Pemilu 2024
SOSOK Candra Saputra, Sempat Jual Ginjal untuk Bayar Utang, Jadi Wakil Rakyat untuk Mengabdi
Sebelum sukses menjadi anggota dewan, ia sempat akan menjual ginjalnya, untuk melunasi hutang-hutangnya sebesar Rp 400 juta lebih saat Pemilu 2014
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, KAJEN - Masyarakat Kabupaten Pekalongan pasti sudah tidak asing dengan Candra Saputra. Ia merupakan, tokoh pemuda Kabupaten Pekalongan yang saat ini menjabat sebagai anggota DPRD Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah.
Sebelum sukses menjadi anggota dewan, ia sempat akan menjual ginjalnya, untuk melunasi hutang-hutangnya sebesar Rp 400 juta lebih yang dipergunakannya untuk biaya kampanye caleg Pemilu 2014 di Kabupaten Pekalongan.
Bagaimana kisahnya ? Tribun Jateng, Minggu (15/10/2023) berkesempatan mewawancarai Candra Saputra yang saat ini menjabat anggota DPRD Kabupaten Pekalongan 2024.
Candra Saputra mengawali karirnya saat di Jakarta selama 10 tahun, sebagai staf ahli DPR RI. Dari situ Candra mempunyai tekad untuk menjadi pengabdi masyarakat.
"Saya sebenarnya bukan warga Pekalongan, tapi istri saya asli warga Pekalongan sehingga saya akhirnya menjadi warga Kabupaten Pekalongan."
"Awal mula saya pindah ke Pekalongan yaitu karena pekerjaan dan juga pengabdian di Pekalongan," kata Candra Saputra.
Kemudian, melihat masyarakat Kabupaten Pekalongan yang butuh sosok pengabdi masyarakat yang bisa dijaluri aspirasi. Oleh karena itu, Ia bersama istri Shinanta tergugah hatinya untuk menjadi pengabdi masyarakat dan memperjuangkan aspirasi.
"Alhamdulillah pada tahun 2019, saya dan istri menjadi anggota DPRD Kabupaten Pekalongan," imbuhnya.
Baca juga: Tahun ke-4 DPRD Kabupaten Pekalongan 2019-2024, 3 Fungsi Dewan Dilaksanakan dengan Baik
Baca juga: Banjir Tak Kunjung Surut, Belasan Warga Ngadu ke DPRD Kabupaten Pekalongan, Ini Permintaan Mereka
Menurutnya, keberhasilan ini merupakan semua karna Allah subhanahu wa ta'ala dan juga dukungan langsung masyarakat pada ia bersama istri.
Karena, sekarang masyarakat sudah pandai dalam hal memilih wakil rakyatnya, dan masyarakat itu tidak melihat partai tapi melihatnya figur.
"Tren figur inilah yang terjadi di Kabupaten Pekalongan. Alhamdulillah dengan program-program kami, dan turun langsung ke masyarakat. Masyarakat alhamdulillah, memberikan amanah dan percaya kepada kami."
"Jadi, disini fungsinya kita turun ke masyarakat meyakinkan masyarakat dengan program dan komitmen kita," ujarnya.
Saat berjuang mendapatkan keberhasilan, pasti ada kendala bahkan dulu sempat hampir menjual organ tubuhnya karena terlilit hutang pada pileg 2014.
Pada saat hendak menjual ginjalnya, ia pun harus pergi ke Jakarta, dan tidur bersama puluhan tunawisma di Masjid Agung Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat, untuk menjual ginjalnya kepada seseorang.
Selama 10 hari berada di Jakarta, ia tak kunjung menemukan orang yang ingin membeli ginjalnya untuk melunasi utangnya sebesar Rp 400 juta lebih.
"Hingga akhirnya, saya memutuskan untuk menemui menteri BUMN pada waktu itu Dahlan Iskan, yang menurutnya baik dan memiliki jiwa sosial tinggi. Utangnya pun lunas, ketika Dahlan Iskan membantu keuangannya," imbuhnya.
Candra mengungkapkan, ia belajar dari kegagalan 2014 karena saat itu dirinya jarang turun dan hanya percaya dengan tim yang akan membantunya. Tapi dari kegagalan itu ia bangkit untuk langsung turun ke masyarakat dan tidak ada sekat.
