Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Lingkungan Hidup

34 Tahun Setia Tanam dan Rawat Mangrove di Pantai Tayu Pati, Karnawi Raih Kalpataru

Karnawi, warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Pati, mendapat penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2023.

|
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies

TRIBUNJATENG.COM, PATI - Karnawi, warga Desa Tunggulsari, Kecamatan Tayu, Pati, mendapat penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi Jawa Tengah tahun 2023.

Karnawi menerima penghargaan sebagai pembina lingkungan hidup.

Penghargaan itu diberikan atas dedikasi Karnawi menanam dan merawat mangrove di bibir pantai Desa Tunggulsari selama 34 tahun.

Upaya pelestarian lingkungan ini sudah dia mulai sejak 1989. 

Karnawi bersama keluarga dan rekan-rekannya menanam mangrove di sepanjang bibir pantai Desa Tunggulsari demi menghalau abrasi.

Suatu ketika, akibat pengetahuan yang belum matang, mangrove yang dia tanam lekas rusak dan gagal tumbuh. 

Karnawi lalu belajar dari sejumlah komunitas pegiat lingkungan dan organisasi maupun instansi yang terkait kegiatan konservasi.

Lalu, Karnawi mengganti mayoritas mangrove yang ia tanam dari jenis rhizophora ke avicennia. 

”Akhirnya usaha saya berhasil karena jenis ini akarnya lebih kuat dan tumbuhnya cepat,” papar dia, Kamis (2/11/2023).

Baca juga: Nasib Hutan Mangrove di Pesisir Semarang Jawa Tengah: Dikejar Abrasi, Dihantam Oligarki

Baca juga: Keren! Mahasiswa Unsoed Olah Buah Mangrove menjadi Tablet Effervescent Tanpa Pemanis Buatan

Baca juga: BBPOM Semarang Wujudkan Net Zero Carbon Lewat Gerakan Tanam Mangrove

Hingga kini, sudah puluhan hektare area pantai dia tanami mangrove

Di Desa Tunggulsari sendiri, area mangrove juga dimanfaatkan sebagai tempat wisata.

"Sekarang upaya ini sudah ada hasilnya. Kemarin waktu ada gelombang pasang besar, air laut tidak sampai menyentuh area tambak dan permukiman di desa. Kalau dulu bisa sampai ke desa," ucap Karnawi.

Dia mengenang, awal-awal dulu, dia pernah dicap gila lantaran menanami mangrove di lahan pantai yang bahkan bukan miliknya.

"Dulu kan di sini dibuka orang jadi tambak. Lalu kena abrasi dan hilang. Setelah ada sedimen lagi, saya tanami mangrove. Sampai saya diomeli dan bertengkar dengan teman-teman sendiri," ucap dia.

Kini, setelah mengetahui manfaat tanaman mangrove, masyarakat mendukung kegiatan Karnawi.

"Setelah tahu ada manfaatnya, masyarakat dan petani tambak mendukung semua. Apalagi mangrove selain menghalau abrasi juga bermanfaat untuk pemberdayaan masyarakat," tandas dia.

Keberadaan pantai wisata mangrove di Desa Tunggulsari tentu membawa manfaat ekonomis tersendiri bagi warga setempat.

Selain itu, tanaman mangrove di Desa Tunggulsari juga dimanfaatkan untuk pewarna batik alami dan bahan masakan.

Kulit batang dan akar mangrove jenis rhizophora berguna untuk pewarna alami batik. Adapun buah dari mangrove jenis avicennia bisa dimanfaatkan untuk bahan makanan. 

Sebagai pembina lingkungan hidup, Karnawi juga mengedukasi para pelajar dan masyarakat umum dalam hal penanaman mangrove.

Dalam berbagai kesempatan, dia juga melakukan kegiatan tanam mangrove melibatkan berbagai pihak. (mzk)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved