Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jepara

Sosok RMAA Kusumo Utoyo: Bupati Jepara 1905-1923, Bangsawan, Birokrat dan Tokoh Pergerakan Nasional

RMAA Kusumo Utoyo adalah seorang bangsawan dan birokrat. Ia lahir pada 13 Januari 1871 pernah menjabat sebagai Bupati Jepara pada masa 1905 - 1923

Ist/Dok. Diskominfo Jepara
Seminar bertajuk “R.M.A.A. Kusumo Utoyo Bupati Jepara 1905-1923 Kiprah di Masa Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia” pada Selasa, (26/9/2023) di Aula Museum Kartini Kabupaten Jepara. 

Kusumo Utoyo melihat masyarakat menjadi semakin miskin. Sehingga sudah saatnya anak pribumi diberi martabat setara dengan kolonial Belanda. 

"Saat menjadi anggota Mindere Welvaart Commisie atau komisi untuk menyelidiki menurunkan kesejahteraan rakyat Eyang Kusumo Utoyo juga menyampaikan berbagai temuannya agar kondisinya bisa membaik," ujarnya.

Sementara itu, Kurator Koleksi Museum Perumusan Naskah Proklamasi Jaka Perbawa mengutip kalimat seorang sejarawan Anhar Gonggong.  Disebutnya, Anhar pernah bicara  masa-masa pergerakan nasional, politik etis adalah momen lahirnya orang-orang terpelajar, orang cerdas, kaum priyayi dengan pendidikan tinggi.

Namun, ada golongan priyayi yang bukan hanya cerdas dan berpendidikan tinggi tapi juga jadi generasi yang tercerahkan.

“Bapak Kusumo Utoyo sebagai contoh yang tercerahkan. Karena ada juga kaum priyayi yang hanya berlindung di bawah ketiak kolonial. Tokoh-tokoh Boedi Oetomo misalnya melihat kondisi bangsanya sendiri. Masih banyak yang tidak bisa sekolah, tidak bisa menyampaikan pendapatnya dan lainnya,” papar Jaka Perbawa.

Seminar yang disiarkan secara langsung melalui kanal Youtube Museum Kartini ini dihadiri beragam kalangan mulai dari pemerhati sejarah dan budaya, pelajar, mahasiswa, perwakilan instansi pemerintah, dan berbagai elemen lainnya tersebut berlangsung gayeng. Banyak saran, masukan atau sekadar pertanyaan yang disampaikan peserta seminar. 

Baca juga: Pelajari Sejarah Batik Jepara, Sejumlah Perempuan Ingin Lanjutkan Warisan RA Kartini

Baca juga: Asal-Usil RA Kartini Memiliki Nama Panggilan Trinil, Sang Ayah Gemas Polahnya Saat kecil

Pemerhati sejarah dan budaya asal Jepara, Hadi Priyanto mengatakan nama Kusumo Utoyo pernah disinggung RA Kartini dalam suratnya kepada Stella, koleganya yang ada di Belanda. Surat Kartini itu menceritakan perlakuan diskriminatif yang dialami Kusumo Utoyo, padahal yang bersangkutan merupakan lulusan terbaik HBS se-Jawa. 

Menurut Hadi, saat menjabat Bupati Jepara, Kusumo Utoyo meneruskan hal-hal yang pernah dirintis RA Kartini. Salah satu kebijakan yang dibuatnya yakni siswa sekolah dasar wajib mempelajari seni ukir yang merupakan kearifan lokal andalan Jepara.   

"Seni ukir termasuk salah satu yang diperhatikan Kusumo Utoyo, Hingga akhirnya pemerintah Hindia Belanda menjadikan sekolah khusus untuk seni ukir itu. Upaya merawat dan melestarikan kearifan lokal Jepara ini justru tidak serius dilakukan oleh bupati Jepara pada era Orde Baru. Ini yang kita sayangkan," tandasnya. 

 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved