Suvenir Wayang dan Hiasan Dinding serta Lukisan Suryo Art sudah Mendunia
Beberapa pengrajin wayang kulit dan wayang golek masih eksis di Indonesia. Satu di antaranya adalah Suryo Art, di Tiara Ardi, Baki Kabupaten Sukoharjo
TRIBUNJATENG.COM, SUKOHARJO - Tiap tanggal 7 November diperingati sebagai Hari Wayang Nasional sebagaimana Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 30 Tahun 2018. Penetapan hari Wayang Nasional berdasarkan keputusan UNESCO pada 7 November 2003.
Beberapa pengrajin wayang kulit dan wayang golek masih eksis di Indonesia. Satu di antaranya adalah Suryo Art, di Tiara Ardi, Jl. Melati 3 No. 03, Dusun I, Purbayan, Kecamatan Baki Kabupaten Sukoharjo.
Suryoart terkenal akan modifikasi dalam pembuatan segala jenis wayang, sehingga wayang tidak hanya dinikmati dalam seni pertunjukan saja, melainkan dapat dinikmati sebagai seni pajangan yang memperindah ruangan. Suryo Art menggunakan bahan logam dan kayu, dan telah terpilih menjadi salah satu dari 20 produk UMKM yang lolos kurasi Kementrian Koperasi dan UKM sebagai souvenir resmi KTT G20 Bali.
"Menikmati wayang tidak hanya dengan pementasan oleh dalang saja, melainkan dalam wujud wayang kenang-kenangan, hiasan rumah. Kerajinan yang dibuat adalah hand made asli buatan tangan dengan teknik pahat dan lukis tradisional," kata Suryo pemilik Suryo Art, kepada Afifah Heninda Mufti mahasiswa UIN Solo magang jurnalistik Tribunjateng.com, Selasa 6 November 2023.
Menurut penjelasan Suryo, dia mulai mendirikan usaha kerajinan wayang tahun 2011. "Waktu itu saya sebagai pemilik juga masih bekerja sebagai karyawan. Ada yang memahat, melukis wayang, ditambah lagi ayah saya pembatik. Dari keluarga juga ada yang pemain wayang orang. Dalam keluarga memang suka seni budaya mewarisi budaya turun temurun yang adiluhung," tutur Suryo.
Hingga kini Suryo memiliki lima karyawan tetap. Mereka ada yang mengecat dan memahat. "Saya juga memberikan peluang bagi orang yang mau mendirikan pekerjaan, dengan bimbingan saya, dan setelahnya mahir bisa buka usaha sendiri. Hanya orang-orang tertentu saja yang bisa mengeluti bidang ini,” terang Suryo.
Wayang Kulit
Terkait dengan bahan yang digunakan memang berdasarkan pesanan yang masuk, misalnya yang paling legendaris yaitu wayang kulit yang berasal dari kulit hewan “Iya misalkan ada yang pesan wayang kulit, biasanya memakai bahan dari kulit hewan kerbau, sapi, dan kambing,” kata Suryo.
Diantara ketiga jenis bahan wayang kulit yang paling mahal adalah yang dari kulit hewan kerbau, karena kualitasnya sangat bagus. Untuk wayang kayu berasal dari kayu sedangkan wayang logam berasal dari logam yang telah diolah. Dan dari semua bahan tersebut kebanyakan berasal dari pasokan daerah Klaten, Jogja, dan Sleman.
Dalam proses pembuatan wayang Suryoart sangatlah beragam, dan tergantung dari permintaan konsumen. Karena kerajinan ini berfokus pada semua bentuk dan jenis wayang berdasarkan bahan, jadi pembuatannya sesuai jumlah pesanan.
"Waktu itu ada yang memesan wayang kulit asli dari kulit kerbau dan diberi hiasan emas asli, sehingga pengerjaannya memakan waktu selama hampir satu bulan penuh, untuk satu wayang saja, seperti kuyon gunungan wayang dan arjuna yang pembuatannya lumayan susah dan detail," jelas Suryo.
Punya Karakter
Selama berkecimpung di dunia kerajinan wayang, yang paling laris dipesan adalah jenis wayang yang memiliki karakter atau filosofi yang baik, seperti Arjuna, Kresna, Rama, Sinta yang memiliki makna kesetiaan dalam cinta. "Paling laris tokoh Rama, Sinta dalam bentuk wayang logam dipadukan dengan kayu, seperti tempat untuk menaruh pena," terangnya.
Harga tergantung bahan, ukuran, dan kerumitan dalam pembuatan. Misal wayang dari yang paling murah untuk souvenir pernikahan berbahan kayu mulai harga Rp 25.000 sampai ratusan ribu, wayang yang berasal dari logam yang harganya tidak sampai jutaan, hingga wayang yang berasal dari kulit kerbau yang memiliki predikat harga paling mahal yaitu satu wayang sekitar 5.000.000, dengan pengerjaan kurang lebih satu bulan lamanya.
Produk kerajinan Suryo Art sudah mendunia. "Ada pemesan dari Amerika, Australia, Italia, Rusia, Cina, Singapura, Hongkong, dan Jepang. Bukan pentas wayang kulit. Mereka pesan bentuk ornamen rumah, piala, souvenir, barang fungsional, tempat pena, tempat vas bunga dan hiasan lampu," kata Suryo.
Suryo mengajak generasi muda mencintai seni budaya sendiri yang adiluhung. "Kalau generasi muda tidak mengenal pewayangan, maka wayang akan punah. Yang penting kita semaksimal mungkin berusaha agar keberadaan wayang bisa diwariskan kepada generasi berikutnya. Sehingga eksistensi wayang terus terjaga," harapnya. (Afifah Heninda Mufti/mahasiswa UIN Solo magang Jurnalistik Tribunjateng.com)
Kondisi Terkini 4 Aggota PSHT yang Jadi Korban Pembacokan di Baki Sukoharjo |
![]() |
---|
Polres Jepara Gelar Nobar Wayang Kulit Secara Live Streaming dalam Rangka Hari Bhayangkara ke-79 |
![]() |
---|
Pertunjukan Wayang Kulit Kliwonan Terhenti, Disbudpar Semarang Janji Hidupkan Lagi |
![]() |
---|
Bupati Lilis Nuryani Terima Sertifikat UNESCO Global Geopark untuk Geopark Kebumen di Paris |
![]() |
---|
Pemkab Jepara Temani Duta Besar Bosnia Sebagai Sikap Serius Masuk Warisan Budaya Tak Benda UNESCO |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.