Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Muria

Glagahwaru Dilanda Kekeringan, Rohimatun Beli Rp 1.000/Gembes Cukupi Kebutuhan Air Bersih

Ratusan jiwa dari puluhan keluarga di Desa Glagahwaru, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus dilanda kekeringan lebih dari satu bulan.

Penulis: Saiful Ma sum | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG/SAIFUL MA'SUM
Pendistribusian air bersih di Desa Glagahwaru, Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus, Senin (11/9/2023). 

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Ratusan jiwa dari puluhan keluarga di Desa Glagahwaru Kecamatan Undaan, Kabupaten Kudus dilanda kekeringan lebih dari satu bulan.

Sumur yang dijadikan sebagai sumber utama mencukupi kebutuhan air sehari-hari kering tak mengeluarkan air.

Sementara tidak semua warga menjadi pelanggan PDAM karena keterbatasan ekonomi. 

Warga yang sumurnya kekeringan berjibaku mencukupi kebutuhan air setiap hari dengan berbagai upaya.

Mereka harus mengangsu ke tetangga untuk mendapatkan air guna mencukupi kebutuhan minum dan masak. 

Sementara kebutuhan lainnya seperti mandi, mencuci, buang air kecil, dan buang air besar harus membeli air Rp 1.000 per gembes.

Baca juga: Polres Kudus Buatkan Sumur Bor untuk Atasi Krisis Air Bersih di Setrokalangan Kaliwungu

Warga Glagahwaru RT 3 RW 1, Rohimatun mengatakan, mayoritas setiap rumah di desanya mempunyai sumur. Namun hanya sebagian warga saja yang juga menjadi pelanggan PDAM, karena keterbatasan ekonomi. 

Dia menyebut, krisis air bersih tahun ini sudah dirasakan kurang lebih satu bulan terakhir.

Sumur yang menjadi sumber penghasil air utama dilanda kekeringan.

Kejadian ini mengulang kejadian serupa yang dialami warga Glagahwaru pada dua tahun yang lalu.

Warga pun harus membeli air untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

"Sumurnya pada kering, untuk wudhlu saja tidak keluar air. Ada yang masih bisa memanfaatkan air PDAM, tapi tidak semua warga punya karena ekonomi masing-masing keluarga berbeda-beda," terangnya. 

Rohimatun menyatakan, warga yang dilanda kekeringan tidak bisa meminta air terus menerus kepada tetangga yang menggunakan PDAM. Dengan alasan, kondisi saat ini semua orang sama-sama membutuhkan air.

Dia pun harus merogoh kocek hingga ratusan ribu untuk membeli air sepanjang dilanda kemarau.

"Awal-awal masih bisa minta ke tetangga. Karena semua orang juga butuh air, akhirnya beli untuk minum, mandi, mencuci, dan kebutuhan lainnya," ujar dia. 

Baca juga: 58 Desa di Grobogan Jateng Krisis Air Bersih

Baca juga: 8 Desa di Enam Kecamatan Kabupaten Semarang Krisis Air Bersih, Ini Daftarnya

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved