Pemilu 2024
Ini Pesan Wali Kota Pekalongan Achmad Afzan Arslan Djunaid Jelang Tahun Politik
Kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak terbatas tanggung jawab penyelenggara pemilu
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: muh radlis
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Kesuksesan penyelenggaraan Pemilu 2024 tidak terbatas tanggung jawab penyelenggara pemilu semata, tapi juga ditentukan peran semua pihak, baik peserta, penyelenggara, pemilih dan stakeholder.
Oleh karenanya kolaborasi, koordinasi, dan sinergi semua pihak perlu dilakukan.
Selain itu, perlu adanya kontrol dan keterlibatan aktif masyarakat dalam seluruh agenda pemilu 2024 dan dukungan dari media dan pemerintah, TNI, Polri, juga penyelenggara pemilu yang kompeten dan berintegritas, dan peradilan pemilu berintegritas, serta pemilih yang berdaulat.
Hal ini disampaikan Wali Kota Pekalongan, Achmad Afzan Arslan Djunaid saat membuka kegiatan pertemuan Forum Komunikasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) Pekalongan Timur, di aula Kecamatan Pekalongan Timur.
Menurut Aaf, sapaan akrabnya, menjelang tahun politik 2024 adanya pileg dan pilpres, tentunya setiap orang memiliki pandangan politik dan pilihan berbeda.
Namun, walaupun berbeda pandangan dan pilihan, menjaga kondusivitas di tahun politik sangatlah penting, agar masyarakat tidak mampu dipecah belah.
"Sebenarnya di tahun 2024 ada dua agenda antisipasi kerawanan yang harus disiapkan, yakni pelaksanaan pemilu 2024 yang jatuh pada 14 Februari 2024, dimana dalam pelaksanaan pemilu berbarengan juga dengan kerawanan banjir yang harus diantisipasi."
"Saya tekankan kepada para lurah, camat, babinsa, bhabinkamtibmas untuk mengakomodir wilayahnya mana saja yang masih berpotensi terdampak banjir. Wilayah mana saja yang masih perlu penanganan got mampet, menggalakkan kerja bakti lingkungan, dan sebagainya," ujar Aaf, Rabu (22/11/2023).
Menurutnya, hal ini harus diakomodir sejak awal. Jangan sampai setelah ada kejadian banjir, baru ketahuan wilayah mana yang berpotensi," ucapnya.
Mas Aaf yakin, terkait pelaksanaan pemilu 2024, masyarakat Kota Pekalongan bisa menjaga kondusivitas wilayahnya masing-masing. Mengingat, dalam pesta demokrasi tahun-tahun sebelumnya pun sudah berjalan kondusif meski ada perbedaan pilihan dan sedikit gesekan-gesekan.
"Namun, hal tersebut tidak menjadi halangan terciptanya kondusivitas di Kota Pekalongan. Saya juga mendorong, masyarakat untuk bersikap arif dan bijak dalam menanggapi berita-berita di media sosial (medsos)."
"Tinggal bagaimana, semua harus bersinergi bersama. ASN, TNI, Polri, dan masyarakat juga harus hati-hati dan menjaga netralitas dalam pemilu. Dimana, mereka dilarang berfoto dengan pose tertentu seperti menggunakan jari menunjuk angka 1, 2, atau 3, atau pose hati ala Korea. Yang diperbolehkan hanya pose foto mengepalkan tangan dan lambang love," imbuhnya.
Masyarakat juga harus bersikap bijak dalam memposting dan menanggapi berita di medsos. Kroscek terlebih dahulu berita yang diterimanya, dari sumber yang terpercaya.
Membaca Ulang Partisipasi Pemilih pada Pemilu Tahun 2024: Antara Antusiasme Elektoral dan Kejenuhan |
![]() |
---|
Inilah Sosok Rizqi Iskandar Muda Anggota DPRD Jawa Tengah Termuda Asal Batang, Dilantik Bareng Ayah |
![]() |
---|
Kisah Happy Franz Haloho, Dilantik Jadi Anggota DPRD 2024-2029 Meski Hanya Modal 94 Suara |
![]() |
---|
2 Caleg PDIP Ancam Kepung Gedung DPRD Karanganyar, Jika Tak Dilantik Sebagai Wakil Rakyat |
![]() |
---|
Komeng Raih 5.399.699 Suara, Ternyata Tak Otomatis Jadi Ketua DPD, Justru Malah Nama Ini |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.