Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Sosok Muntari, Nenek Veteran 94 Tahun Mantan Juru Masak Saat Perjuangan Kemerdekaan di Kudus

Sosok Muntari nenek berusia 94 tahun yang menjadi veteran pejuang bertugas menjadi tukang masak pejuang kemerdekaan di Kudus

Penulis: Rifqi Gozali | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG/Rifqi Gozali
Sosok Muntari, Perempuan Berusia Nyaris 1 Abad asal Kudus yang Dulu Jadi Juru Masak saat Pertempuran. 

Selain itu dia juga turut serta menjadi juru masak para kombatan pembela Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

Muntari (kanan) perempuan juru masak saat pertempuran mempertahankan kemerdekaan
Mutohar (kiri) dan Muntari (kanan) perempuan juru masak saat pertempuran mempertahankan kemerdekaan.

“Dulu ceritanya rumahnya Mbah Muntari juga dibuat untuk mengungsi,” kata Mutohar saat ditemui Minggu (13/8/2023).

Meski tidak secara langsung Muntari mengangkat senjata dalam mempertahankan kemerdekaan, tapi perannya cukup sentral.

Darinya para kombatan dan para warga yang mengungsi perutnya bisa kenyang karena hasil masakan olahan Muntari.

“Dulu ceritanya dari Mbah Muntari saat itu situasinya mengerikan. Dentuman meriam terdengar di mana-mana,” kata Mutohar.

Dari berbagai kisah yang diceritakan Muntari kepada anak-anaknya tidak diketahui tepatnya kapan kejadian itu terjadi.

“Saya tidak tahu persis kapan yang diceritakan ibu saya itu. Yang pasti memang itu cerita yang saya dapatkan,” kata Mutohar.

Di usianya senjanya, kata Mutohar, Muntari mendapat tunjangan dari negara. Per bulan kisaran Rp 2,8 juta.

Uang itu digunakan Muntari untuk kebutuhan makan.

"Tunjangan diantar Pak Pos ke sini," katanya.

Memang saat agresi militer kedua pada 1949 pernah terjadi pertempuran hebat di lereng Muria.

Lima kilometer ke arah utara dari kediaman Muntari ada sebuah monumen yang kini disebut sebagai Monumen Macan Putih atau Markas Komando Daerah Muria.

Baca juga: Peringati HUT Kemerdekaan RI, Pena Mas Ganjar Gelar Turnamen Sepak Bola di Temanggung

Monument tersebut berada di Desa Glagah Kulon, Kecamatan Dawe, Kudus.

Di tempat itu dulu Mayor Kusmanto menyusun strategi untuk merampas logistik Belanda dan menghadangnya.

Dalam pertempuran saat itu memang tidak seluruh pejuang pembela Tanah Air adalah kaum adam. Kaum perempuan juga turut serta. Beberapa nama perempuan yang turut serta dalam pertempuran di lereng Muria tersebut di antaranya Nyonya Kusmanto, Maryati, Minthok, Sutinah, dan Ayu Suparti. (Goz)

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved