Berita Demak
Jembatan Apung Penghubung 2 Kecamatan di Demak Ini Kondisinya Memprihatinkan
Jembatan mengapung yang menjadi jalur alternatif menghubungkan Desa Kebangarum Kecamatan Bonang dengan Desa Tarup
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, DEMAK - Jembatan mengapung yang menjadi jalur alternatif menghubungkan Desa Kebangarum Kecamatan Bonang dengan Desa Tarup Kecamatan Karangtengah kondisinya memprihatinkan.
Pantauan Tribunjateng di lokasi, Jembatan yang berbahan dasar kayu yang disangga dengan drum biru tepat berada di aliran Sungai Kontrak kerap menjadi pilihan warga setempat untuk mengakses jalan menuju ke Bonang ataupun ke Karangtengah.
Warga Desa Sidorejo, Kecamatan Sayung, Muthohar mengatakan bahwa jembatan kayu itu menjadi satu diantara akses alternatif yang kerap digunakan warga setempat untuk berpergian.
"Jalur jembatan ini sebenarnya untuk warga masyarakat dari kecamatan Karangtengah ke kecamatan bonang memperpendek," kata Muthohar.
Dia menambahkan bahwa banyak masyarakat juga memanfaatkan jalur ini untuk menghindari macet yang berada di jalur Pantura Semarang Demak.
"Mana kala jalan pantura itu macet bisa dilewatkan jembatan ini, yang bisa langsung ke Bonang, Wedung hingga sampai Jepara," ungkapnya.
Menurutnya, jembatan itu bisa membuat akses diantara dua kecamatan menjadi lebih dekat.
"Memperpendek kalau warga masyarakat dari semarang ke jepara bisa lewat sini, pendek tidak perlu lewat welang dan mayong," tuturnya.
Dia menceritakan bahwa saat ini kondisi jembatan kayu ini, dibilang lebih baik dibandingkan jaman dahulu yang harus menggunakan kapal kayu dengan ditarik dengan seutas tali tambang untuk menyebrangi aliran sungai kontrak.
"Dulu sempat pakai perahu dengan tali tambang sehingga air deras sangat berbahaya. Ada yang jatuh dulu," jelasnya.
Dengan melihat kondisi jembataan yang hanya bisa dilewati oleh kendaraan bermotor, dan terbuat dari kayu saja dengan fungsi yang kerap digunakan warga setempat, ia berharap pemerintah Kabupaten Demak maupun Provinsi Jawa Tengah bisa membuatkan akses jalan yang lebih layak.
"Kami harapkan kepada pemerintah Kabupaten Demak, maupun provinsi untuk melihat secara langsung kondisi jembatan, dan bisa mengetahui manfaat jembatan untuk bisa direalisasi," ungkapnya.
Disisi lain, Penjaga jembatan Kayu, Lisa warga Dukuh Kebanganom, Desa Kebangarum, Kecamatan Bonang, Kabupaten Demak menyampaikan bahwa jembatan kayu tersebut bisa terbangun dari hasil uang pribadi milik keluarganya.
Dia mengatakan harus membutuhkan biaya puluhan juta untuk membuat jembatan kayu yang menghubungkan dua Kecamatan.
Dengan modal yang telah dikeluarkan, Lisa pun memberikan tarif kepada warga masyarakat yang ingin melewati jembatan tersebut harus mengeluarkan uang Rp 2000.
KPK dan Kementerian Pantau Pengendalian Alih Fungsi Lahan Sawah di Demak |
![]() |
---|
Berebut Kendali Aset, 2 Yayasan Saling Tuding Pencurian Sertifikat Tanah Wakaf Kadilangu Demak |
![]() |
---|
Diduga Libatkan Orang Dalam, Sertifikat Tanah Wakaf Yayasan Sunan Kalidjogo Dicuri |
![]() |
---|
Demak Expo 2025 Wadah Promosi UMKM dan Koperasi Lokal, Targetkan Transaksi Rp 500 Juta |
![]() |
---|
Bocah di Demak Dipaksa Minum Air Kloset dan Cucian Kaki Oleh Ayah Kandung, Penyebabnya Bikin Emosi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.