Memahami Abses: Infeksi Bakteri dan Pengobatannya untuk Kesehatan Optimal

TRIBUNJATENG.COM - Abses, suatu kondisi yang terjadi akibat infeksi bakteri, merupakan kantong berisi nanah yang dapat muncul di berbagai bagian tubuh, termasuk kulit, mulut, serta organ dalam seperti paru-paru, otak, atau saraf tulang belakang.

Biasanya, abses terlihat sebagai benjolan kemerahan yang terasa hangat ketika disentuh. Nanah di dalamnya terbentuk dari kombinasi sel darah putih, sel-sel mati, dan bakteri. Penting untuk dicatat bahwa pengobatan abses tidak hanya sebatas penggunaan antibiotik, melainkan juga memerlukan proses pembukaan dan pengeluaran nanah yang ada di dalamnya.

Abses dapat menjadi masalah yang lebih serius jika tidak diobati dengan cepat, menyebabkan komplikasi seperti sepsis. Kondisi ini tidak hanya dapat terjadi pada manusia tetapi juga pada hewan, termasuk kucing.

Baca juga: Abetalipoproteinemia: Kelainan Genetik Langka yang Mengganggu Metabolisme Lemak

Penyebab dan Gejala Abses Umumnya, abses disebabkan oleh infeksi bakteri yang berkembang sebagai komplikasi dari penyakit infeksi lainnya. Infeksi virus, parasit, atau jamur jarang menyebabkan abses, tetapi penderita infeksi tersebut dapat berisiko terkena infeksi sekunder yang akhirnya membentuk abses.

Gejala abses bervariasi tergantung pada lokasi terbentuknya abses. Pada kulit dan mulut, penderita mungkin mengalami nyeri, pembengkakan, sensasi hangat, dan demam. Sementara itu, abses di dalam tubuh dapat menimbulkan gejala seperti sesak napas, batuk, sakit perut, dan demam.

Pengobatan dan Pencegahan Abses Abses kulit kecil dapat diatasi dengan kompres hangat, sementara abses berukuran besar memerlukan pengobatan antibiotik. Dalam beberapa kasus, dokter mungkin perlu melakukan tindakan operasi kecil untuk mengeluarkan nanah.

Untuk mencegah abses, menjalani gaya hidup bersih dan sehat serta merawat kesehatan kulit sangat penting. Penting juga untuk segera mencari pengobatan jika mengalami infeksi. Jangan mencoba memencet atau membuka abses sendiri, agar bakteri di dalamnya tidak menyebar lebih luas.

Sumber artikel: Alodokter