Pada tahun 2019, ia bersama istri berhasil menjadi anggota DPRD Kabupaten Pekalongan.
"Kuncinya adalah, kita turun ke masyarakat, kita dekat dengan masyarakat, dan masyarakat akan merasakan mana yang datang musiman atau yang hadir ketika mereka butuhkan," ungkapnya.
Ketika mengalami kesulitan dan gagal, ia dibantu oleh Dahlan Iskan berserta rekan-rekannya. Mereka semua memberikan motivasi pada dirinya, terutama untuk bisa bangkit lagi.
"Mereka ngasih motivasi, kamu pasti bisa dan dari motivasi beliau-beliau orang yang sukses itulah, saya jadi terkejut memotivasinya sehingga saya bisa seperti sekarang ini."
"Sosok idola, saya mengidolakan para pejabat-pejabat yang sukses namun yang punya perilaku yang baik. Sehingga, kita menjadi contoh dan kita ambil positifnya, kita terapkan juga, dan kita tidak perlu malu untuk mencontoh hal-hal yang positif dan yang buruk kita buang," ucapnya.
Keberhasilan Candra Saputra pun banyak memberikan manfaat untuk masyarakat, ia juga menjadi pengurus organisasi di Kota Santri seperti Ketua Askab Pekalongan, dan tokoh pemuda Muhammadiyah.
Walaupun begitu, tidak pernah melihat dan membedakan warna bahkan di lingkungan tempat tinggalnya adalah warga NU, hanya keluarganya saja Muhammadiyah.
Namun warga di situ 90 persen memilih dirinya dan istri. Karena ia tidak pernah membeda-bedakan ketika akan memberikan bantuan ataupun membantu seseorang.
Baca juga: Dua Raperda Disetujui Bersama dalam Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Pekalongan
"Saya membantu seseorang enggak pernah tanya kemarin milih saya atau enggak, ormasmu apa enggak pernah, kita setiap orang datang butuh bantuan kita bantu, di manapun karena itu sudah menjadi tugas dan tanggung jawab kita," katanya.
Tidak hanya itu, pihaknya juga selalu memberdayakan masyarakat masyarakat lokal apabila ada event-event.
Kemudian, yang paling penting dirinya bisa selalu mensupport mereka untuk bisa sukses. Hal ini, merupakan suatu kebanggaan bagi dirinya.
"Karena ada aspirasi kami yang memang untuk para pedagang, menumbuhkan UMKM, dan modal kerja. Kita juga tidak lepas begitu saja tapi kita monitoring terus. Ketika mereka mendapatkan bantuan, bantuan ini tepat sasaran atau dipergunakan untuk lain."
"Saya banyak menjadi pembina paguyuban pedagang, namanya komunitas pedagang antar sekolah. Jadi, pedagang-pedagang kecil kita buatkan badan hukum. Di situ kita kasih bantuan kita dampingi juga. Alhamdulillah mereka sudah mulai pada berkembang, dan mereka udah punya koperasi sendiri," ucapnya.
Pada tahun 2024 ini, rencana mendaftarkan diri menjadi maju ke tingkat provinsi.
Hal ini dilakukan karena ingin memberikan manfaat lebih luas kepada masyarakat.
"Untuk generasi milenial atau pemuda kita harus mengikuti tren apa yang sekarang ini terjadi, dan di situlah akan ada celah usaha yang bisa kita untuk meraih rezeki," katanya.
Candra menjelaskan, dari situ nanti bisa mendapatkan rezeki yang melimpah terutama dalam hal network komunikasi dengan siapapun, baik pejabat ataupun wakil rakyat itu harus terjalin.
"Kita harus dapatkan informasi sebanyak-banyaknya dan akses bantuan pemerintah itu juga banyak. Namun terkadang kita nggak aktif untuk menanyakan persyaratan apa saja, sehingga kita ketinggalan kereta nah inilah di sini fungsi peran kita, untuk memberikan edukasi informasi apapun itu."
"Terakhir, kunci dari semua itu adalah komunikasi yang baik dengan semua pihak," jelasnya. (Dro)
| Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
|
|---|
| Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
|
|---|
| Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
|
|---|
| 2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
|
|---|
| Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jateng/foto/bank/originals/saat-memberikan-motivasi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.