Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Penyakit

Memahami Abses Dubur: Gejala, Faktor Risiko, dan Pencegahan

Abses dubur adalah pembengkakan berisi nanah yang muncul di daerah anus. Abses dubur dapat menyebabkan rasa sakit, terutama saat duduk.

Hermawan Handaka
Foto ilustrasi mengajarkan anak buang air besar (BAB). Abses dubur adalah pembengkakan berisi nanah yang muncul di daerah anus. 

TRIBUNJATENG.COM - Abses dubur adalah pembengkakan berisi nanah yang muncul di daerah anus. Keadaan ini biasanya terjadi akibat infeksi bakteri di sekitar anus. Abses dubur dapat menyebabkan rasa sakit, terutama saat duduk atau saat buang air besar.

Tanda umum abses dubur adalah adanya pembengkakan kecil yang berwarna kemerahan di sekitar saluran anus. Beberapa kasus juga mencatat bahwa abses dapat muncul di ujung usus besar yang terhubung dengan anus (rektum).

Jika tidak ditangani dengan segera, abses dubur dapat menyebabkan pembentukan saluran tidak normal di sekitar anus (fistula ani). Keadaan ini dapat membuat rasa sakit semakin intens, bahkan bisa menyulitkan kontrol saat buang air besar.

Baca juga: Memahami Abses: Infeksi Bakteri dan Pengobatannya untuk Kesehatan Optimal

Penyebab dari abses dubur

Abses dubur terjadi ketika kelenjar-kelenjar di sekitar anus mengalami infeksi bakteri. Akibatnya, kelenjar-kelenjar tersebut menjadi membengkak dan berisi nanah. Beberapa faktor penyebab abses dubur antara lain:

  • Penyumbatan kelenjar di daerah anus
  • Luka atau retakan di anus (fisura ani) yang terinfeksi
  • Cedera pada anus
  • Penyakit menular seksual

Faktor risiko abses dubur

Abses dubur bisa terjadi pada siapa saja, namun lebih berisiko terjadi pada individu yang:

  • Menderita penyakit radang usus, seperti kolitis ulseratif dan penyakit Crohn
  • Mengidap peradangan panggul, diabetes, divertikulitis, diare, atau sembelit
  • Memiliki sistem kekebalan tubuh yang lemah, contohnya karena mengidap HIV/AIDS
  • Menggunakan obat golongan kortikosteroid atau menjalani kemoterapi
  • Melakukan hubungan seks melalui anus
  • Merokok

Abses dubur juga lebih sering terjadi pada ibu hamil, bayi, dan balita yang masih menggunakan popok.

Tanda-tanda Abses Dubur

Gejala umum dari abses dubur meliputi rasa sakit di sekitar anus atau rektum yang bersifat menusuk. Nyeri ini dapat terus menerus dan meningkat saat duduk, batuk, atau saat buang air besar.

Gejala lain yang mungkin timbul akibat abses dubur mencakup:

  • Konstipasi
  • Kelelahan
  • Kesulitan buang air kecil
  • Demam dan menggigil
  • Sakit di bagian bawah perut
  • Iritasi, pembengkakan, dan kemerahan di sekitar anus
  • Keluarnya nanah atau darah dari anus

Kapan Harus Menghubungi Dokter

Jika mengalami gejala seperti yang disebutkan di atas, segera konsultasikan dengan dokter. Abses dubur yang tidak ditangani dapat berkembang menjadi fistula ani, yakni saluran tidak normal di sekitar anus. Fistula ani memerlukan tindakan operasi dan biasanya membutuhkan waktu yang cukup lama untuk proses penyembuhan.

Segera periksakan ke unit gawat darurat jika mengalami demam tinggi disertai dengan muntah, menggigil, kesulitan buang air besar, dan nyeri tak tertahankan di sekitar anus. Gejala tersebut dapat mengindikasikan penyebaran infeksi ke dalam aliran darah. Tanpa penanganan cepat, dapat terjadi sepsis, syok, bahkan kematian.

Diagnosis Abses

Dubur Dokter akan memulai diagnosa dengan menanyakan gejala dan riwayat kesehatan pasien. Selanjutnya, pemeriksaan fisik pada daerah anus pasien akan dilakukan. Melalui pemeriksaan fisik, dokter dapat membedakan apakah pembengkakan di anus pasien merupakan abses atau wasir.

Dokter juga akan melakukan uji penunjang untuk memastikan penyebab abses yang terbentuk di anus. Uji tersebut melibatkan:

  • Pemeriksaan darah, untuk mendeteksi diabetes, radang usus, atau HIV/AIDS
  • Endoskopi atau kolonoskopi, untuk melihat kondisi saluran anus dan rektum
  • Pemindaian dengan USG, CT scan, atau MRI, untuk mendeteksi lokasi abses yang lebih dalam dan tidak terlihat selama pemeriksaan fisik

Pengobatan Abses Dubur

Abses dubur tidak dapat sembuh hanya dengan terapi antibiotik. Penanganan yang diperlukan untuk mengatasi kondisi ini adalah operasi, yang jenisnya bergantung pada lokasi abses.

Jika abses terlokalisir di daerah yang tidak terlalu dalam, pasien dapat menjalani operasi kecil dan biasanya diizinkan pulang setelah kondisi pulih. Namun, jika abses terletak di area yang lebih dalam atau berukuran besar, pasien perlu dirawat inap.

Operasi abses dubur dapat dilakukan dengan menggunakan anestesi lokal atau anestesi umum. Operasi melibatkan pembuatan sayatan di area abses untuk mengeluarkan nanah dari anus.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved