Berita Semarang
Marak Kasus Bullying di Beberapa Daerah, Mbak Ita Antisipasi Agar Tak Terjadi di Semarang
Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menaruh perhatian terhadap maraknya kasus bullying yang terjadi di beberapa daerah.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu menaruh perhatian terhadap maraknya kasus bullying yang terjadi di beberapa daerah. Pihaknya mengantisipasi agar kasus serupa tidak sampai terjadi di ibu kota Jawa Tengah.
Ita, sapaannya, mengatakan, kasus bullying atau perundungan sempat terjadi di Kota Semarang pada 2022 lalu. Saat itu, siswa SMP menjadi korban bully di Alun-Alun Semarang. Bahkan, berita tersebut sempat viral di media sosial.
Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang pun bergerak cepat melakukan berbagai upaya memperbaiki sistem di sekolah hingga pendampingan agar tidak sampai terjadi perundungan.
"Di Kota Semarang, dulunya memang ada kasus, bahkan sampai viral. Namun Alhamdulillah sekarang sudah tidak ada," ujarnya.
Menurutnya, fenomena bullying yang terjadi akhir-akhir ini karena pengaruh tontonan atau tayangan di media sosial. Anak-anak bisa saja meniru tayangan di media sosial.
"Karena sekarang eranya digital. Mereka melihat film atau konten di gadget dan kemudian menirunya," ujarnya.
Ita menjelaskan, Kota Semarang memiliki Rumah Duta Revolusi Mental (RDRM). Tim ini muter ke sekolah-sekolah untuk melakukan sosialisasi dsn pendampingan. Pemkot Semarang juga memiliki program Geber Septi atau Gerakan Bersama (Sekolah Semarang Peduli dan Tanggap Bullying di Kota Semarang).
Pihaknya juga lebih masif mendorong Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) di Kota Semarang.
"P5 ini yang harus dikuatkan. Karena kalau siswa sudah disibukkan dengan banyak kegiatan positif, mereka akan lupa dengan hal hal negatif," ujarnya.
Saat ini, lanjut dia, projek P5 sudah bergulir di 60 sekolah dari SD, SMP hingga SMA. Dia mendorong implementasi P5 terus ditingkatkan. Pihaknya juga ingin kepala sekolah dan guru terus memberi pendidikan kepada siswa untuk tidak saling melakukan bullying.
"Tentunya, kita juga tidak boleh lengah, karena kejadian serupa bisa saja terjadi di mana saja kapan saja," katanya.
Di samping itu, lanjut dia, anak-anak juga harus dilibatkan dalam kegiatan positif Kota Semarang, misalnya kegiatan kepemudaan, lewat Kita Pemuda, program P5, bahkan melibatkan pelajar ikut serta program ketahanan pangan.
"Kita akan libatkan anak-anak muda untuk berkegiatan positif sehingga anak-anak bisa mengisi waktu kosong dengan beragam aktivitas. Ini tentunya bisa membangkitkan semangat anak-anak untuk berkegiatan positif," terangnya. (eyf)
Baca juga: Peningkatan Membaca Al-Quran Surah Al-Maun Melalui Metode Modeling
Baca juga: Empat Kades di Blora Diberhentikan Gegara Daftar Caleg
Baca juga: 10 Kota Terpanas di Indonesia Awal Oktober Menurut BMKG, Kota Semarang No 1 Disusul Palembang
Baca juga: Cegah Aksi Bullying, Disdikbud Batang Siapkan Satgas Tim Pemantau Konten Negatif
Promo Merdeka KAI Diperpanjang hingga 31 Agustus, Tiket Lebih Hemat 20 Persen |
![]() |
---|
Cerita Para Puan di Gunungpati: Sulap Sampah Jadi Emas |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Kota Semarang Minggu 24 Agustus 2025, Didominasi Awan, Suhu Capai 32 Derajat |
![]() |
---|
Kota Semarang Terima Dana Transfer Pusat Rp1,8 Triliun untuk 2025, Ini Kata Wakil Wali Kota |
![]() |
---|
DPC INSA Semarang Tanam 1.500 Bibit Mangrove di Tambakrejo |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.