Kota Semarang Sebut Upayakan Tempat Tinggal untuk Korban Kebakaran di Jagalan |
![]() |
---|
Buka Peluang Wisata, Ngesti Bupati Semarang Optimistis Dampak Tol Bawen Semarang-Jogja |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.