Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Kirab Budaya di Karangbener Kudus, Hasil Bumi dan 1.000 Lebih Ingkung Ayam Diarak

Masyarakat membawa gunungan hasil bumi sekitar dan ingkung ayam berjumlah kurang lebih 1.000 ingkung diarak sejauh 1 kilometer

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: muslimah
TribunJateng.com/Saiful Ma'sum
Sejumlah masyarakat Desa Karangbener, Kecamatan Bae, Kabupaten Kudus melaksanakan kirab budaya gunungan hasil bumi dan kenduri, kemarin. 

TRIBUNJATENT.COM, KUDUS - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kudus, Sandung Hidayat mengatakan, perayaan tradisi budaya berupa kirab gunungan hasil bumi sering kali ditemukan di Kabupaten Kudus ketika memasuki bulan Muharam.

Beberapa di antaranya juga menyisipkan tradisi kenduri, seperti yang dilakukan masyarakat Desa Karangbener, Kecamatan Bae.

Dia menilai, pelaksanaan tradisi budaya merupakan bagian dari upaya masyarakat dalam merawat adat istiadat para leluhur atau nenek moyang.

Selain itu, sebagai ajang mengakrabkan masyarakat melalui kegiatan-kegiatan budaya, hingga pentas kesenian.

"Kita sering lihat banyaknya kegiatan budaya, terutama kirab gunungan hasil bumi dilakukan setiap Muharam. Ini bagian dari tradisi budaya yang perlu dijaga dan dirawat bersama," terangnya, Senin (31/7/2023).

Politisi Partai Gerindra itu mencontohkan, di Desa Karangbener, ada sebuah tradisi budaya yang masih diperingati masyarakat peninggalan leluhur. 

Tradisi tersebut dinamakan kenduri selamatan peringatan haul Mbah Singo Wijoyo Kusumo.

Yaitu sosok yang dipercaya sebagai perintis cikal bakal lahirnya Desa Karangbener. 

Menurut dia, haul kenduri dengan selamatan ingkung ayam di makam Singo Wijoyo Kusumo sudah menjadi tradisi budaya warga setempat yang terus dijaga dari tahun ke tahun.

Tradisi tersebut dikembangkan dengan pelaksanaan kirab budaya yang diikuti oleh rombongan RT, RW, tokoh masyarakat, unsur pendidikan, jajaran pemerintah desa, hingga masyarakat umum.

Masyarakat membawa gunungan hasil bumi sekitar dan ingkung ayam berjumlah kurang lebih 1.000 ingkung diarak sejauh 1 kilometer dari lapangan desa menuju komplek pemakaman. 

Kirab tersebut merupakan improvisasi perayaan tradisi budaya di Desa Karangbener, tanpa mengurangi esensi dari tradisi budaya itu sendiri. 

"Kalau pelaksanaan haul sudah dari nenek moyang ada, untuk acara kirab ini pertama kali dilakukan. Alhamdulillah berjalan sukses dan ramai," ujarnya.

Sandung yang juga sebagai tokoh masyarakat di Desa Karangbener menyebut, pelaksanaan kirab budaya melibatkan semua unsur masyarakat di desa setempat. 

Mulai dari pemerintah desa, RW, RT, BPD, pendidikan, karangtaruna, kelompok pengajian, hingga masyarakat umum. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved