Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

kominfo kota pekalongan

Tak Harus Mahal, Ini Asupan Gizi Murah Buat Anak Rekomendasi Persagi Kota Pekalongan

Makanan yang mengandung unsur gizi sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang anak. 

dokumentasi Dinas Kominfo Kota Pekalongan
Ilustrasi pamflet informasi tentang makanan yang bisa memenuhi kebutuhan gizi tubuh anak, tanpa harus mengeluarkan biaya mahal.  

TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Makanan yang mengandung unsur gizi sangat diperlukan untuk proses tumbuh kembang anak. 

Dengan mengonsumsi makanan yang cukup gizi secara teratur, anak akan tumbuh sehat sehingga mampu mencapai prestasi belajar yang tinggi untuk kesejahteraan hidupnya di masa mendatang.

Hal itu, diungkapkan Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kota Pekalongan, Ismanto, dalam rilis yang diterima Tribunjateng.com, Kamis (3/8/2023). 

Baca juga: Pakar Gizi Ungkap Nasi Goreng dengan Lauk Lengkap Cocok Entaskan Stunting  

Ismanto menjelaskan, kini masyarakat masih menganggap bahwa gizi seimbang harus mahal, kenyataannya pemenuhan gizi sangat bisa dilakukan tanpa harus mengonsumsi makanan yang mahal. 

Makanan yang tersedia di sekitar masyarakat sangat mungkin untuk memenuhi kebutuhan gizi tubuh. 

“Pemanfaatan sumber makanan yang ada di lingkungan kita yang seharusnya dilakukan, sebagai contoh Kota Pekalongan punya makanan lokal ikan asin atau gereh ya, murah dan tinggi protein kalsium. Tapi banyak masyarakat yang berpikir kalau konsumsi gereh itu kelas bawah, ini yang harus kita edukasi,” terang Ismanto, pada Tribunjateng.com. 

Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kota Pekalongan Ismanto.
Ketua Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi) Kota Pekalongan Ismanto.

Gambaran masyarakat terkait gizi seimbang, lanjut Ismanto, harus mengonsumsi daging, ikan yang mahal, nasi dari beras yang mahal dan sayur-buah mahal pula. 

Dijelaskan Ismanto, sebetulnya yang perlu diketahui masyarakat gizi baik dan seimbang baik terpenting memenuhi nilai unsur kandungan gizi, termasuk karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral.

Dikatakan Ismanto, kejadian stunting atau gizi kurang, terjadi karena kurangnya pemahaman masyarakat seperti apa porsi makanan gizi seimbang dan pemberian makanan yang tidak sesuai dengan tahapannya. 

Baca juga: Bolehkah Penderita Kolesterol Tinggi Makan Daging? Simak Dulu Penjelasan dan Tips Ahli Gizi

“Kita harus kerja keras, jangan pernah berhenti untuk mengkampanyekan memasyarakatkan kecukupan gizi. Ada satu hal lagi, kebiasaan di Kota Pekalongan kalau makan tidak pakai megono kurang sip, kita bisa variasi kombinasikan menjadi megono ikan tongkol, gabus atau tetelan, supaya lebih kompleks kandungan makanannya, dan tidak bosan,” ungkapnya.

Ismanto menilai, perubahan perilaku yang terjadi di masyarakat dari konsumsi makanan tradisional yang merupakan sumber nabati dan hewani, ke arah westernized atau kebarat-baratan yang banyak mengandung unsur gula dan lemak. 

"Sehingga, masyarakat perlu mengubah pola makan menjadi pola makanan sehat yang bersumber dari sistem pangan berkelanjutan," pungkas Ismanto. (dta) 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved